Intip Gerak Saham BBCA Hari Ini 16 Agustus 2023

Melihat pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan saham Rabu, 16 Agustus 2023 di tengah sentimen OJK akan atur dividen bank.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Agu 2023, 15:11 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2023, 15:09 WIB
IHSG Ditutup Melemah 0,74 Persen ke Level 6.812
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau lesu sejak awal pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau lesu sejak awal pekan. Hingga perdagangan sesi I hari ini, Rabu 16 Agustus 2023, saham BBCA turun 0,54 persen ke posisi 9.250. Saham BBCA dibuka pada posisi 9.275 dan bergerak pada rentang 9.275-9.325.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan pada sesi I sebanyak 8.702 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 30,94 juta lembar senilai RP 287,05 miliar.

Dalam sepekan, harga saham BBCA susut 1,60 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham BBCA masih tumbuh 26,28 persen.

Penurunan harga saham BBCA terjadi di tengah rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengatur pembagian dividen bagi bank umum guna memperkuat modal bank. Langkah ini dinilai tidak akan merugikan bagi pemegang saham meski setoran dividen yang dibagikan akan berkurang.

Namun, analis mewanti-wanti agar campur tangan OJK tidak sampai menentukan besaran dividen payout ratio, dan menyerahkan keputusan besaran dividen kepada rapat umum pemegang saham (RUPS). Sebab bagaimanapun, dividen menjadi salah satu sumber cuan di pasar modal selain dari harga kenaikan saham.

Seperti diketahui, beberapa bank besar tanah air seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) acap membagikan dividen jumbo.

Sebagai gambaran, BBRI sepakat untuk membagikan dividen Rp 43,94 triliun kepada para pemegang saham atau senilai 85% dari laba bersih konsolidasian 2022 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Dari besaran itu, para pemegang saham menerima dividen Rp 288 per saham.

Lalu BBCA membagikan dividen tunai sebesar Rp 25,3 triliun atau Rp 205 per saham. Besaran itu senilai 62,1 persen dari laba bersih perusahaan yang mencapai Rp40,7 triliun pada 2022.

BMRI membagikan dividen tunai Rp 24,7 triliun atau Rp 529,34 per lembar. Nilai itu setara 60 persen dari laba bersihnya sebesar Rp 41,17 triliun untuk tahun buku 2022.

Sementara BBNI mengucurkan dividen sebesar Rp 7,32 triliun atau 40 persen dari laba bersihnya Rp 18,31 triliun pada 2022. Dari jumlah tersebut, dividen yang dibagikan adalah  Rp 392,78 per saham.

 

 


BCA Pertahankan Target Penyaluran Kredit Tumbuh hingga 12 Persen pada 2023

ATM BCA (Dok: Istimewa)
ATM BCA (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA optimistis penyaluran kredit hingga akhir 2023 bakal tumbuh sekitar 9 persen hingga 12 persen secara year on year (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, pihaknya mempertahankan target penyaluran kredit hingga akhir tahun. Ini mengingat, kredit korporasi berpeluang meningkat ke depannya.

"Mengenai target kita tidak akan mengubah sekarang ini target kita sekitar 9-12 persen katakan year end misalnya ada peningkatan pesat terutama dari korporasi,” kata Jahja dalam Analyst Meeting, Senin (24/7/2023).

Menurut ia, kredit dari segmen lainnya dinilai tidak akan tiba-tiba mengalami pertumbuhan. Namun, untuk kredit korporasi mungkin saja terjadi pertumbuhan yang signifikan.

"Dari corporate bisa terjadi sehingga kita tidak mau mengubah target yang kita tetapkan,” kata dia. 

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk ( BBCA) berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 735,9 triliun hingga Juni 2023. Angka tersebut naik 9,0 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, BCA melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut. 

"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” kata Presiden Direktur Bank Central Asia  Jahja Setiaatmadja, Senin, 24 Juli 2023.

 


Kredit Konsumer

Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.
Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0 persen yoy menjadi Rp114,6 triliun, serta KKB yang naik 19,2 persen yoy menjadi Rp51,4 triliun. 

Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,4 persen yoy menjadi Rp14,6 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 13,9 persen yoy menjadi Rp183,9 triliun. 

Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9 persen yoy mencapai Rp219,2 trilliun. Kredit korporasi juga naik 5,1 persen yoy mencapai Rp326,0 triliun. 

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9 persen yoy mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023, berkontribusi hingga 24,3 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat secara yoy. 

Dukungan untuk ekonomi sirkular juga terus diperluas dengan inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik, sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton di semester I 2023.

 


NPL BCA

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin pada menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7 persen di semester I 2023 dibandingkan 12,3 persen di tahun sebelumnya. 

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,9 persen di semester I 2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya. BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 257,1 persen dan 61,6 persen.

Di sisi pendanaan, CASA naik 5,7 persen yoy mencapai Rp864,7 triliun per Juni 2023, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,0 persen yoy menjadi Rp1.071 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,3 persen yoy menjadi Rp1.357 triliun. Total volume transaksi BCA terus tumbuh secara konsisten, mencapai 14,3 miliar di semester I 2023, atau naik 27,2 persen yoy. 

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh inovasi yang berkesinambungan di ekosistem multi-channels serta basis nasabah yang terus meningkat. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 44,0 persen yoy.

 


Laba BCA

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Sementara itu, dari sisi profitabilitas, BCA dan entitas anak mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 34,0 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun di semester I 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I 2023, yakni naik 24,6 persen yoy menjadi Rp37,1 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp12,2 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4 persen yoy. 

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp49,3 triliun atau naik 20,5 persen yoy. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp1,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 34,0 persen yoy menjadi Rp24,2 triliun.

Rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) BCA tercatat sebesar 24,2 persen di semester I 2023, menyentuh level tertinggi sejak akhir tahun 2014.

Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,7 persen, atau menjadi level tertinggi pasca pandemi. Cost to income ratio (CIR) tercatat sebesar 32,9 persen di semester I 2023, turun dari 34,3 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya