Bursa Gembok Saham Satria Antaran Prima, Ada Apa?

BEI hentikan sementara perdagangan saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) di pasar reguler dan pasar tunai, Jumat, 6 September 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Sep 2024, 08:51 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2024, 08:49 WIB
Bursa Gembok Saham Satria Antaran Prima, Ada Apa?
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi pada saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi pada saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX). Penghentian sementara saham SAPX lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

"Sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SAPX pada perdagangan tanggal 6 September 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Jumat (6/9/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham PT Satria Antaran Prima Tbk dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham Satria Antaran Prima.

Merujuk data RTI, saham SAPX ditutup naik 2,34 persen ke posisi 3.060 pada Kamis, 5 September 2024. Dalam sepekan, SAPX naik 13,33 persen. Sedangkan sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), SAPX naik 157,14 persen.

Buka Suspensi Saham INTD dan AKSI

Sementara saham SAPX disuspensi, Bursa melakukan pembukaan kembali saham PT Inter Delta Tbk (INTD) dan PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) pada hari ini, Jumat 6 September 2024. Keduanya mengalami suspensi pada 5 September 2024. Penghentian sementara saham INTD dan AKSI lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Merujuk data RTI, saham INTD naik signifikan pada 29 Agustus 2024.

Saat itu, saham INTD ditutup naik 35 persen ke posisi 162. Namun pada perdagangan berikutnya, saham INTD terkoreksi hingga ke level 136 pada Senin, 2 September 2024. Penguatan kembali terjadi pada 3 September 2024. Saat itu, INTD ditutup naik 34,56 persen ke posisi 183. Keesokan harinya, pada 4 September 2024 saham INTD naik 34,43 persen ke posisi 246.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerak Saham

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam sepekan, saham INTD naik 51,85 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham INTD naik 80,88 persen. Sementara saham AKSI naik signifikan pada 27 Agustus 2024.

Saat itu, saham AKSI naik 34,21 persen ke posisi 153. Penguatan berlanjut pada 28 Agustus 2024, membawa AKSI ke posisi 163. Namun pada 29 Agustus sampai dengan 2 September 2024, saham AKSI turun hingga ke posisi 135. Pada Selasa, 3 September 2024 saham AKSI kembali hijau.

Saham AKSI ditutup naik 33,33 persen ke posisi 180. Penguatan berlanjut, pada 4 September AKSI ditutup naik 34,44 persen ke posisi 242. Dalam sepekan, AKSI naik 61,33 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), AKSI naik 71,63 persen.


Penutupan IHSG pada 5 September 2024

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis sore ini. Penguatan IHSG ini dipimpin oleh saham- saham sektor keuangan.

Pada perdagangan Kamis (5/9/2024), IHSG ditutup menguat 8,14 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.681,04. Sementara indeks LQ45 naik 2,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 943,77.

"Bursa regional Asia didominasi penguatan setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan dan semakin meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed," tulis Tim Riset Saham Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya dikutip dari Antara.

Beberapa data perekonomian AS yang telah dirilis pada pekan ini adalah ISM Manufacturing PMI yang naik tipis dari sebelumnya 46,8 menjadi 47,2, serta JOLTs Job Openings yang turun dari sebelumnya 7,91 juta menjadi 7,67 juta.

Meskipun aktivitas manufaktur mengalami kenaikan, namun aktivitas manufaktur masih berada di zona kontraksi (<50 poin).

Selain itu, menurunnya JOLTs Job Openings yang di luar prediksi pasar tentu mengindikasikan bahwa lowongan pekerjaan terus menurun yang tentu semakin memojokkan The Fed untuk memangkas suku bunganya agar terhindar dari resesi.

Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang mengatakan Fed perlu memangkas suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat, tetapi sekarang tergantung pada data ekonomi yang masuk untuk menentukan seberapa banyak.

Pada September 2024 pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memiliki probabilitas sebesar 55 persen sedangkan pemangkasan 50 bps memiliki probabilitas sebesar 45 persen, dan diyakini pada bulan ini, pemangkasan hanya akan sebesar 25 bps.


Sektor Saham

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor keuangan sebesar 1,77 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik sebesar 1,66 persen dan 1,62 persen.

Sedangkan, satu sektor turun yaitu sektor energi yang turun sebesar 0,15 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu HOMI, SICO, ASRI, SSIA dan LUCK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BCAP, NETV, SMLE, BESS dan PTRO.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.259.968 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,33 miliar lembar saham senilai Rp9,92 triliun. Sebanyak 348 saham naik, 235 saham menurun, dan 211 tidak bergerak nilainya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya