Harga Emas Melambung, Simak Rekomendasi Saham Berpotensi Cuan

Salah satu sentimen utama yang mempengaruhi industri emas adalah ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat, baik mengenai skenario hard landing maupun soft landing.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Sep 2024, 07:57 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 06:00 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas diperkirakan akan terus melanjutkan tren penguatan. Pada Jumat (20/9/2024), harga emas naik sebesar 1,3% ke level USD 2.620 per ons, menandai rekor all-time high (ATH) baru.

Menurut Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, emiten sektor komoditas emas berpotensi menaikkan Average Selling Price (ASP) mengikuti tren kenaikan harga emas. Dengan demikian, produsen emas berpotensi mencatat kenaikan laba.

"MDKA, BRMS, dan PSAB akan diuntungkan oleh kenaikan harga emas yang mencapai ATH. Rekomendasi saya, MDKA Buy dengan target harga 2.500," ujar Andhika kepada Liputan6.com, Senin (23/9/2024).

Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi menilai bahwa salah satu sentimen utama yang mempengaruhi industri emas adalah ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat, baik mengenai skenario hard landing maupun soft landing. Kondisi ini meningkatkan permintaan global terhadap aset safe haven seperti emas.

Selain itu, tren dekarbonisasi dan peningkatan permintaan emas dari industri elektronik turut berkontribusi pada peningkatan harga.

Lanjar mencatat bahwa banyak teknologi modern memerlukan komponen elektronik yang menggunakan emas karena sifatnya yang konduktif dan tahan korosi. Misalnya, emas digunakan dalam konektor, sirkuit, serta komponen elektronik pada kendaraan listrik dan perangkat energi terbarukan.

"Peningkatan teknologi rendah karbon dapat memicu permintaan emas," kata Lanjar saat dihubungi secara terpisah.

Rekomendasi Saham Emas Pilihan

Beberapa saham pilihan Lanjar di sektor ini adalah:

  • ANTM (Aneka Tambang)

Antam adalah salah satu pemain besar di industri pertambangan Indonesia dan memiliki operasi signifikan di sektor emas. Kenaikan harga emas dapat berdampak positif pada margin dan laba perusahaan. ANTM direkomendasikan BUY dengan target harga secara fundamental di kisaran 1.720 per lembar saham.

  • UNTR (United Tractors)

UNTR dikenal sebagai emiten alat berat dan batu bara, namun saat ini mereka juga terdiversifikasi ke pertambangan emas melalui anak usahanya, PT Agincourt Resources, yang mengelola tambang emas Martabe. UNTR direkomendasikan BUY dengan target harga 29.500 per lembar saham.

  • MDKA (Merdeka Copper Gold)

MDKA adalah salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dengan fokus pada pertambangan emas dan tembaga. Kenaikan harga emas secara langsung akan berdampak pada laba MDKA. Rekomendasi BUY dengan target harga 2.980 per lembar saham.

  • ARCI (Archi Indonesia)

ARCI fokus pada produksi emas dari tambang Toka Tindung. Kenaikan harga emas juga akan memperkuat margin laba perusahaan. Rekomendasi BUY dengan target harga 330 per lembar saham.

Siap-Siap, Harga Emas Dunia Cetak Rekor Termahal Lagi Minggu Ini

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Harga emas berpotensi bergerak lebih tinggi minggu ini hingga akhir tahun 2024 setelah The Fed menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19. Keputusan yang mempengaruhi harga emas ini membuat suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 4,75-5%.

Dikutip dari Kitco.com, Senin (23/9/2024), harga emas batangan berjangka Desember terakhir diperdagangkan pada USD 2.644,70 per ons, naik lebih dari 1% pada hari itu.

Sementara itu, logam mulia hampir naik 1,5% dari penutupan awal minggu lalu di atas USD 2.600 per ons. Kenaikan hari Jumat dipicu oleh volatilitas yang kuat setelah keuntungan awal emas pasca rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan arah kebijakan moneter AS.

Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa reaksi emas terhadap pemotongan 50 basis poin Federal Reserve serta sinyal pelonggaran 200 basis poin selama dua tahun ke depan akan berlanjut.

The Fed Tak Buru-Buru

Powell menambahkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan bahwa The Fed sedang dalam proses "mengkalibrasi ulang" kebijakan moneternya.

"Jika Anda melihat Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP), Anda akan melihat bahwa ini adalah proses mengkalibrasi ulang sikap kebijakan kami dari posisi tahun lalu ketika inflasi tinggi dan pengangguran rendah, ke posisi yang lebih tepat mengingat keadaan saat ini," ujar Powell.

Menurut Powell, tidak ada indikasi bahwa komite terburu-buru. Proses ini akan berkembang seiring waktu.

Jerry Prior, COO dan manajer portofolio senior di KFA Mount Lucas Managed Futures Index Strategy ETF, mengatakan bahwa setelah komentar Powell, kecil kemungkinan emas akan melonjak. Namun, ia menambahkan bahwa pasar akan terus mengalami kenaikan yang stabil.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya