Produsen EV Tiongkok BYD Catat Penjualan Naik 30% pada Agustus 2024

Penjualan mobil listrik BYD juga naik hampir 12%, sementara penjualan kendaraan bertenaga hibrida melonjak 48%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2024, 06:00 WIB
Produsen EV Tiongkok BYD Catat Penjualan Naik 30% pada Agustus 2024
Raksasa mobil listrik asal Tiongkok, BYD mencatat rekor penjualan kendaraan penumpang pada Agustus 2024 (Arief A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa mobil listrik asal Tiongkok, BYD mencatat rekor penjualan kendaraan penumpang pada Agustus 2024, dengan penjualan mobil hibrida tumbuh lebih cepat daripada mobil bertenaga baterai.

Melansir CNBC International, Sabtu (7/9/2024) produsen mobil listrik tersebut mengungkapkan penjualan pada Agustus 2024 tumbuh 30% secara tahunan menjadi 370.854 unit.

Penjualan mobil listrik BYD juga naik hampir 12%, sementara penjualan kendaraan bertenaga hibrida melonjak 48% hingga mencakup hampir dua pertiga dari mobil BYD yang terjual bulan lalu.

Selain itu, BYD juga menjual 31.451 unit mobil di luar negeri bulan lalu, sehingga total penjualan tahun ini menjadi 264.869 unit dan melampaui 242.765 mobil yang terjual di luar negeri sepanjang 2023.

Jika BYD mempertahankan laju penjualan bulanan rata-rata di luar negeri hingga akhir Desember 2024, perusahaan akan menjual sekitar 400.000 mobil di luar Tiongkok pada 2024 ini, menurut hitungan CNBC.

Sementara itu, beberapa perusahaan rintisan kendaraan lainnya mengalami penurunan pengiriman bulan lalu.

Li Auto, yang terkenal dengan kendaraan pemanjang jangkauannya, melaporkan 48.122 pengiriman pada Agustus 2024, turun dari pengiriman 51.000 unit pada bulan Juli.

Aito, yang menggunakan teknologi Huawei, mengirimkan 31.216 mobil bulan lalu, turun lebih dari 10.000 kendaraan dari bulan sebelumnya. 

Nio juga mengatakan telah mengirimkan 20.176 mobil pada bulan Agustus 2024, turun sedikit dari bulan sebelumnya tetapi di atas 20.000 untuk bulan keempat berturut-turut.

Sebelumnya, BYD sempat digadang-gadangkan segera menyalip Tesla dengan penjualan baterai mobil listrik terbesar secara global tahun ini, dengan pangsa pasar BEV diperkirakan akan melonjak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bukan Indonesia, Pabrik Pertama Mobil Listrik BYD di ASEAN Dibangun di Sini

BYD M6
Rombongan media test drive BYD M6 bertolak dari Jakarta menuju Bandung, Jawa Barat. (ist)

Diwartakan sebelumnya, BYD telah membuka pabrik kendaraan listrik di Thailand pada Kamis (4/7), yang menjadi pabrik pertamanya di Asia Tenggara, pasar kendaraan listrik regional yang berkembang pesat dan telah menjadi pemain dominan.

"Thailand memiliki visi kendaraan listrik yang jelas dan sedang memasuki era baru manufaktur mobil," kata CEO dan presiden BYD Wang Chuanfu pada upacara pembukaan pabrik di negara itu, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (5/7/2024). 

"Kami akan membawa teknologi dari Tiongkok ke Thailand," ungkapnya.

Pabrik BYD merupakan bagian dari gelombang investasi senilai lebih dari USD 1,44 miliar atau sekitar Rp. 23,5 triliun dari pembuat kendaraan listrik asal Tiongkok yang mendirikan pabrik di Thailand, dibantu oleh subsidi pemerintah dan insentif pajak.

Saham pembuat mobil yang terdaftar di Hong Kong itu naik 3,2 persen menjadi HKD 237,60, lompatan intraday terbesar sejak 13 Juni lalu.

Untuk tahun 2030 mendatang, Thailand berencana mengubah 30 persen produksi tahunan mobil listrik sebanyak 2,5 juta unit, menurut rencana pemerintah negara tersebut.

Seperti diketahui, Thailand menjadi pusat perakitan dan ekspor mobil regional dan telah lama didominasi oleh pembuat mobil Jepang seperti Toyota Motor, Honda Motor dan Isuzu Motors.

"BYD menggunakan Thailand sebagai pusat produksi untuk ekspor ke ASEAN dan banyak negara lainnya," ujar Narit Therdsteerasukdi, sekretaris jenderal Dewan Investasi Thailand, mengacu pada 10 negara blok ASEAN.


Perusahaan Investasi Warren Buffett Kurangi Kepemilikan Saham Produsen Kendaraan Listrik China BYD

Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Sebelumnya, investor awal di BYD, Berkshire Hathaway terus memangkas kepemilikan sahamnya di produsen kendaraan listrik terbesar di China.

Mengutip CNBC, ditulis Selasa (18/6/2024), miliarder Warren Buffett telah menjual 1,3 juta saham BYD yang tercatat di Hong Kong senilai USD 39,8 juta atau sekitar Rp 653,06 miliar (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.408). Hal itu menurut pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong. Penjualan saham itu mengurangi kepemilikan Berkshire Hathaway menjadi 6,9 persen dari 7 persen.

Warren Buffett membeli sekitar 225 juta saham BYD yang berbasis di Shenzhen pada 2008 senilai USD 230 juta atau sekitar Rp 3,77 triliun. Taruhan ini ternyata sangat menguntungkan karena pasar kendaraan listrik mengalami pertumbuhan yang luar biasa di China dan negara lain.

Berkshire Hathaway telah melepas separuh kepemilikannya melalui penjualan pada 2022 dan 2023 setelah saham BYD meroket hampir 600 persen ke rekor tertinggi pada April 2022 dari awal 2008.

Peraturan Hong Kong hanya mensyaratkan pengajuan ketika persentase saham melewati angka bulat, jadi jika kepemilikan Berkshire turun di bawah 6 persen, aka nada pengajuan lagi.

 


Peran Charlie Munger

Didirikan oleh Wang Chuanfu, BYD mulai membuat baterai untuk ponsel pada 1990-an.Pada 2003, perusahaan ini beralih ke otomotif dan menjadi merek mobil terkemuka di China, serta produsen utama baterai kendaraan listrik.

Pada kuartal IV 2023, BYD menggeser Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, dengan menjual lebih banyak kendaraan bertenaga baterai dibandingkan pesaingnya di Amerika Serikat (AS).

Buffett menuturkan, pada 2010, mendiang vice chairman Berkshire Charlie Munger pantas mendapatkan 100 persen pujian untuk BYD. Munger diperkenalkan ke BYD oleh temannya Li Lu, pendiri manajer aset Himalaya Capital yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya