Pendapatan Ciputra Development Susut 4,29 Persen Jadi Rp 4,6 Triliun pada Semester I 2023

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat pendapatan turun 4,29 persen dan laba susut 22,47 persen pada semester I 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Agu 2023, 11:44 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2023, 11:44 WIB
Pendapatan Ciputra Development Susut 4,29 Persen Jadi Rp 4,6 Triliun pada Semester I 2023
Emiten properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada semester I 2023. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada enam bulan pertama 2023.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (6/8/2023), pendapatan neto Ciputra Development menurun 4,29 persen year on year (YoY) menjadi Rp 4,46 triliun pada semester I 2023, dibandingkan pendapatan neto emiten tersebut pada semester I 2022 yakni sebesar Rp 4,66 triliun.

Sebagian besar pendapatan neto Ciputra Development pada semester I 2023 berasal dari segmen real estate yakni senilai Rp 3,50 triliun. Disusul oleh pendapatan dari segmen sewa sebesar Rp 657,64 miliar dan segmen lain-lain sebesar Rp 308,39 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan dan beban langsung CTRA tercatat sebesar Rp 2,36 triliun pada semester I 2023 atau 3,05 YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.

Perseroan pun mengalami penurunan laba kotor sebesar 11,01 persen YoY dari Rp 2,36 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 2,10 triliun pada semester I 2023. Laba usaha Perseroan juga ikut turun 18,90 persen YoY dari Rp 1,64 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 1,33 triliun pada semester I 2023.

Hingga akhir semester I 2023, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CTRA tercatat sebesar Rp 778,99 miliar. Hasil ini berkurang 22,47 persen YoY dibandingkan laba bersih perusahaan pada semester I 2022 sebesar Rp 1 triliun.

Perseroan memiliki total aset mencapai Rp 42,48 triliun pada akhir semester I 2023 atau tumbuh 1,07 persen dibandingkan total aset perusahaan pada akhir tahun lalu yaitu sebesar Rp 42,03 triliun. Adapun total liabilitas hingga Juni 2023 mencapai Rp 20,96 triliun atau turun dari akhir tahun lalu Rp 21,01 triliun.

Sedangkan ekuitas hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp 21,55 triliun. Angka tersebut naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 21,01 triliun.

Ciputra Development Kantongi Prapenjualan Rp 5,1 Triliun pada Semester I 2023

The Newton 2, hunian yang berkonsep superblok dan transit oriented development (TOD) yang dikembangkan oleh Ciputra.
The Newton 2, hunian yang berkonsep superblok dan transit oriented development (TOD) yang dikembangkan oleh Ciputra.

Sebelumnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berhasil mempertahankan kinerja positif hingga semester I 2023. Hal itu tercermin dari prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp 5,1 triliun pada periode tersebut.

Direktur Independen Ciputra Development, Tulus Santoso mengatakan, prapenjualan tersebut meningkat 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Prapenjualan semester I 2023 ini setara dengan 57 persen dari target setahun penuh sebesar Rp 8,9 triliun. 

"Pencapaian tersebut didorong oleh suksesnya peluncuran produk residensial dan ruko dari proyek baru CitraGarden Serpong serta tujuh klaster baru di Citraland Surabaya, Citraland Gama City Medan, CitraGarden City Jakarta, Citra Raya Tangerang, dan Citraland City Losari Makassar," kata Tulus kepada Liputan6.com, Minggu (16/7/2023).

Peluncuran semester I ini memberikan kontribusi penjualan pemasaran sebesar Rp2,4 triliun, dengan tingkat penerimaan 95 persen dari penjualan 1.379 unit.

Sementara itu, ia menilai prapenjualan semester II 2023 masih prospektif. Ini mengingat, Ciputra Development bakal meluncurkan sejumlah proyek baru. Antara lain, CitraLand Sampali Kota Deli Megapolitan, Citra City Sentul, dan CitraGarden Serpong.

"Prospek masih baguslah, ada beberapa new launches yang akan mensupport pencapaian target full year," kata dia. 

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 14 Juli 2023, saham CTRA melonjak 3,27 persen ke posisi Rp 1.105 per saham. Saham CTRA dibuka stagnan di posisi Rp 1.070 per saham. Saham CTRA berada di level tertinggi Rp 1.140 dan terendah Rp 1.070 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.309 kali dengan volume perdagangan 601.762 lot saham. Nilai transaksi Rp 67,1 miliar.

 

Ciputra Incar Pertumbuhan Prapenjualan 8 Persen pada 2023

2016, CTRA Optimistis Target Rp9,3 Triliun Tercapai
Di kuartal pertama 2016, PT Ciputra Development, Tbk (CTRA) membukukan pendapatan Rp1,3 triliun atau mengalami penurunan 8%...

Sebelumnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengincar pertumbuhan pendapatan 5 persen hingga akhir tahun 2023. Sementara dari sisi marketing sales atau prapenjualan, perseroan menargetkan pertumbuhan 8 persen pada 2023.

"Untuk revenue tahun ini relatif stabil, naik turun 2-5 persen per kuartal. Full year revenue kita perkirakan akan stabil, dan kalau meningkat kita perkirakan maksimum 5 persen," kata Direktur Ciputra, Tulus Santoso dalam paparan publik perseroan, Selasa (27/6/2023).

Ciputra Development berhasil meraih marketing sales sebesar Rp 3,4 triliun hingga kuartal I 2023, atau telah mencapai 39 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 8,9 triliun selama tahun 2023. Pencapaian selama kuartal I 2023 ini naik sebesar 74 persen jika dibandingkan dengan kuartal I 2022.

"Dari sisi marketing sales full year target kita cukup bagus, meningkat 8 persen dibandingkan tahun lalu. target dan realisasinya saat ini sudah 74 persen untuk kuartal pertama 2023. Jadi marketing sales ini akan dibukukan sebagai pendapatan pada 1-2 tahun ke depan," imbuh Tulus.

Luncurkan Proyek Baru

Untuk mendukung pencapaian target marketing sales 2023, Ciputra Development meluncurkan proyek baru dan klaster baru di proyek yang sedang berjalan. Proyek baru pada tahun 2023 meliputi CitraGarden Serpong, CitraLand Sampali Kota Deli Megapolitan, CitraLake Villa, dan Citra City Sentul.

Adapun klaster-klaster baru yang telah diluncurkan hingga kuartal 1-2023 meliputi Klaster Pelican Hill di CitraLand Surabaya,  Ruko One Arcade di CitraLand Surabaya, serta Orchard Avenue (R29) dan Orchard Avenue (R33) di CitraLand Gama City Medan. Saat ini perseroan juga sedang menyiapkan rencana peluncuran klaster-klaster baru. Antara lain di proyek CitraRaya Tangerang, Citra Sentul Raya, CitraLand Cibubur, dan CitraLand Gama City Medan.

"Kami optimistis bahwa setiap proyek dan klaster baru tersebut akan sukses karena produknya sangat diminati pasar. Kami terus mengkaji pengembangan produk baru dan menerapkan berbagai strategi penjualan agar bisa mencapai target tahun ini,” imbuh Head of Investor Relations Ciputra, Aditya Ciputra Sastrawinata.

 

Bidik Recurring Income dari Rumah Sakit

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) masih memiliki keyakinan pendapatan berulang atau recurring income masih akan tumbuh, meski diakui terdapat sejumlah tantangan. Direktur Utama Ciputra Development, Candra Ciputra membeberkan, recurring income dari pusat perbelanjaan atau mall rupanya belum pulih sepenuhnya meski status pandemi Covid-19 resmi dicabut.

"Untuk project-project seperti mall, recovery nya itu belum 100 persen. Hotel malah surprisingly lebih cepat daripada mall," kata dia dalam paparan publik perseroan, Selasa (27/6/2023).

Sementara untuk rumah sakit, Candra memandang lebih optimis. Salah satunya didorong adanya wacana regulasi yang memungkinkan dokter atau perawat asing praktik di Indonesia. Meksi di sisi lain, kinerja lini usaha rumah sakit sata ini tak secerah saat terjadi pandemi Covid-19.

"Kalau hotel kayaknya kita nggak mau ekspansi dulu walaupun kelihatannya lebih visible. Mall yang agak parah sekarang karena terkena online. Jadi kita paling hati-hati justru di mall sekarang. Yang visible ke depan saya rasa rumah sakit masih yang tetap the best option," imbuh Candra.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Ciputra, Harun Hajadi mengatakan porsi recurring income saat ini sebesar 23 persen dari total pendapatan perseroan. Meski tak ada rencana ekspansi besar-besaran, namun pendapatan berulang juga diharapkan tetap tumbuh.

"Recurring income ini kebanyakan ekspansinya sifatnya organik. Jadi kita tidak secara agresif meningkatkan recurring, tetapi kita ada intensi untuk meningkatkan recurring income agar terjadi lebih seimbang dari segi revenue. Saat ini masih 23 persen kontribusinya," kata Harun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya