IHSG Perkasa pada 11-15 September 2023 di Tengah Lonjakan Harga Minyak

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,84 persen ke posisi 6.982,79 pada 11-15 September 2023. Sentimen the Fed hingga harga komoditas masih bayangi IHSG.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Sep 2023, 08:56 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 06:00 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada periode 11-15 September 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada periode 11-15 September 2023. Analis menilai, penguatan IHSG tersebut didorong sentimen global terutama dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (16/9/2023), IHSG menguat 0,84 persen ke posisi 6.982,79 selama sepekan. Pada pekan lalu, IHSG susut  0,76 persen ke posisi 6.924,78. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 1,03 persen menjadi Rp 10.339 triliun. Kapitalisasi pasar itu bertambah Rp 106 triliun dari pekan lalu Rp 10.233 triliun.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa melambung 34,90 persen menjadi Rp 13,44 triliun dari pekan lalu Rp 9,96 triliun. Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 5,46 persen menjadi 1.182.973 kali transaksi dari 1.121.707 kali transaksi pada pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume transaksi melonjak 56,84 persen menjadi 29,18 miliar saham dari pekan lalu 18,61 milar saham.

Namun, selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 1,8 triliun. Sepanjang 2023, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih Rp 4,1 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG banyak dipengaruhi sentimen global selama sepekan ini. Pergerakan bursa global juga menguat seiring kebijakan the Fed dalam waktu dekat, menurut dia masih pertahankan suku bunga.

“Ditambah dari harga komoditas minyak dunia yang bergerak menguat karena adanya pembatasan supply dari Arab Saudi dan Rusia hingga akhir tahun,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Terkait investor asing yang melakukan aksi jual saham secara year to date sudah mencapai Rp 4 triliun, Herditya menuturkan, aliran dana investor asing yang keluar itu masuk ke pasar obligasi karena lebih atraktif ketimbang saham.

Pencatatan Saham di BEI

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selama sepekan, terdapat satu pencatatan perdana saham di BEI, yaitu PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS). Pada Senin, 11 September 2023, AEGS resmi mencatatkan sahamnya di Papan Akselerasi BEI dan menjadi perusahaan tercatat ke-66 di BEI pada 2023. AEGS bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dan subsektor Automobiles & Components. Industri AEGS adalah Auto Components dengan subindustri Auto Parts & Equipment.

Pada hari yang sama, obligasi berkelanjutan II Bussan Auto Finance (BAFI02CN4) Tahap IV Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Bussan Auto Finance (BAFI) resmi dicatatkan di BEI. Obligasi ini dicatatkan dengan nilai nominal Rp 458 miliar dengan hasil pemeringkatan dari PT Fitch Rating Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia masing-masing adalah idAAA (Triple A) dan AAA(idn) (Triple A). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk obligasi tersebut.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 76 emisi dari 51 emiten senilai Rp86,56 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 530 emisi dari 127 emiten dengan outstanding sebesar Rp455,85 triliun dan USD47,5 juta. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan senilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp3,07 triliun

 

 

Penutupan IHSG pada 4-8 September 2023

IHSG Ditutup Melemah 0,74 Persen ke Level 6.812
Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 10,5 triliun dengan melibatkan 15,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada periode 4-8 September 2023. Sentimen global masih dipengaruhi oleh sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan kenaikan harga minyak dunia.

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 0,76 persen ke posisi 6.924,78 dari pekan lalu 6.977,65. Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa tergelincir 0,45 persen atau sekitar Rp 46 triliun menjadi Rp 10.234 triliun pada 4-8 September 2023.

Demikian juga rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 2,05 persen menjadi 1.121.707 kali transaksi dari 1.145.216 kali transaksi pada pekan lalu.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini turun 9,10 persen menjadi Rp9,97 triliun dari Rp10,97 triliun pada pekan sebelumnya. Investor asing pada Jumat, 8 September 2023  mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,11 triliun. Sepanjang 2023 investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,28 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan ini pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya rilis data ekonomi AS dan China.

 

 

Investor Khawatir

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Investor AS masih khawatir akan sikap hawkish The Fed dengan adanya rilis data ekonomi yang cenderung membaik, kemudian dari China di mana perekonomiannya masih cenderung terkontraksi dengan adanya beberapa rilis data yang kurang baik,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com,

Ia menambahkan,  selain itu, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dunia, dengan harga minyak dunia meningkat dan Rupiah melemah atas dolar AS.

Selama sepekan, terdapat satu pencatatan perdana saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Multitrend Indo Tbk (BABY).

Pada Kamis, 7 September 2023, BABY resmi mencatatkan sahamnya di Papan Utama BEI dan menjadi perusahaan tercatat ke-65 di BEI pada tahun 2023. BABY bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dan subsektor Retailing. Industri BABY adalah Specialty Retail dengan subindustri Apparel & Textile Retail.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya