Liputan6.com, Jakarta - Industri film layar lebar Indonesia memang tengah berpihak kepada genre horor dan komedi. Sebagai bukti, film Warkop DKI Reborn raihan penontonya mencapai 7 juta dan film Pengabdi Setan penontonnya hingga 4 juta lebih, angka fenomenal untuk film horor selama ini. Namun, hal itu tidak membuat Deddy Corbuzier bergeming.
Sebagai seniman multi talenta, Deddy Corbuzier justru ingin menghadirkan film animasi untuk penonton anak-anak yang diyakini tidak memiliki tontonan yang penuh edukatif.
Advertisement
Baca Juga
"Saya prihatin tidak ada film untuk anak-anak, makanya kami hadir dengan film animasi kelas dunia yang berlatar budaya Indonesia dan penuh edukatif," ujar presenter salah satu acara di televisi swasta ini dalam sebuah jumpa pers Knight Kris di Jakarta, baru-baru ini.
Selaku produser eksekutif Knight Kris, Deddy Corbuzier menyatakan film ini ditujukan bagi anak-anak lndonesia yang selama ini minim tontonan karya lokal yang edukatif. Meski judulnya berbahasa Inggris, cerita dalam film ini punya konten budaya lokal, seperti tokoh pewayangan dan candi agar "kids zaman now" bisa belajar sejarah budaya Indonesia lewat film layar lebar.
Ksatria Harimau
Dikisahkan seorang anak kecil bernama Bayu (Chika Jessica) bersama kakak sepupunya, Kak Rani (Stella Cornelia), menemukan sebuah keris sakti di candi misterius dalam hutan terlarang. Dari keris ini, Bayu jadi punya kekuatan untuk berubah wujud menjadi ksatria harimau (Deddy Coruzier) berbaju zirah.
Ternyata, keris tersebut menyimpan sejarah dan membangkitkan kembali sosok raksasa Asura (Bimasakti). Raksasa Asura yang jahat pun menghancurkan desa tempat tinggal Bayu dan mengubah para warga desa menjadi batu, termasuk ayah Bayu.
Saat Bayu menyesal karena telah mengambil keris tersebut, muncul seekor kera bernama Empu Tandra (Bimasakti). Empu Tandra pun menceritakan sejarah keris yang dulunya dia pakai untuk menyegel Asura. Sayangnya, keris tersebut terpencar menjadi enam bagian dan salah satu bagiannya ada di tangan Bayu.
Advertisement
Pecahan Keris
Akhirnya, Bayu, Kak Rani, dan Empu Tandra pun pergi untuk mencari lima bagian dari keris itu. Tentunya, perjalanan mencari pecahan keris ini tak mulus. Muncul sosok Nahwara (Santosa Amin) yang berusaha untuk mengambil keris tersebut. Tanpa disadari, mereka bertiga juga diikuti oleh Yuda (Kaesang Pangarep) yang berusaha menjebak mereka.
Siapa sebenarnya sosok Yuda yang menjebak Bayu, Kak Rani, dan Empu Tandra? Lalu, mampukah Bayu menyingkirkan Nahwara dan raksasa Asura? Beberapa pihak menganggap, film Knight Kris memiliki banyak pesan moral. Misalnya betapa pentingnya mengetahui budaya bertamu yang baik di Indonesia dan perilaku bullying yang dampaknya tak terduga.
Dari film ini pun kita akan diajarkan untuk menanam nilai positif dan sifat bijaksana sedari dini. Walaupun film ini berlatar belakang budaya lokal Indonesia, karakter penokohannya mengikuti selera generasi milenial kekinian dengan grafis computer generated imagery (CGI) yang terbilang keren. "Film Knight Kris produk lokal rasa Hollywood dan penuh pesan moral," ujar Yan Wijaya pengamat film dan seorang wartawan senior.