Wall Street Melemah Setelah The Fed Beri Sinyal Tak Ada Penurunan Suku Bunga

Wall street lesu usai rilis risalah pertemuan terakhir bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed). Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar di antara indeks acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Nov 2023, 06:56 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 06:56 WIB
Wall Street Melemah Setelah The Fed Beri Sinyal Tak Ada Penurunan Suku Bunga
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 21 November 2023. (Foto: Darian Garcia/Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Selasa, 21 November 2023. Hal ini seiring pelaku pasar menilai risalah pertemuan terbaru bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed)  yang menunjukkan pejabat the Federal Reserve tidak memberikan indikasi penurunan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Rabu (22/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 62,75 poin atau 0,18 persen ke posisi 35.088,28. Indeks S&P susut 0,20 persen ke posisi 4.538,19. Indeks Nasdaq tergelincir 0,59 persen ke posisi 14.199,98. Indeks saham acuan menghentikan rangkaian kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

Sementara itu, the Fed mengindikasikan kebijakannya harus tetap "membatasi" di tengah kekhawatiran inflasi akan menjadi semakin tinggi.

Pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga acuan pada 5,25 persen-5,5 persen pada akhir pertemuan 31 Oktober-1 November 2023.

“Dalam pembahasan prospek kebijakan, peserta terus menilai kebijakan moneter harus dijaga cukup ketat agar inflasi dapat kembali ke sasaran Komite sebesar 2 persen dari waktu ke waktu,” demikian isi risalah tersebut.

Indikasi penetapan harga fed funds futures menunjukkan hampir ada kesepakatan the Federal Open Market Committee (FOMC) akan tetap stabil pada pertemuan Desember dan perkirakan pemangkasan suku bunga mulai Mei 2023.

"Mungkin saja kita berada di tengah-tengah pergantian rezim yang jarang terjadi tetapi sangat signifikan. Dan mungkin saja kita tidak akan kembali ke tingkat suku bunga nol,” ujar Senior Portfolio Manager Exencial Wealth Advisors, Jon Burkett-St Laurent.

Ia menambahkan, hal ini tidak berarti suku bunga akan naik menjadi 20 persen. Akan tetapi, hal ini mungkin berarti suku bunga akan naik dan turun dalam kisaran lebih tinggi dibandingkan dekade lalu.

Penjualan Rumah Melambat

Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)

Suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama, data perumahan menunjukkan bulan lalu merupakan masa yang sulit bagi calon pembeli rumah. Penjualan rumah yang ada pada Oktober mencapai 3,79 juta unit, dibandingkan perkiraan 3,9 juta, menurut National Association of Realtors. Ini menandai laju penjualan paling lambat sejak Agustus 2010, dan turun 14,6 persen dari tahun sebelumnya.

Saham Lowe’s turun 3,1 persen setelah mengurangi prospek penjualan setahun penuh. Saham American Eagle anjlok hampir 16 persen setelah panduan pendapatan operasional yang lebih lemah dari perkiraan untuk setahun penuh.

Sementara itu, raksasa e-commerce Amazon turun 1,5 persen. Hal ini setelah CNBC melaporkan, mantan CEO Jeff Bezos mungkin menjual lebih banyak saham. Miliarder Jeff Bezos melepas 1,67 juta saham pekan lalu.

Selain itu, pelaku pasar juga beralih ke laba Nvidia. Saham Nvidia sentuh level tertinggi dalam sepanjang masa pada Senin, 20 November 2023. Akan tetapi, saham Nvidia turun 0,9 persen pada Selasa, 21 November 2023.

Sementara itu, Managing Partner Harris Financial Group, Jamie Cox menuturkan, risalah pertemuan the Fed terbaru menunjukkan bank sentral telah mendapatkan kembali rasa hormat dari pasar yang hilang sebelumnya seiring upaya melawan inflasi.

“Yang paling penting, the Fed telah mendapatkan kembali rasa hormat pasar, yang sempat hilang secara spektakuler karena salah membaca inflasi pada 2021,” ujar Cox.

“The Fed memiliki hak sesuai keinginannya untuk menjaga kondisi keuangan tetap ketat tanpa harus menaikkan suku bunga lebih lanjut. Panduan ke depan, risalah the Fed, dan semua bentuk strategi komunikasi The Federal Reserve lainnya kini memiliki kredibilitas untuk kelola ekspektasi pasar lagi,” tutur dia.

Penutupan Wall Street pada 20 November 2023

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan saham Senin, 20 November 2023. Wall street melesat didorong saham teknologi yang dipimpin saham Microsoft dan Nvidia.

Dikutip dari CNBC, Selasa (21/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 203,76 poin atau 0,58 persen ke posisi 35.151,04. Indeks S&P 500 bertambah 0,74 persen ke posisi 4.547,38. Indeks Nasdaq naik 1,13 persen ke posisi 14.284,53.

Saham Microsoft naik 2 persen, dan mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu, setelah CEO Satya Nadella menuturkan mantan CEO OpenAI Sam Altman akan bergabung dengan raksasa teknologi itu untuk memimpin tim peneliti AI baru.

Saham produsen chip Nvidia melambung 2,3 persen, dan ditutup ke level tertinggi sepanjang masa jelang laporan laba pada perdagangan saham Selasa sore waktu setempat.

Sektor jasa teknologi dan komunikasi merupakan sektor yang mencatat keuntungan terbesar di indeks S&P 500, masing-masing naik 1,5 persen dan 1 persen. Saham Palo Alto Networks bertambah 5,2 persen, sedangkan saham Intel menguat 2,1 persen. Sementara itu, saham Paramount bertambah 5,6 persen dan saham Netflix naik 1,8 persen.

 

 

Imbal Hasil Obligasi AS Turun

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Wall street akan libur pada perdagangan Kamis, 23 November 2023 untuk peringati Thanksgiving. Pada perdagangan Jumat, 24 November 2023 juga akan lebih singkat. Perdagangan saham menjelang libur Thanksgiving berfluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Namun, November masih merupakan bulan dengan kinerja terbaik untuk indeks S&P 500, menurut Stock Traders Almanac.

Pasar tetap antusias hingga akhir tahun, terutama setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pekan lalu.

Hal ini menenangkan kegelisahan investor terhadap tingginya harga dan memberikan indikasi harapan kalau the Federal Reserve (the Fed) dapat berhenti menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi juga terus menurun pada Senin, 20 November 2023 seiring kuatnya lelang obligasi bertenor 20 tahun.

“Salah satu hal yang memicu kenaikan baru-baru ini sejak akhir Oktober dan hari ini adalah penurunan sekitar setengah persen dalam imbal hasil treasury yang jelas mendukung nilai aset,” ujar Senior Investment Strategist Ascent Private Capital Management US Bank, Tom Hainlin.

Ia mencatat belanja fiskal dan masalah defisit menimbulkan risiko tekanan kenaikan pada imbal hasil. “Jadi kami masih melihat volatilitas di pasar obligasi,tetapi sejauh ini penurunan imbal hasil benar-benar mendukung harga-harga aset berisiko tersebut yang akan menjadi fokus utama pada 2024,” ujar dia.

Wall street juga akan mengawasi risalah rapat the Fed terbaru yang dijadwalkan rilis pada perdagangan Selasa pekan ini.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya