Wall Street Melejit, Indeks Nasdaq Menguat 1 Persen Berkat Saham Tesla

Wall street melesat pada penutupan perdagangan Senin, 11 September 2023 waktu setempat. Pada awal pekan ini, indeks Nasdaq catat penguatan terbesar.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Sep 2023, 06:08 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2023, 06:05 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 11 September 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 11 September 2023. Wall street mengawali pekan ini bersiap untuk hadapi rilis data inflasi.

Selain itu, investor juga membeli saham teknologi usai alami koreksi baru-baru ini. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq reli 1,14 persen menjadi 13.917,89. Indeks S&P 500 melonjak 0,67 persen ke posisi 4.487,46. Indeks Dow Jones naik 87,13 poin atau 0,25 persen menjadi 34.663,72 yang dibantu kenaikan saham Walt Disney. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa (12/9/2023).

Saham Tesla melonjak 10 persen setelah Morgan Stanley meningkatkan peringkat sahamnya dan prediksi kenaikan signifikan pada masa depan. Hal ini seiring terobosan pada perangkat lunak otonomnya.

Saham Qualcomm melonjam hampir 4 persen setelah perusahaan semikonduktor itu mengatakan akan memasok modem 5G untuk ponsel pintar Apple hingga 2026.

Di sisi lain, the Technology Select Sector SPDR Fund yang terdiri dari saham teknologi di S&P 500 turun 1,5 persen pada Agustus 2023, dan melanjutkan koreksi lebih dari 1 persen pada September 2023. Pada Senin, 11 September 2023, ETF naik sekitar 0,5 persen. Sepanjang 2023, ETF naik hampir 40 persen.

Selain itu, saham Disney melonjak sekitar 1,2 persen setelah David Faber dari CNBC melaporkan mengutip sumber, kalau konglomerat media dan Charter Communications telah mencapai kesepakatan.

Sentimen bullish pada Senin juga dibantu laporan the Wall Street Journal yang mengatakan ada konsensus di antara the Federal Reserve (the Fed) untuk tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan depan.

 

 

Investor Menanti Data Inflasi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Laporan itu juga menyebutkan ada perubahan kebijakan di mana anggota melihat berkurangnya urgensi untuk menambah kenaikan suku bunga pada akhir 2023 karena data inflasi membaik.

“Hal ini tentu membantu pasar berpikir the Fed mungkin sudah selesai dan mungkin melakukan transisi ke strategi baru,” ujar Rob Haworth dari US Bank.

“Dan itu memberi mereka harapan kita sudah melewati masa-masa tersulit bagi laba perusahaan,”

Selain itu, investor juga menantikan data inflasi utama pekan depan setelah serangkaian data ekonomi lebih kuat dari perkiraan pada pekan lalu. Hal ini memperbarui kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) dapat menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan sebelumnya.

Pada Rabu dan Kamis pekan ini akan rilis indeks harga konsumen dan indeks harga produsen terbaru. Investor berharap angka yang rendah meski keduanya diperkirakan melonjak karena tekanan biaya energi.

Apple juga akan menggelar acara Wonderlust pada Selasa, 12 September 2023. Apple diprediksi meluncurkan iPhone 15.

Penutupan Wall Street pada 8 September 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tipis pada perdagangan Jumat, 8 September 2023. Namun, selama sepekan, wall street melemah di tengah kekhawatiran baru kalau the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan sebelumnya.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (9/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat tipis untuk menghentikan koreksi dalam tiga hari. Indeks S&P 500 ditutup ke posisi 4.457,49. Indeks Dow Jones naik 75,86 poin atau 0,02 persen ke posisi 34.576,59. Indeks Nasdaq bertambah 0,09 persen ke posisi 13.761,53.

Rata-rata tiga indeks acuan di wall street  juga membatasi koreksi pekan ini. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,3 persen dan 1,9 persen. Indeks Dow Jones merosot 0,8 persen.

Di sisi lain, saham-saham energi naik pada Jumat pekan ini seiring kenaikan harga minyak. Sektor saham S&P 500 bertambah 1 persen dan membukukan kenaikan 1,4 persen selama sepekan. Saham Marathon Petroleum, Philips 66 naik 3 persen. Saham Valero Energy melonjak 4 persen.

Beberapa saham teknologi berjuang dalam beberapa sesi terakhir perdagngan. Setelah dua hari tertekan, saham Apple naik tipis 0,4 persen. Saham Microsoft dan Salesforce bertambah 1 persen. Sedangkan saham Nvidia dan Tesla turun lebih dari 1 persen.Saham Block merosot 5,3 persen seiring perusahaan pembayaran berulat dengan pemadaman sistem.

Selain itu, investor juga mendapakatkan serangkaian data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan pada awal pekan ini. Demikian disampaikan Senior Vice President and Portfolio Manager Sit Investment Associates.

"Jika Anda memikirkan perekonomian, ini adalah tangkapan ke-22 bagi investor. Jika tampaknya kita akan hindari hard landing, kita akan mendapat kabar baik mengenai perekonomian, dan akan ada kelegaan yang segera disusul dengan peningkatan harapan terhadap kenaikan suku bunga the Fed,” ujar dia.

 

Potensi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sementara itu, data ekonomi baru-baru ini termasuk klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan telah menghidupkan kembali ketakutan kenaokan suku bunga. Selain itu, ada kekhawatiran the Fed mungkin memiliki lebih banyak pekerjaan ke depan.

Pada Jumat, pelaku pasar prediksi lebih dari 4 dari 10 peluang kenaikan pada November setelah antisipasi the Fed akan tahan suku bunga pada September, menurut CME Group’s Fed WatchTool.

"Faktor-faktor ini bersama dengan tanda-tanda perusahaan-perusahaan berjalan baik meski suku bunga meningkat berkontribusi terhadap “tarik menarik” pasar saat ini,” ujar the Chief Investment Strategist BMO Wealth Management, Yung-Yu Ma.

Ia menuturkan, saat ini pasar berada dalam fase aneh saat kabar baik dapat menjadi kabar buruk. “Tapi menurut saya hal itu tidak akan bertahan lama. Pelemahan belanja konsumen dapat membalikkan narasi itu, kami belum sampai di sana,” tutur dia.

Di sisi lain, investor mencermati laporan laba perusahaan terbaru. Saham e-Signature DocuSign turun 3,7 persen setelah perusahaan melampaui perkiraan tahun fiskal pada kuartal II dan membukukan panduan kuartal III yang baik. Saham RH anjlok 15,6 persen seiring panduan kuartal III yang lemah.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya