Liputan6.com, Jakarta - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.700 hingga akhir tahun berdasarkan PE 14,3 kali.
Secara umum, Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma mengatakan, pasar saham Indonesia juga masih menarik pada sisa tahun ini.
Baca Juga
"Kita memiliki view yang cukup positif untuk pasar saham sampai akhir tahun. Kita lihat secara valuasi IHSG sekarang dibawah 13 kali. Itu sangat menarik karena di 10 tahun terakhir rata-rata PE-nya sekitar 15 kali," ujar Samuel dalam Market Update, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
Sentimen yang lebih positif terhadap pasar saham Indonesia diharapkan semakin terasa menjelang akhir tahun. Saham semakin atraktif bagi investor dengan horizon investasi yang panjang karena menawarkan entry point dan upside potential yang menarik.
Di sisi lain, pertumbuhan profitabilitas perusahaan yang baik, pandangan positif investor asing terhadap Indonesia dan valuasinya yang atraktif diharapkan dapat menjadi faktor pendorong pasar saham ke depannya.
Valuasi yang cenderung rendah membuat pergerakan pasar tidak terlalu sensitif terhadap guncangan di pasar finansial, sehingga mengurangi risiko downside. Kondisi ini disebut menjadi poin positif untuk menggaet investor asing.
"Indonesia cukup spesial posisinya di mata investor asing karena mereka inginkan pertumbuhan. Sedangkan di dunia, pertumbuhan saat ini relatif langka. Negara maju pertumbuhannya dikhawatirkan melambat. China setelah reopening ternyata recovery-nya juga mengecewakan. Jadi investor asing melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang menarik," kata Samuel.
Sektor Saham
Dari sisi sektornya, Samuel menyebutkan sektor hijau, perbankan, dan telekomunikasi menarik untuk dicermati pada sisa tahun ini.
Untuk sektor hijau, Samuel mengatakan prospeknya cerah mengingat adanya pergeseran tren peralihan energi menuju energi ramah lingkungan. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel yang diketahui menjadi salah satu komponen baterai untuk elektrifikasi.
"Sektor green energi menarik untuk jangka panjang dan menjadi unique selling dari Indonesia di mata investor asing," kata dia.
Selain itu, sektor menarik lainnya yakni perbankan. Dalam perhitungannya, sektor ini akan tumbuh sejalan dengan ekonomi domestik.
Di mana dari sisi fundamentalnya, risiko NPL disebut tak terlalu signifikan, bahkan dana pihak ketiga (DPK) juga tampak melimpah hingga semester I tahun ini. Di sisi lain, pergerakan IHSG juga banyak ditopang sektor perbankan, sehingga Samuel optimis menatap prospek sektor ini.
"Terakhir, kalau dilihat secara dinamika kinerjanya, ada sektor telekomunikasi. Berdasarkan LK semester I, sektor ini salah satu yang performanya bagus. Pulsa dan data jadi kebutuhan pokok bagi masyarakat sekarang. Bagusnya, karena kompetisi oke sehingga operator bisa naikkan harga secara berkala. Jadi kami expect pendapatan dan laba ke depannya sangat sehat," imbuh Samuel.
Beberapa kondisi yang perlu dicermati pada paruh kedua tahun ini, antar alain adanya kebihakan bank sentral dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepbijakan moneter negara berkembang. Berkurangnya likuiditas global dna domesik mempengaruhi investasi di aset-aset Indonesia.
Sentimen geopolitik. Yakni ketidakpastian pada berbagai kebijakan dan dampaknya pada sentimen investasi. Khusus politik domestik, investasi dan belanja modal diperkirakan turun jelang pemilu. Kemudian harga kooditas akan berdmapak pada pertumbuhan ekonomi , cadangan devisa, serta defisit fiskal.
Advertisement
Dana Kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia Sentuh Rp 101,4 Triliun pada Semester I 2023
Sebelumnya, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berkomitmen mempertahankan posisinya sebagai salah satu manajer investasi terbesar di industri reksa dana dan pengelolaan dana secara eksklusif di Indonesia.
Hingga paruh pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) mencapai Rp 101,4 triliun hingga Juni 2023. Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula Ridha mengatakan, capaian itu membawa MAMI konsisten pada posisinya sebagai perusahaan pengelola investasi (manajer investasi/MI) dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia.
"AUM atau total dana kelolaan itu berada di angka Rp 101,4 triliun. Ini membuat MAMI menjadi perusahaan MI dengan AUM terbesar di Indonesia. Kami akan terus berusaha mempertahankan posisi tersebut," ujar Ezra dalam Market Update, Selasa (15/8/2023).
Ezra menambahkan, MAMI juga mencatatkan dana kelolaan reksa dana saham dan offshore senilai Rp 16,1 triliun pada semester I 2023. 27 tahun beroperasi di Indonesia, perusahaan saat ini mengelola 35 reksa dana, 58 kontrak pengelolaan dana dan 2 perjanjian sebagai penasihat investasi.
Pada 2023, perusahaan berhasil meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang 2023 Best of the Best Awards. Kedua penghargaan tersebut yaitu “Best Fund House” dan "Best Islamic Fund House" diserahkan oleh Asia Asset Management, perusahaan publikasi finansial terkemuka di Asia yang berbasis di Hong Kong.
Pada akhir 2022, MAMI memiliki total dana kelolaan sebesar Rp 100,9 triliun, di mana 45 persen atau Rp 45,7 triliun dikelola dalam 33 produk reksa dana (termasuk tujuh reksa dana syariah) dan 55 persen atau Rp 55,3 triliun dikelola dalam 59 Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). MAMI memiliki jalur distribusi yang lengkap, yaitu Institutional Sales, Partnership Distribution, Investment Wealth Managers, dan digital.