Pefindo Beri Mitratel Peringkat AAA, Outlook Stabil

Pefindo menyatakan peringkat Mitratel mencerminkan posisi pasar Mitratel yang superior di industri menara telekomunikasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Agu 2023, 20:58 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023, 20:56 WIB
Pefindo Beri Mitratel Peringkat AAA, Outlook Stabil
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan peringkat idAAA kepada PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel. (Foto: Mitratel).

Liputan6.com, Jakarta - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan peringkat idAAA kepada PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dengan outlook stabil. Bersamaan dengan itu, Pefindo juga menyatakan rating idAAA untuk medium term notes (MTN) Mitratel senilai maksimal Rp 1 triliun.

"Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar Mitratel yang superior di industri menara telekomunikasi, visibilitas pendapatan yang kuat, dan profil keuangan yang sangat kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh rasio sewa yang rendah," mengutip pengumuman Pefindo, Selasa (8/8/2023).

Surat utang berperingkat idAAA memiliki peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas surat utang tersebut, dibandingkan dengan emiten Indonesia lainnya, lebih unggul.

Namun, sebagai catatan, peringkat dapat diturunkan jika posisi pasar Mitratel melemah secara signifikan, atau di masa depan investasi berdampak negatif terhadap profil bisnis dan keuangannya. Peringkat juga dapat diturunkan jika pendapatan atau EBITDA turun secara signifikan dari target, atau menimbulkan utang yang jauh lebih besar dari yang diproyeksikan tanpa dikompensasi dengan perolehan pendapatan yang diinginkan.

Didirikan pada 1995, Mitratel merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang bergerak dalam bisnis penyewaan menara telekomunikasi.

Pada 2021, Dayamitra Telekomunikasi melakukan Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia. Per 30 Juni 2023, pemegang saham Mitratel terdiri dari TLKM (71,85 persen), publik (15,44 persen), PT Maleo Investasi Indonesia (5,98 persen), dan Pemerintah Singapura (5,65 persen).

Hingga paruh pertama tahun ini, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 4,13 triliun, naik 10,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,73 triliun. Dari capaian itu, perseroan berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,02 triliun. Laba tersebut naik 14,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 891,54 miliar.

 

 

 

Kinerja Semester I 2023

Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/7/2023), pendapatan perseroan pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar Rp 4,13 triliun. Raihan itu naik 10,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,73 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 2,08 triliun dari Rp 1,94 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, laba kotor perseroan hingga Juni 2023 masih naik 14,28 persen menjadi Rp 2,04 triliun dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp 1,79 triliun.

Pada enam bulan pertama 2023, beban usaha naik menjadi Rp 264,02 miliar dari Rp 238,03 miliar pada Juni 2022. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 1,78 triliun, naik 14,80 persen dibandingkan posisi Juni 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,55 triliun. Setelah dikurangi beban lain dan beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,02 triliun. Laba itu naik 14,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 891,54 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 56,79 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 56,07 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 23,73 triliun dari Rp 22,26 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 turun tipis menjadi Rp 33,06 triliun dari Rp 33,81 triliun pada akhir Desember 2022.

 

Mitratel Kantongi Rp 1,73 Triliun dari Bisnis Sewa Tower di Kuartal I 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, anak Usaha Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,73 Triliun dari bisnis sewa tower (tower leasing) pada Kuartal I-2023. Angka ini merupakan kenaikan 18,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Tower Leasing jadi salah satu andalan perusahaan guna mendongkrak pendapatannya. Bisnis lainnya yang terlibat adalah ekosistem menara atau Tower Related Business.

"Portofolio Tower Leasing terus menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan, didorong oleh pendapatan tenant dan kolokasi," ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).

Selain itu, ada bisnis lain yang dijalankannya. Antara lain, layanan fiberisasi ke tower (Fiber to The Tower), Managed Service dan Project solution. Selain itu Mitratel juga sedang menginisiasi bisnis Power to The Tower, Edge Infra Solution dan Active Equipment Services.

Teddy, sapaan akrabnya, menuturkan selama periode kuartal pertama tahun 2023, portofolio bisnis lain terkait menara (Tower Related Business) mencatatkan porsi pendapatan sebesar 6 persen di periode tersebut. Selain itu dari segmen jaringan fiber optic berkontribusi terhadap porsi pendapatan sebesar 2 persen.

"Saat ini Mitratel telah berhasil mengakselerasi kepemilikan jaringan fiber hingga 26 ribu Km sebagai hasil ekspansi organik maupun inorganik," ujarnya.

Sementara itu, Power To The Tower dan Edge Infra Solution yang jadi inisiatif bisnis baru sedang disiapkan sebagai mesin pertumbuhan baru perusahaan. Komersialisasi layanan tengah digodok Mitratel, selaras dengan program pengembangan layanan jaringan seluler dari MNO.

"Seluruh portofolio kami ini memperkuat kapasitas Mitratel untuk menyediakan infrastruktur digital yang handal dan teruji dalam membelikan layanan terbaik (service excellence) kepada pelanggan kami yaitu para operator seluler," tutur Teddy.

 

Bisnis Energi

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Selanjutnya, model bisnis Power to The Tower yang merupakan penyediaan sumber energi, baik di site-site on grid (terkoneksi dengan sumber energi utama) maupun off grid (jaringan yang tidak terhubung ke listrik PLN).

Dampak tersedianya infrastruktur digital, semisal ketersediaan menara telekomunikasi dan fiberisasi, adalah terjadinya akselerasi digitalisasi yang memudahkan publik mengadopsi solusi digital termutakhir sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas, produktivitas ekonomi nasional.

“Dalam hal ini Mitratrel akan berupaya untuk selalu memberikan kontribusi maksimal untuk pengembangan transformasi digital di Indonesia,” ungkap Teddy.

Teddy optimistis ketersediaan menara telekomunikasi dan infrastruktur digital pendukung tower ini memperkuat konektivitas yang disediakan operator seluler yang berdampak positif terhadap digitalisasi di seluruh sektor.

"Mitratel optimistis pengembangan infrastruktur digital yang digencarkan Mitratel semakin mempercepat transformasi digital dan memudahkan publik mengakses platform digital," pungkasnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya