Mitra Investindo Bakal Garap Bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PT Mitra Investindo Tbk (MITI), Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (EFL) berkolaborasi gali potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Jul 2023, 21:49 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 21:49 WIB
Mitra Investindo Bakal Garap Bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PT Mitra Investindo Tbk (MITI), Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (EFL) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) untuk menjajaki peluang bisnis energi baru terbarukan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Investindo Tbk (MITI), Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (EFL) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) untuk menjajaki peluang bisnis energi baru terbarukan berupa tenaga surya yang ramah lingkungan.

Melalui Nota Kesepahaman ini, MITI, SANY dan Emas Fortuna Ltd, akan menggali potensi bisnis energi baru terbarukan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar farm melalui pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV).

"Pelaksanaan joint venture tersebut akan memperhatikan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku bagi para pihak serta perjanjian definitif terkait yang akan ditandatangani kemudian," kata Presiden Direktur PT Mitra Investindo Tbk, Andreas Tjahjadi dalam keterangan resmi, Jumat (7/7/2023).

Proyek pengembangan energi hijau listrik tenaga surya ini merupakan salah satu upaya Perseroan mendukung Agenda PBB 2030 untuk Sustainable Development Goals khususnya Goal #7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable And Clean Energy).

Di sisi lain, inisiatif ini juga mendukung program Pemerintah untuk untuk mengurangi emisi karbon hingga 32 persen atau setara 912 juta ton pada tahun 2030 dengan menggunakan bahan bakar non fosil.

 

"Pengembangan Teknologi dan Investasi Tenaga Surya akan menyediakan energi bersih yang ramah lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat lokal serta memenuhi permintaan pasar atas energi murah dan ramah lingkungan," imbuh Andreas

SANY Group Co. Ltd merupakan sebuah perusahaan multinasional asal China yang fokus pada produksi alat berat, dan berkantor pusat di Changsha, Provinsi Hunan.

Sany merupakan produsen alat berat terbesar kedua di dunia dan merupakan perusahaan pertama asal China dalam industri alat berat yang masuk ke dalam daftar the FT Global 500 dan the Forbes Global 2000.

Sany Group Co., Ltd telah mencatatkan sahamnya (listing)di Shanghai Stock Exchange 2003 dan saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 19,46 miliar.

Pada 2021, SANY Heavy Industry menempati ranking 468 Perusahaan Publik terbesar di dunia menurut Forbes Global 2000. Sany memiliki belasan kawasan industri di China, pabrik di Brazil, Jerman, India, Indonesia, dan Amerika Serikat. Sany mempekerjakan sekitar 90.000 orang di seluruh dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Laba 2022 Naik 194 Persen, Mitra Investindo Tebar Dividen Rp 5,31 Miliar

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) erencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 5,31 miliar atau RP 1,5 per saham. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Rabu, 24 Mei kemarin.

"RUPST menyetujui penggunaan Laba Bersih tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 dalam bentuk pembagian dividen tunai final sebesar Rp 1,50 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 5,31 miliar dan sisanya sebesar Rp 9,94 miliar sebagai laba ditahan (retained earning)," mengutip hasil RUPST perseroan, Kamis (25/5/2023).

Informasi saja, Mitra Investindo membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 121,89 miliar pada 2022. Raihan itu naik sebesar 496 persen dari Rp 20,47 miliar pada tahun sebelumnya.

EBITDA juga mengalami peningkatan sebesar 196,31 persen seiring dengan meningkatnya pendapatan pada 2022, dari semula Rp 21,94 miliar menjadi Rp 7,40 miliar.

 

 


Perubahan Pengurus

Kapal Mitra Investindo. Dok  Mitra Investindo
Kapal Mitra Investindo. Dok Mitra Investindo

Bersamaan dengan itu, laba bersih perseroan naik secara signifikan sebesar 194 persen menjadi Rp 5,35 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5,22 miliar.

Mengakhiri tahun buku 2022, total aset perseroan naik 508 persen menjadi Rp 475,03 miliar dibandingkan 2021 sebesar Rp 78,09 miliar.

Liabilitas naik menjadi Rp 81,04 miliar atau naik sebesar 284 persen dibandingkan tahun buku 2021 sebesar Rp 21,08 miliar. Sementara ekuitas naik 591,08 persen menjadi Rp 394 miliar dari Rp 57,01 miliar pada 2021.

Selain pembagian dividen, rapat juga menyetujui perubahan pengurus perseroan menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris: Leonard Tanubrata

Komisaris: Mohamad Indra Permana

Komisaris Independen: Ir. Maruli Gultom

Direksi

Presiden Direktur: Andreas Tjahjadi

Direktur Keuangan: Ignatius Edy Suhardaya

Direktur: Ir. Bambang Ediyanto

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya