Pasar modal Korea memiliki teknologi dan infrastruktur lebih handal dibandingkan Indonesia. Oleh karena itu, pelaku pasar modal Indonesia diharapkan dapat belajar dari bursa saham Korea.
"Bursa kita harus belajar dengan bursa yang ada di Korea, mereka lebih pengalaman jika dibandingkan dengan kita. Untuk itu kita menggali semua pembelajaran yang ada di bursa Korea," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, ketika ditemui dalam acara Indonesia-Korea Capital Market Forum di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Ito menjelaskan, pasar modal Indonesia akan digenjot terus menerus melakukan kerja sama dengan bursa yang ada di Korea. Indonesia sendiri banyak mencontoh ruang lingkup bisnis yang ada di Korea, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ada di Indonesia mencontoh lembaga OJK yang ada di Korea.
"Kita selalu tetap bekerjasama dan ingin meningkatkan kerjasama itu terus menerus. Lihat saja OJK yang disini mencotoh yang ada di Korea," ungkap Ito.
Selain itu, ia mengungkapkan, jika melihat jumlah investor yang ada di Korea lebih banyak dibanding dengan yang ada di pasar modal Indonesia. Meskipun jumlah penduduk di sana lebih sedikit.
Pasar modal Indonesia juga belajar dari perusahaan sekuritas yang ada di Korea dalam meningkatkan jumlah nasabahnya, mereka meningkatkan jumlah nasabah melalui pemanfaatan elektronik salah satunya dari sistem internet.
"Jumlah nasabah perusahaan sekuritas Korea lebih banyak, mereka dengan mudahnya meningkatkan jumlah nasabah. Mereka punya penduduk yang dengan mudah bisa meningkatkan kinerja bursa disana. Itu yang harus kita bisa contoh," tutupnya. (Dis/Ahm)
"Bursa kita harus belajar dengan bursa yang ada di Korea, mereka lebih pengalaman jika dibandingkan dengan kita. Untuk itu kita menggali semua pembelajaran yang ada di bursa Korea," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, ketika ditemui dalam acara Indonesia-Korea Capital Market Forum di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Ito menjelaskan, pasar modal Indonesia akan digenjot terus menerus melakukan kerja sama dengan bursa yang ada di Korea. Indonesia sendiri banyak mencontoh ruang lingkup bisnis yang ada di Korea, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ada di Indonesia mencontoh lembaga OJK yang ada di Korea.
"Kita selalu tetap bekerjasama dan ingin meningkatkan kerjasama itu terus menerus. Lihat saja OJK yang disini mencotoh yang ada di Korea," ungkap Ito.
Selain itu, ia mengungkapkan, jika melihat jumlah investor yang ada di Korea lebih banyak dibanding dengan yang ada di pasar modal Indonesia. Meskipun jumlah penduduk di sana lebih sedikit.
Pasar modal Indonesia juga belajar dari perusahaan sekuritas yang ada di Korea dalam meningkatkan jumlah nasabahnya, mereka meningkatkan jumlah nasabah melalui pemanfaatan elektronik salah satunya dari sistem internet.
"Jumlah nasabah perusahaan sekuritas Korea lebih banyak, mereka dengan mudahnya meningkatkan jumlah nasabah. Mereka punya penduduk yang dengan mudah bisa meningkatkan kinerja bursa disana. Itu yang harus kita bisa contoh," tutupnya. (Dis/Ahm)