Uni-Charm Serap Belanja Modal Rp 200 Miliar hingga September 2023

PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) siapkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Sep 2023, 08:59 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2023, 08:57 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 200 miliar hingga September 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 200 miliar hingga September 2023. 

Direktur Uni-Charm Indonesia Kazuhide Ikeya menuturkan, pihaknya menganggarkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2023. Dana tersebut telah digunakan sebanyak Rp 200 miliar hingga September 2023. Belanja modal tersebut sebagian besar dialokasikan untuk keperluan pembelian mesin-mesin pabrik. 

"Untuk tahun 2023, sampai akhir tahun, saya merencanakan sekitar Rp 300 miliar (belanja modal)," ujar dia dalam paparan publik, dikutip Minggu (24/9/2023). 

Dia bilang, untuk 2024 sendiri belanja modal yang disiapkan tidak jauh berbeda dengan anggaran tahun ini, yakni sebesar Rp 300 miliar. 

Di samping itu, Perseroan pun optimistis mencapai target pendapat dan laba pada akhir 2023. Sebagaimana diketahui, Perseroan membidik pertumbuhan pendapatan hingga Rp 11 triliun dan laba Rp 400 miliar pada 2023.

Optimisme tersebut didukung oleh kondisi pasar Indonesia saat ini dan minat pasar terhadap kebutuhan popok bayi, popok dewasa maupun pembalut wanita masih terus berlanjut.

"Jadi, dengan melihat keadaan untuk di Indonesia saat ini, masih memungkinkan untuk kami dapat mencapai kedua target tersebut," kata dia.

Tak hanya itu, Perseroan juga bakal menghadirkan dua produk baru dari segmen bisnis feminine care dan healthcare. Untuk segmen feminine care rencananya UCID bakal mengeluarkan produk pembalut premium dengan sensasi dingin. 

Sedangkan, untuk healthcare, UCID akan mengeluarkan produk untuk membantu mengurangi bau tak sedap. Sebab, bau tersebut menjadi ketidaknyamanan terbesar dari konsumen. 

Perseroan membukukan laba bersih Rp 184,99 miliar hingga semester I 2023. Kemudian, Perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan Rp 5,3 triliun pada enam bulan pertama 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 September 2023, saham UCID melemah 1,17 persen ke posisi Rp 1.265 per saham. Saham UCID berada di level tertinggi Rp 1.300 dan terendah Rp 1.255 per saham. Total frekuensi perdagangan 117 kali dengan volume perdagangan 112.428 saham. Nilai transaksi Rp 14,4 miliar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Target 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) optimistis mencapai target pendapatan dan laba pada akhir 2023. Uni-Charm Indonesia membidik pertumbuhan pendapatan hingga Rp 11 triliun dan laba Rp 400 miliar pada 2023.

Direktur Uni-Charm Indonesia Kazuhide Ikeya menuturkan, pihaknya optimistis mencapai target pada 2023. Sebab, minat pasar terhadap kebutuhan popok bayi, popok dewasa maupun pembalut wanita masih terus berlanjut.

"Jadi, dengan melihat keadaan untuk di Indonesia saat ini, masih memungkinkan untuk kami dapat mencapai kedua target tersebut," ujar dia dalam paparan publik Uni-Charm Indonesia, Jumat (22/9/2023).

Dalam menjalankan bisnisnya, Perseroan juga melakukan sejumlah ekspansi. Salah satunya, Perseroan berusaha untuk mengeluarkan proyek baru, yaitu wellness care untuk orang dewasa.

Selain itu, Perseroan juga akan mengeluarkan produk yang bisa mengatasi salah satu ketidaknyamanan terbesar dari konsumen, yaitu mengenai bau, bau tidak segar, di mana Perseroan akan mengeluarkan produk yang bisa memiliki suatu fungsi untuk membantu dalam mengurangi bau tak segar. Tak hanya itu, Perseroan juga akan mengeluarkan produk yang berbeda dari sebelumnya.

 


Kinerja IHSG pada 18-22 September 2023

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya. laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada periode 18-22 September 2023. Pergerakan IHSG selama sepekan dibayangi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan Bank Indonesia (BI).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (23/9/2023), IHSG melejit 0,49 persen menjadi 7.016,84 pada pekan ini. IHSG melanjutkan kenaikan dari pekan lalu. Pekan lalu, IHSG naik 0,84 persen ke posisi 6.982,79. Penguatan IHSG diikuti kenaikan kapitalisasi pasar bursa 0,50 persen menjadi Rp 10.390 triliun. Kapitalisasi pasar itu bertambah Rp 51 triliun dari pekan sebelumnya Rp 10.339 triliun.

Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 40,79 persen menjadi 17,28 miliar saham dari 29,18 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turun 2,07 persen menjadi 1.158.472 kali transaksi dari pekan lalu di posisi 1.182.973 kali.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini susut  18,90% menjadi Rp10,91 triliun dari Rp13,45 triliun pada pekan sebelumnya. Investor asing pada Jumat, 22 September 2023  mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp314,19 miliar. Namun, selama sepekan, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 1,6 triliun. Sedangkan sepanjang 2023, investor asing membukukan aksi jual Rp 2,4 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 0,4 persen pada pekan ini disertai dengan sejumlah sentimen. Salah satunya keputusan bank sentral Amerika Serikat atau the Fed pertahankan suku bunga acuan 5,5 persen. Demikian juga Bank Indonesia (BI) pertahankan suku bunga acuan 5,75 persen.

“Dalam sepekan ini, IHSG menguat 0,49 persen disertai sejumlah sentimen antara lain FFR dan 7DRRR yang masih bertahan di 5,5 persen dan 5,75 persen.

"Koreksi indeks saham juga karena ada kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya