RUPS Luar Biasa Restui Bank Neo Commerce Gelar Right Issue

Agenda dari RUPSLB kali ini untuk meminta persetujuan dari para Pemegang Saham untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan melalui mekanisme Right Issue.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Agu 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 14:30 WIB
Bank Neo Commerce
Bank Neo Commerce (BNC). (ist)

Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) memberikan restu perusahaan melakukan penambahan modal.  Adapun RUPSLB digelar pada 8 Agustus 2023.

Dalam RUPSLB tersebut, Pemegang Saham menyetujui Bank Neo menambah modal dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru melalui skema Right Issue. Pelaksanaan Right Issue ini akan mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku. 

“Agenda dari RUPSLB kali ini untuk meminta persetujuan dari para Pemegang Saham untuk memperkuat struktur  permodalan Perseroan melalui mekanisme Right Issue. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya BNC untuk terus adaptif terhadap perkembangan usaha dan untuk mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan dalam menjaga daya saing yang sehat dan kuat," ujar Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama, PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo.

BNC memiliki jumlah nasabah dengan lebih dari 20 juta pengguna, yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.  “Upaya aksi korporasi yang kami lakukan, salah satunya melalui gelaran right issue nanti merupakan upaya kami untuk melanjutkan kinerja positif sebagai wujud komitmen kami untuk memberikan layanan perbankan yang optimal bagi masyarakat,” tutup Aditya.

 

 


Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan Mengundurkan Diri

Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB), Tjandra Gunawan (Foto: Bank Neo Commerce)
Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB), Tjandra Gunawan (Foto: Bank Neo Commerce)

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama perseroan, Tjandra Gunawan. Direktur Kepatuhan Bank Neo Commerce, Ricko Irwanto menjelaskan, pada 28 April 2023, perseroan telah menerima permohonan pengunduran diri dari Tjandra Gunawan dari jabatannya selaku direktur utama perseroan.

"Selanjutnya perseroan akan mengikuti dan menjalankan ketentuan yang diatur dalam POJK 33/2014 dan anggaran dasar perseroan untuk mengadakan rapat umum pemegang saham dan meminta persetujuan pemegang saham atas pengunduran diri Tjandra Gunawan pada Juni 2023 mendatang," terang Ricko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (3/5/2023).

Tjandra Gunawan merupakan warga Negara Indonesia yang lahir pada tanggal 9 Februari 1973 di Jakarta. Dia ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Neo Commerce pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 April 2020 dan efektif menduduki jabatannya.

Profil Tjandra GunawanMelansir laman resmi perseroan, Tjandra Gunawan meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Tarumanagara pada tahun 1997. Mengawali karir profesional sebagai Auditor di KPMG Siddharta Siddharta & Harsono di tahun 1994, dan memulai karir di dunia keuangan dan perbankkan pada 2000 sebagai Manager, Head Office Reporting & Analyst di Citibank NA.

Dalam perjalanan karier, Tjandra Gunawan telah menduduki beberapa posisi penting seperti GM Finance & Treasury di PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Head of Corporate Planning & Budgeting di PT Bank Commonwealth, VP Head of Business Finance & Support di Royal of Scotland NV, SVP Head of Budgeting & Planning di PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan yang terakhir sebagai CFO PT Bank BNP Paribas Indonesia.

 

 


Rights Issue

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk BBYB) atau BNC gelar aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) VI atau rights issue. Aksi tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 15 kali dari sisa saham yang belum dilaksanakan.

Rights issue BNC mengalami oversubscribed untuk yang ketiga kalinya berturut-turut setelah pelaksanaan PMHMETD IV pada Juni 2021 dan PMHMETD V di Desember 2021. Jumlah saham yang ditawarkan pada rights issue Bank Neo Commercekali ini sebanyak 2.617.133.843 saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang diterima BNC dari aksi ini sebesar Rp 1,7 triliun.

Capaian tersebut membuat modal inti BNC sudah melebihi Rp 3 triliun, atau telah telah memenuhi ketentuan Modal Inti minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selama periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 - 30 November 2022, juga periode pemesanan akhir saham tambahan di 30 November 2022, tercatat pelaksanaan HMETD terserap habis dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 1,16 miliar lembar saham atau setara dengan Rp 756 miliar.

"Tingginya animo investor ini, baik investor lama maupun baru, menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya terhadap kinerja positif yang ditunjukkan oleh BNC dan makin mengukuhkan posisi BNC sebagai salah satu bank digital terdepan di Indonesia," kata Head of Corporate Secretary PT Bank Neo Commerce Tbk, Agnes F. Triliana dalam keterangan resmi, Kamis (8/12/2022).

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD VI, akan digunakan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan Usaha Perseroan. Adapun proporsi kepemilikan saham Bank Neo Commerce setelah pelaksanaan PMHMETD VI adalah Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 25,66 persen, Gozco Capital sebesar 12,4 persen, dan Rockcore Financial sebesar 6,12 persen.

"Dukungan konsisten yang BNC terima dari berbagai stakeholders dalam beberapa tahun terakhir membuat BNC tumbuh cepat dengan menghasilkan berbagai kinerja positif yang diapresiasi pasar.” tutup Agnes. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya