Perusahaan Patungan PTPP dan ADHI Kerjakan Paket Proyek Commuter Railway di Filipina

Perusahaan patungan antara PT PP Tbk (PTPP) bersama PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mendapatkan tender dua paket proyek North-South Commuter Railway di Filipina.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2023, 14:34 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2023, 14:34 WIB
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana melakukan pelepasan aset atau divestasi saham PT Sinergi Investasi properti (SIP).
Proyek pembangunan North-South Commuter Railway yang berlokasi di Filipina dikerjakan oleh perusahaan joint venture BUMN konstruksi dari Indonesia yakni PT Adhi Karya Tbk Tbk dan PT PP Tbk. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Tbk (PTPP) bersama PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mendapatkan tender dua paket proyek North-South Commuter Railway di Filipina.

Proyek pembangunan North-South Commuter Railway yang berlokasi di Filipina dikerjakan oleh perusahaan joint venture BUMN konstruksi dari Indonesia yakni PT Adhi Karya Tbk dan PT PP Tbk. Dua paket proyek yang dimenangkan oleh BUMN itu terdiri dari paket CP S-01 untuk pengerjaan railway sepanjang 1,2 kilometer dan CP S-03C untuk pengerjaan jalur kereta api sepanjang 5,8 kilometer.

“Dalam pembangunan proyek North-South Commuter Railway, PTPP telah dipercaya oleh Pemerintah Filipina untuk mengerjakan pembangunan proyek di negara tersebut,” ujar Direktur Utama PT PP Tbk, Novel Arsyad dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Minggu (16/7/2023).

Pengumuman pemenang atas kedua proyek itu telah dilakukan pada 17 Februari 2023 untuk proyek Paket CP S-01 dan 26 Juni 2023 untuk proyek Paket CP S-03C.

Paket CP S-01 ini memiliki ruang lingkup pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan bangunan dan Teknik sipil untuk struktur viaduk kereta api sepanjang kurang lebih 1,2 kilometer termasuk 1 stasiun laying di Bluementritt. Paket C S-01 memiliki nilai kontrak dengan masa pelaksanaan 4 tahun.

Adapun paket CP S-03C memiliki ruang lingkup pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan bangunan dan teknik sipil untuk struktur viaduk Kereta Api sepanjang kurang lebih 5,8 kilometer termasuk pembangunan dua stasiun layang di Bicutan dan Sucat. Paket C S03C memiliki nilai kontrak sekitar Rp5 triliun dengan masa pelaksanaan selama 5,5 tahun.

“Perusahaan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Filipina dalam memberikan kepercayaan kepada perseroan sehingga perusahaan turut berkontribusi dalam pembangunan proyek senilai total lebih dari Rp8 triliun," ujar Novel.

 

Penandatanganan Kerja Sama

Turis Selandia Baru Meninggal Dunia Usai Terjatuh di Jalur Kereta Kematian Thailand
Penandatangan perjanjian kerja sama dalam pembangunan kedua paket proyek tersebut telah ditandatangani pada Kamis, 13 Juli 2023 berlokasi di Istana Malacanan, Manila, Filipina. (dok. Johannes Plenio/Unsplash)

Dalam pembangunan proyek tersebut, perseroan membentuk joint venture dengan Adhi Karya Sedangkan PT PP mendapatkan porsi pekerjaan sebesar 49 persen. Perolehan kedua paket proyek tersebut telah menambah nilai kontrak baru PTPP pada Juni untuk Paket CP S-01 dan pada Juli untuk Paket CP S-03C.

Penandatangan perjanjian kerja sama dalam pembangunan kedua paket proyek tersebut telah ditandatangani pada Kamis, 13 Juli 2023  berlokasi di Istana Malacanan, Manila, Filipina.

Pada acara penandatanganan perjanjian kontrak kerja sama tersebut diwakili oleh Pande Ketut selaku SVP Divisi Operasi Infrastruktur PTPP dan Isman Widodo selaku General Manager Railway Departement ADHI yang dihadiri dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand R. Marcos Jr bersama dengan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo, Novel Arsyad selaku Direktur Utama PTPP dan Entus Asnawi Mukhson selaku Direktur Utama ADHI.

PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 11,62 Triliun hingga Juni 2023

BUMN PP Raih Kontrak Baru Rp 10,9 Triliun Hingga Agustus
Manajemen PTPP Tbk optimistis kontrak baru Rp 24 triliun dapat tercapai pada akhir 2014.

Sebelumnya, emiten konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan perolehan kontrak baru hingga akhir Juni 2023 sebesar Rp 11,62 triliun. Kontrak baru tersebut tumbuh 6,31 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy) sebesar Rp 10,93 triliun.

Perolehan kontrak baru tersebut berasal dari proyek The North-South Commuter di Filipina sebesar Rp 1,36 triliun, Bendungan Cibeet sebesar Rp 937 miliar, East Port Lamongan Phase 1A & 1 B sebesar Rp 767 miliar, Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino Paket 2 sebesar Rp 683 miliar, Gedung BSI Antara sebesar Rp 607 miliar. 

Selain itu, ada juga proyek Pembangunan Jalan Akses Menuju Masjid IKN dan Dermaga Logistik sebesar Rp 397 miliar, Universitas Haluleo Kendari sebesar Rp 240 miliar, Duplikasi Jembatan PIK sebesar Rp 205 miliar, Rumah Sakit Amanah Banjarmasin sebesar Rp 201 miliar, dan sebagainya.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menuturkan, hingga Juni 2023, kontrak baru dari pemerintah (Government) mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 45,67 persen, disusul oleh BUMN (SOE) sebesar 27,27 persen, dan swasta (Private) sebesar 27,06 persen. 

"Komposisi perolehan proyek tersebut terdiri dari Induk sebesar 85,10 persen dan Anak Usaha sebesar 14,90 persen," kata Bakhtiyar dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (12/7/2023).

Sedangkan, berdasarkan lini bisnis perusahaan komposisi perolehan kontrak baru perusahaan terdiri dari lini bisnis Gedung sebesar 34,8 persen, Jalan dan Jembatan sebesar 24,6 persen, Perkeretaapian sebesar 11,7 persen, Bendungan sebesar 9,7 persen, Pelabuhan sebesar 8,5 persen, Industri sebesar 7,4 persen, Irigasi sebesar 2,1 persen, dan Minyak & Gas sebesar 1,1 persen.

 

Optimistis Penuhi Target Kontrak Baru

logo PT PP Persero
sumber ; ptpp.co.id

Dengan demikian, PTPP masih optimistis dapat memenuhi target kontrak baru yang ditetapkan pada akhir 2023, yakni sebesar Rp 34 triliun.

Sementara itu, PTPP secara terus menerus akan mempertahankan kinerja perusahaan termasuk kinerja keuangan yang ditunjang secara selektif dengan pemilihan proyek yang berkontribusi positif terhadap keuangan dan meraih target divestasi sampai dengan akhir tahun sebesar Rp 1,4 triliun. 

Dengan raihan kinerja perusahaan sampai dengan saat ini, PTPP telah memenuhi kewajiban atas pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 Seri B yang telah jatuh tempo pada Juli lalu. 

"Perusahaan akan terus meningkatkan tata kelola dan kinerja perusahaan di mana salah satunya didukung oleh pengembangan sistem ERP yang telah diterapkan sejak 2016," pungkasnya.

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya