Saham Berjangka AS Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Indeks S&P 500 berjangka naik tipis 0,1% pada Minggu malam (28/4/2024). Nasdaq 100 berjangka juga menguat 0,1%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Apr 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham Amerika Serikat (AS) memasuki zona hijau menjelang awal pekan. Tiga indeks acuan di wall street kompak menguat.

Melansir CNBC International, Senin (29/4/2024) indeks S&P 500 berjangka naik tipis 0,1% pada Minggu malam, 28 April 2024 karena indeks luas tersebut keluar dari pekan terbaiknya dalam beberapa bulan.

Kemudian indeks Dow Jones Industrial Average berjangka naik 58 poin, atau 0,2%. Nasdaq 100 berjangka juga menguat 0,1%.

Pergerakan tersebut mengikuti pekan yang positif, meskipun sulit di Wall Street. Sebelumnya, indeks S&P 500 melonjak menjadi 2,7%, mencatat pekan terbaiknya sejak November 2023 dan memecahkan rekor negatif tiga minggu berturut-turut.

Dengan reli sebesar 4,2%, Nasdaq Composite juga menunjukkan kinerja mingguan terbaiknya sejak November dan pekan kemenangan pertamanya dalam lima pekan terakhir. Dow mengakhiri pekan ini 0,7% lebih tinggi.

"Peningkatan YTD dalam perhitungan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi sebagian besar menjelaskan ketahanan ekuitas tahun ini bersamaan dengan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi," kata David Kostin, kepala strategi ekuitas AS di Goldman Sachs, dalam catatan kepada kliennya.

"Namun, selama beberapa minggu terakhir, pendorong suku bunga telah bergeser dari pertumbuhan yang lebih baik ke pertumbuhan yang lebih baikkekhawatiran kebijakan moneter yang hawkish, yang lebih sulit dicerna oleh saham," jelasnya.

Kuartal kedua 2024 diperkirakan menjadi periode yang kuat bagi Wall Street, dari lebih dari 45% perusahaan yang terdaftar di S&P 500 yang telah membukukan kinerjanya sejauh ini, sekitar empat dari setiap lima perusahaan telah melampaui ekspektasi, menurut FactSet.

Kebijakan moneter Federal Reserve akan menjadi pusat perhatian pekan ini, terkait keputusan suku bunga terbarunya pada hari Rabu besok (30/4).

Meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan biaya pinjaman tidak berubah, investor masih akan memantau dengan cermat konferensi pers pasca pengumuman dengan Ketua The Fed Jerome Powell.

 

Rilis Pertumbuhan Ekonomi hingga Laporan Keuangan Meta Cs Bakal Warnai Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Data pertumbuhan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat (AS) akan membayangi bursa saham AS atau wall street pekan ini. Ditambah rilis laba raksasa perusahaan teknologi akan mewarnai laju wall street.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Selasa (23/4/2024), pekan ini, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 akan rilis Kamis pekan ini. Diikuti pengumuman indeks pengeluaran konsumsi pribadi pada Maret, yang merupakan ukuran inflasi pilihan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Jumat pekan ini.

Adapun alat pengukur inflasi pilihan the Fed tidak menentu selama beberapa bulan telah memaksa investor untuk kurangi proyeksi penurunan suku bunga the Fed pada 2024.

Pada Jumat lalu, presiden the Fed Chicago Austan Goolsbee menuturkan, kemajuan inflasi telah terhenti dan menyatakan “masuk akal” bagi bank sentral untuk menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai jalur inflasi.

 

Pertumbuhan Ekonomi AS

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Hal ini membuat rilis PCE pada Jumat pekan ini menjadi lebih kritis. Ekonom prediksi, PCE inti tercatat 2,7 persen pada Maret dibandingkan tahun sebelumnya, turun dari kenaikan tahunan sebesar 2,8 persen pada Februari.

Pada bulan lalu, ekonom prediksi PCE inti naik 0,3 persen sejalan dengan perubahan bulan lalu.

"Jika inflasi PCE inti mencapai sekitar 0,25 persen (month-over-month) pada Maret dan April, inflasi akan melambat dari 2,8 persen menjadi 2,6 persen yoy. Hal ini memberikan perlindungan bagi the Fed untuk mulai menyesuaikan kebijakan suku bunganya secara bertahan, lebih rendah mulai Juni dan Juli," ujar Ekonom Citi Andrew Hollenhorst.

Pertumbuhan Ekonomi AS pada Kuartal I

Salah satu alasan sebagian besar investor kembali perhitungkan kebijakan penurunan suku bunga the Fed. Hal ini karena ekonomi AS semakin positif. Sepanjang kuartal I, ekonom telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi-nya.

Ekonom prediksi, ekonomi AS tumbuh 2,5 persen pada kuartal I, lebih rendah dari 3,4 persen yang terlihat pada kuartal IV 2023.

 

 

 

Laporan Keuangan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

"Data yang masuk terus menunjukkan ketahanan ekonomi yang sedang berlangsung dalam lingkungan suku bunga yang lebih tinggi,” ujar Ekonom Bank of America Michael Gapen.

"Konsumen tetap kuat. Ekonomi sedikit melambat sejak tingkat pertumbuhan 4,9 persen yang terlihat pada kuartal III, tetapi penurunan itu terjadi secara bertahap,” ia menambahkan.

Selain data ekonomi, sejumlah raksasa teknologi akan melaporkan kinerja keuangan kuartal I 2024. Perusahaan yang akan rilis laporan keuangan antara lain Meta, Microsoft, Alphabet, Tesla, dan Chipotle.

Pada pekan lalu meski terjadi aksi jual di sektor saham teknologi usai hasil yang mengecewakan dari produsen chip dan Netflix, ekspektasi pertumbuhan laba masih sangat tinggi untuk Meta, Microsoft, dan Alphabet yang diperkirakan rilis laporan keuangan pekan depan.

Nvidia dan Amazon diperkirakan mencatat pertumbuhan laba 64,3 persen pada kuartal I. 495 perusahaan lainnya alami penurunan laba 6 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya