Maybank Sekuritas Luncurkan Aplikasi Online Trading Terbaru, Apa Saja Fiturnya?

Maybank Sekuritas menguasai 7,4% market share equity brokerage di Indonesia dan menjadi peringkat ke-2 di tahun 2023 berdasarkan value.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Jul 2024, 20:01 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 20:01 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta PT Maybank Sekuritas Indonesia (Maybank Sekuritas) mengumumkan peluncuran aplikasi online trading terbaru mereka, Maybank Trade ID. Versi terbaru ini akan tersedia untuk publik di App Store dan Play Store.

Presiden Direktur Maybank Sekuritas Wilianto Ie mengemukakan dalam acara ini, bahwa selama lebih dari 30 tahun berada di pasar modal Indonesia, Maybank Sekuritas merupakan pialang saham institusi yang terdepan di Indonesia. Karena itu, Maybank Sekuritas menguasai 7,4% market share equity brokerage di Indonesia dan menjadi peringkat ke-2 di tahun 2023 berdasarkan value.

Namun, dengan semakin tingginya jumlah nasabah ritel di Indonesia, Maybank Sekuritas melihat pentingnya untuk menyediakan layanan aplikasi yang lebih up-to-date dengan kebutuhan nasabah ritel.

“Maybank Trade ID yang hari ini diluncurkan tidak hanya memiliki kulit yang berbeda dari Maybank Trade ID Classic yang sebelumnya, tapi kami juga telah mengkurasi fitur-fitur inovatif yang dibutuhkan oleh nasabah ritel kami,” jelas Wilianto dikutip, Rabu (10/7/2024).

Berbeda dengan aplikasi Maybank Trade ID Classic yang sudah berada di Indonesia selama kurang lebih 14 tahun, Maybank Trade ID terbaru memiliki UI UX yang lebih menyenangkan untuk dieksplor oleh nasabah, karena itu dalam peluncuran kali ini mereka mengusung tema Playground Baru untuk berinvestasi. Tampilan dan tema yang disajikan pun disesuaikan dengan segmen yang ingin ditarget oleh Maybank Sekuritas.

“Dengan aplikasi yang dikembangkan secara in-house ini, kami ingin membidik segmen pasar mass-affluent dan affluent, yang didominasi oleh generasi milenial,” jelas Product Development Lead Maybank Sekuritas Gerry Immanuel.

“Pengembangan kali ini kami berfokus pada perubahan tampilan yang lebih fresh dan juga membawa fitur-fitur inovatif seperti price alert, biometric login, push notification, dan insight & news. Pangsa pasar kami ini juga banyak didominasi oleh pemula, sehingga kami menambahkan beberapa fitur fundamental dan teknikal yang dapat membantu keputusan investasi mereka,” lanjut Gerry.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Fitur-Fitur di Maybank Trade ID

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Price alert. Nasabah akan diberi notifikasi jika harga dari suatu saham sudah mencapai level yang diinginkan tanpa harus dimonitor setiap waktu.Smart order: Nasabah dapat memesan order jual beli untuk dijalankan secara otomatis dengan memasukkan strategi investasi yang telah diatur secara personal.

Quick input buy. Fitur penghitungan quantity saat ingin melakukan transaksi beli berdasarkan persentase cash yang dimiliki nasabah.Insight & news: Laporan riset yang komprehensif dari tim riset secara regional dan kabar terbaru yang dapat menjadi acuan strategi investasi nasabah.

Gerry menambahkan, beberapa fitur ini telah mereka kurasi untuk mempermudah pangsa pasar mereka dalam berinvestasi tanpa harus dipantau setiap saat, karena mereka cenderung memiliki kesibukan yang lain dalam kesehariannya.

“Sejalan dengan strategi M25+ dari Maybank Group, Maybank Sekuritas senantiasa berfokus pada kebutuhan nasabah dan mengakselerasi digitalisasi dan teknologi terkini, sehingga dapat memberikan layanan dan produk yang berkelanjutan bagi masyarakat,” tutup Wilianto.


Meneropong Prospek Saham Bank Besar pada Semester II 2024

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham perbankan dinilai masih bergairah pada paruh kedua 2024. Keyakinan itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan yang akan sesuai target pertumbuhan Bank Indonesia (BI) sebesar 10%-12%.

Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi menerangkan, beberapa saham perbankan yang memiliki bobot besar pada Indeks sektor keuangan sub sektor industri perbankan di antaranya saham BBRI, BBNI, BMRI, BBCA, BRIS, ARTO, BBTN. Dalam catatannya, mayoritas saham-saham bank memiliki pertumbuhan total pinjaman (Total Loan Growth) dengan rata-rata double digit pada laporan keuangan terakhir secara tahunan.

Rinciannya, BBRI sebesar 12.53 persen, BMRI sebesar 17,83 persen, BBCA sebesar 17,74 persen, BRIS sebesar 15,16 persen dan BBTN sebesar 14,84 persen.

"Hal ini menjadi modal yang kuat melihat prospek saham-saham perbankan besar di semester II tahun 2024,” kata Lanjar kepada Liputan6.com, Rabu (10/7/2024).

Beberapa indikator utama yang mendukung prospek positif tersebut di antaranya, pertama, pertumbuhan kredit yang signifikan menurut OJK secara keseluruhan di Indonesia.

Kemudian pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat Rp 8.699 triliun pada Mei 2024, kualitas kredit yang terkendali dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross perbankan tetap stabil di 2,34 persen dan NPL net di 0,79 persen (di bawah 5 persen sebagai batas umum kesehatan perbankan), serta Kredit untuk sektor UMKM juga menunjukkan perbaikan dengan LaR kredit UMKM turun menjadi 13,83 persen dari 17,63 persen tahun sebelumnya.

 

 


Pertumbuhan Kredit

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Pertumbuhan kredit yang tumbuh di tengah tingginya tingkat suku bunga acuan sebagai acuan meningkatnya cost of funding milik pihak ketiga (Peminjam) dapat mencerminkan bahwa prestasi kinerja perbankan yang telah berjalan dengan sangat baik dan pihak ketiga yang juga tetap optimis," ujar Lanjar.

Lanjar menjabarkan target harga saham median pada konsensus analis Bloomberg secara fundamental, rata-rata catatkan potensi penguatan lebih dari 10 persen per awal Juli 2024. BBRI di level 5.950. BMRI di level 7.400. BBCA di level 11.000. BRIS di level 2.900 dan BBTN di level 1.720.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya