Bursa Asia Dibuka Lebih Rendah, Saham Berkapitalisasi Kecil AS Tertekan

Bursa saham Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, menyusul kerugian bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street karena reli pascapemilu di Negeri Paman Sam terhenti semalam.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 09:00 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, menyusul kerugian bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street karena reli pascapemilu di Negeri Paman Sam terhenti semalam.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/11/2024), pedagang Asia menilai data barang korporat dari Jepang, yang menunjukkan pertumbuhan harga produsen tahun ke tahun, atau inflasi grosir, pada bulan Oktober mencapai yang tertinggi sejak Juli tahun lalu sebesar 3,4%.

Angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan 3% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan kenaikan 2,8% pada bulan September.

Indeks saham Nikkei 225 Jepang diperdagangkan turun 0,5% pada saat pembukaan, sementara Topix turun 0,3%. Di Korea Selatan, Kospi turun 1,1%, sementara Indeks Kosdaq turun 1,4%.

Indeks saham S&P/ASX 200 Australia  turun 1,4%. Sedangkan Indeks Hang Seng Hong KongHarga berjangka berada pada level 19.631, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI pada level 19.846,88. 

Di AS, saham anjlok semalam, dengan indeks Nasdaq yang sarat teknologi dan S&P 500 menghentikan kenaikan lima hari berturut-turut.

Dow  Jones Industrial Average  turun 382,15 poin, atau 0,86%, menjadi 43.910,98, sementara  S&P 500  turun 0,29% dan ditutup pada 5.983,99.  Nasdaq Composite  mengakhiri sesi sedikit lebih rendah pada 19.281,40.

Saham-saham berkapitalisasi kecil, yang dianggap sebagai penerima manfaat potensial dari kembalinya Donald Trump sebagai presiden AS, sebagian besar berada di bawah tekanan, dengan  Russell 2000  turun sekitar 1,8%.

IHSG Berpotensi Melesat, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 13 November 2024

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (13/11/2024). IHSG akan menguji posisi 7.396-7.528.

IHSG naik 0,76 persen ke posisi 7.321 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Selasa,12 November 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama masih mampu berada di atas 7.182 sebagai area support terdekat, posisi IHSG diperkirakan sudah menyelesaikan wave © dari wave (ii). “Sehingga ke depannya diperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.396-7.528 pada skenario hitam,” ujar dia.

Akan tetapi, Herditya mengingatkan, waspadai akan adanya pembalikan arah, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.835-7.065 untuk membentuk wave C dari wave (2) pada skenario merah.

Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.182-7.076 dan level resistance 7.354,7.449 pada Rabu pekan ini.

Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan,  IHSG terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis moving average (MA) lima harian disertai volume.

Ia mengatakan, selama di atas garis MA5, IHSG berpeluang untuk breakout resistance garis moving average (MA)200 untuk menguji resistance garis MA100 dan resistance MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya.

“Namun jika tidak mampu breakout resistance garis MA200 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dna melanjutkan fase bearish-nya,” tutur dia.

Ia menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.200-7.400.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Sedangkan Wafi memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Rekomendasi Teknikal

IHSG Ditutup Melemah 0,74 Persen ke Level 6.812
Sebanyak 206 saham naik, 337 saham turun, dan 190 saham stagnan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) - Buy on Weakness

Saham AUTO menguat 1,68% ke 2.420 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi AUTO sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave W, sehingga AUTO masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 2.380-2.410

Target Price: 2.510, 2.560

Stoploss: below 2.320

 

 

2.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) - Buy on Weakness

Saham AMMN menguat 2,97% ke 9.525 dan masih didominasi oleh volume pembelian, penguatannya pun mampu berada di atas MA20.

Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 9.075 sebagai stoplossnya, maka posisi AMMN sedang berada pada bagian dari wave A dari wave (B).

Buy on Weakness: 9.100-9.375

Target Price: 9.625, 10.100

Stoploss: below 9.075

 

 

3.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Buy on Weakness

Saham BMRI menguat 0,39% ke 6.375 dan masih disertai oleh volume pembelian. "Selama BMRI masih mampu berada di atas 6.150 sebagai stoplossnya, maka posisi BMRI diperkirakan sedang berada di awal wave [b] dari wave 2," kata dia.

Buy on Weakness: 6.275-6.375

Target Price: 6.475, 6.850

Stoploss: below 6.150

 

 

 

4.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Spec Buy

Saham BRPT terkoreksi 2,69% ke 905 dan masih didominasi oleh volume penjualan. "Selama masih mampu berada di atas 885 sebagai stoplossnya, posisi BRPT diperkirakan sedang berada di awal wave (iv) dari wave [c]," ujar Herditya.

Spec Buy: 890-905

Target Price: 970, 1.020

Stoploss: below 885

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Penutupan IHSG pada 12 November 2024

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung ke posisi 7.300 pada perdagangan Selasa, 12 November 2024. Kenaikan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG naik 0,76 persen ke posisi 7.321,98. Indeks LQ45 mendaki 0,62 persen ke posisi 884,52. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.344,07 dan level terendah 7.268,60. Sebanyak 300 saham melonjak dan 276 saham melemah. 215 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.400.482 kali dengan volume perdagangan 30,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,1 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 31,11 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.790.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham basic turun 0,42 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 0,60 persen dan sektor saham keuangan turun tipis 0,03 persen.

Sementara itu, sektor saham energi melambung 2,83 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham teknologi bertambah 2,6 persen dan sektor saham properti mendaki 1,91 persen.

Di sisi lain, sektor saham industri menguat 0,36 persen, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 1,25 persen. Lalu sektor saham kesehatan naik tipis 0,14 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,30 persen dan sektor saham transportasi menguat 1,09 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya