Liputan6.com, New York - Saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS) kembali bangkit dari keterpurukan pada 2022. Kenaikan saham teknologi itu mengangkat indeks Nasdaq mencatat kinerja terbaik dalam dua dekade terakhir.
Mengutip CNBC, Sabtu (30/12/2023), indeks Nasdaq melonjak 43 persen pada 2023, dan mencatat kinerja terbaik sejak 2020. Kenaikan indeks Nasdaq itu terjadi setelah merosot 33 persen pada 2022.
Baca Juga
Indeks saham Nasdaq kini hanya 6,5 persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada November 2021. Adapun sentimen yang pengaruhi wall street didorong penghentian kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) dan prospek inflasi yang lebih stabil.
Advertisement
Perusahaan juga mendapatkan manfaat dari langkah-langkah pemangkasan biaya yang diterapkan mulai akhir tahun lalu untuk fokus pada efisiensi dan memperkuat margin keuntungan.
"Setelah ada the Fed yang mundur, tapi dalam hal kenaikan suku bunga, Anda bisa kembali ke bisnis, berapa banyak uang yang dihasilkan, berapa kelipatannya. Ini bisa berlanjut hingga 2024,” ujar Pendiri Capital Wealth Planning, Kevin Simpson.
Industri teknologi meski mendapatkan dorongan besar dari lingkungan makro dan prospek biaya pinjaman lebih rendah, kemunculan kecerdasan buatan mendorong euforia di sektor ini dan mendorong perusahaan berinvestasi pada hal yang dianggap sebagai hal besar berikutnya.
Adapun Nvidia mencatat sebagai pemenang besar dalam serbuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Harga saham produsen chip tersebut melonjak 239 persen pada 2023. Hal ini karena vendor cloud besar dan startup yang didanai besar-besaran mengambil alih unit pemrosesan grafis (GPU) milik perusahaan yang diperlukan untuk melatih dan menjalankan model AI tingkat lanjut.
Pada kuartal I 2023, Nvidia hasilkan laba bersih USD 17,5 miliar, naik lebih dari enam kali lipat dari tahun sebelumnya. Pendapatan pada kuartal terakhir meningkat tiga kali lipat. Pada Maret 2023, CEO Nvidia, Jensen Huang menuturkan, momen iPhone AI telah dimulai.
"Startup berlomba untuk menciptakan produk dan model bisnis yang disruptif, sementara perusahaan lama berupaya meresponsnya,” ujar Huang.
Ia menambahkan, kecerdasan buatantelah memicu urgensi di kalangan perusahaan di seluruh dunia untuk mengembangkan strategi AI.
Tahap Awal
Konsumen mengetahui tentang AI berkat ChatGPT OpenAI yang dikembangkan oleh Microsoft yang dirilis pada akhir 2022. Chatbot memungkinkan pengguna mengetik beberapa teks dan memulai percakapan yang dapat menghasilkan respons canggih dalam sekejap.
Pengembang mulai memakai AI untuk membuat alat untuk memesan perjalanan, membuat materi pemasaran, meningkatkan layanan pelanggan dan bahkan membuat kode perangkat lunak.
Microsoft, Google, Meta, dan Amazon memuji investasi besarnya pada AI saat menyematkan teknologi itu di seluruh rangkaian produk.
Saat rilis laporan keuangan Oktober 2023, CEO Amazon Andy Jassy menuturkan, AI akan hasilkan pendapatan puluhan miliar dolar AS untuk Amazon Web Services dalam beberapa tahun ke depan.
Ia menambahkan, Amazon memakai model tersebut untuk memperkirakan inventaris, menetapkan rute transportasi untuk sopir, membantu penjual pihak ketiga membuat halaman produk dan membantu pengiklam.
"Kami terkejut dengan laju pertumbuhan AI. Bisnis AI kami berkembang sangat, sangat pesat. Dalam hal apa pun, ini sudah merupakan bisnis yang cukup signifikan bagi kami. Namun, menurut saya, perusahaan-perusahaan masih berada tahap awal,” kata dia.
Saham Amazon naik 81 persen pada 2023, dan tahun terbaik sejak 2015.
Di sisi lain, investor Microsoft menikmati reli pada 2023 yang belum pernah terlihat sejak 2009. Saham Microsoft naik 58 persen.
Advertisement
Lonjakan Saham Teknologi
Selain investasi di OpenAI, Microsoft mengintegrasikan teknologi tersebut ke produk Bing, Office, dan Windows. Bulan lalu, CEO Satya Nadella menggambarkan Microsoft sebagai perusahaan Copilot.
"Kemitraan Microsoft dengan OpenAI dan inovasi produk berikutnya hingga 2023 telah hasilkan perubahan dinamis pasar. Sekarang banyak yang memandang Microsoft sebagai pemimpin dalam perang AI (bahkan lebih unggul dari pemimpin pangsa pasar AWS,” ujar Analis Wells Fargo, Michael Turin.
Sementara itu, Microsoft telah menghasilkan laba pada tingkat yang bersejarah. Dalam laporan pendapatan terbarunya, Microsoft menuturkan, margin kotor melebihi 71 persen untuk pertama kali sejak 2013, saat Steve Ballmer menjalankan perusahaan itu.
Microsoft telah menemukan cara untuk menjalankan pusat datanya secara efisien dan kurangi ketergantungan pada perangkat keras, sehingga hasilkan margin lebih tinggi untuk segmen yang mencakup Windows, Xbox dan pencarian.
Setelah Nvidia, lonjakan saham terbesar di antara perusahaan teknologi kapitalisasi besar terjadi pada saham Meta. Saham Meta melonjak hampir 200 persen. Saham Nvidia dan Meta mencatat kinerja terbaik di indeks S&P 500.
Adapun reli saham Meta dipicu pada Februari, saat CEO Mark Zuckerberg mendirikan perusahaan itu pada 2004 menuturkan, 2023 menjadi tahun efisiensi setelah sahamnya anjlok 64 persen pada 2022. Hal ini karena sebagian besar pendapatan turun dalam tiga kuartal berturut-turut.
Perusahaan ini memangkas lebih dari 20.000 karyawan, dan membuktikan ke wall street kalau serius menekan biaya. Kemudian pertumbuhan kembali terjadi saat Facebook ambil pangsa pasar dalam periklanan digital. Pada kuartal III, Meta mencatat ekspansi 23 persen, peningkatan paling tajam dalam dua tahun.
Penutupan Wall Street pada 29 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan terakhir 2023, tepatnya pada Jumat, 29 Desember 2023. Namun, indeks acuan di wall street mencatat kinerja positif sepanjang 2023.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/12/2023),indeks S&P 500 melemah 0,28 persen ke posisi 4.769,83. Namun, sepanjang 2023, indeks S&P 500 mencatat penguatan 24,2 persen. Penguatan indeks saham acuan itu didorong inflasi yang melambat, ekonomi tetap kuat dan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) isyaratkan bakal hentikan kenaikan suku bunga.
Indeks S&P 500 menguat selama sembilan minggu berturut-turut pada 2023. Ini merupakan rekor kemenangan beruntun terbaiknya sejak 2004. Saham-saham teknologi kapitalisasi besar angkat indeks Nasdaq ke pencapaian terbaik sejak 2020 karena antusiasme kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Sementara itu, indeks Dow Jones melemah 20,56 poin atau 0,05 persen ke posisi 37.689,54 pada Jumat pekan ini. Indeks Dow Jones melesat 13,7 persen pada 2023 dan mencatat rekor baru.
Indeks Nasdaq turun tipis 0,56 persen ke posisi 15.011,35 pada perdagangan Jumat pekan ini. Akan tetapi, sepanjang 2023, indeks Nasdaq melambung 43,4 persen, dan mencatat kinerja terbaik sejak 2020.
“Momentum tetap menguntungkan menjelang akhir tahun. Ini merupakan perjalanan yang sangat fenomenal,” ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan.
Selama sepekan ini, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen pada pekan ini. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 0,8 persen dan 0,1 persen, dan mencatat kenaikan mingguan terbaik sejak 2019.
Adapun saham-saham kembali bangkit pada 2023 setelah 2022 merupakan tahun yang sulit. Hal tersebut didukung euforia kecerdasan buatan yang memicu kenaikan saham magnificent 7 antara lain Nvidia dan Microsoft.
Antusiasme tersebut memperkuat indeks bahkan ketika rata-rata saham mengalami kesulitan di tengah kenaikan suku bunga dan memicu kinerja lebih baik dari indeks Nasdaq.
Advertisement