3 Rekomendasi Investasi Bakal Cuan di 2024

Berikut rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait instumen investasi yang berpotensi mendatangkan keuntungan di tahun 2024

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 06:00 WIB
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pengamat memprediksi gejolak perekonomian global masih berlanjut hingga tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh konflik di wilayah Timur Tengah yang kian memanas. Ini juga menjadi sentimen dalam investasi.

Kondisi ini diperparah dengan masih berlanjutnya era suku bunga acuan tinggi. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga atau BI rate di kisaran 6,25 persen.

Kondisi ketidakpastian perekonomian global tersebut tentunya harus disikapi dengan baik oleh masyarakat di Indonesia. Antara lain dengan lebih bijak mengatur keuangan termasuk untuk investasi.

Berikut rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait instumen investasi yang berpotensi mendatangkan keuntungan di tahun 2024:

1. Instrumen investasi saham 

OJK menilai investasi saham berpotensi memberikan keuntungan dilihat dari potensi pertumbuhan laba emiten dan makroekonomi Indonesia tahun 2024. Di lihat dari data historis pasar modal, di tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan khususnya dari saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor finansial, konsumen, dan media.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor.

Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan 811 ribu investor saham menjadi 5,25 juta investor saham. 

"Artinya semakin banyak masyarakat yang terinklusi menjadi investor pasar modal Indonesia. Apakah Sobat merupakan salah satu investor pasar modal?," tulis OJK melalui laman sikapiuangmu.ojk.go.id dikutip Minggu (25/8).

2. Reksa dana 

Reksa dana masih dalam kelompok pilihan investasi di tahun 2024. Reksa dana indeks maupun saham bisa menjadi pilihan, terutama bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang. 

"Tentunya pilih jenis reksa dana sesuai dengan masing-masing profil risiko dan jangka waktu investasi Sobat," sebut OJK.

Selain itu, reksa dana pendapatan tetap juga berpotensi menguntungkan karena ada tren penurunan suku bunga acuan, cocok bagi investor moderat. Bahkan, reksa dana pasar uang diprediksi akan stabil di tahun 2024. 

"Bagi Sobat yang ingin melakukan strategi wait and see, dapat memanfaatkan instrumen reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap untuk berinvestasi jangka pendek sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai melakukan diversifikasi investasi di saham," ungkap OJK.

3. Obligasi 

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Instrumen investasi obligasi diprediksi cocok sebagai sasaran investasi di tahun 2024 karena dorongan untuk mendiversifikasi risiko.

Obligasi sebagai instrumen berpendapatan tetap (fixed income) layak menjadi pilihan bagi investor yang sensitif terhadap sentimen pasar dan fluktuasi kondisi ekonomi di tahun politik.

Salah satu pilihan obligasi yang paling aman adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah. Apalagi, Kementerian Keuangan akan kembali menerbitkan beberapa obligasi pemerintah seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), Saving Bonds Ritel (SBR), dan Cash Waqf Link Sukuk (CWLS). 

Agar investasi kamu optimal, jangan lupa lakukan analisis fundamental. Misalnya pelajari prospektus instrumen investasi  dan ingat selalu prinsip ke depan prinsip legal dan logis dalam menentukan instrumen investasi.

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya