Tono Supartono Dedikasikan Lagu Menanti Ajal untuk Debby Nasution

Setelah putus sambung dengan dunia musik, Tono Supartono lebih banyak menekuni semesta bisnisnya.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 13 Des 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 05:00 WIB
Tono Supartono
Tono Supartono. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Tono Supartono memang lekat dengan dunia bisnis. Namun jejak rekamnya dalam dunia seni, teristimewa musik, telah berjalan panjang.

Tahun 1978, via ajang Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors, Tono Supartono muda sudah berhasil menembus ajang bergengsi tersebut dengan karya hits yang dinyanyikan Eddy Silitonga, "Keagungan Tuhan".

Setelah putus sambung dengan dunia musik, ia lebih banyak menekuni semesta bisnisnya. Meski tetap bersentuhan dengan dunia musik yang menurutnya sudah mendarah daging dalam dirinya.

Perjalanan Musik pada akhirnya Tono Supartono mulai dekat dengan musikus Debby Nasution pada 2001. "Selain membicarakan agama, kita bicara musik. Dari situ kita mulai membuat karya bersama," kata Tono Supartono kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/12/2018) petang.

Terlalu Berat

Tono Supartono
Tono Supartono. (Istimewa)

Sampai pada sebuah titik, Tono ditawari oleh mendiang Debby Nasution  menyanyikan lagu "Menanti Ajal". Meski awalnya,  Tono memohon menyanyikan lagu lain milik Debby Nasution. Karena lirik lagu itu, dinilainya terlalu berat.

"Enggak ada lagu lain. Tapi dia memberikan motivasi serta pemahaman kepada saya, tentang makna lirik lagu itu.  Yaitu bahwa mati itu sebuah kepastian.  Hanya masalah waktu saja. Kita semua hanya menunggu ajal. Tidak kenal muda atau tua. Sehat atau sakit. Mati pasti datang," cerita Tono.

Akhirnya, Tono berhasil meniatkan dirinya untuk membawakan lagu itu. Karena akhirnya toh manusia akan mati jua. Siap atau tidak.  Dan sebelum mati,  manusia sebaiknya harus membekali dirinya dengan agama.

"Akhirnya saya ambil lagu itu," kata Tono.

Lagu "Menanti Ajal" akhirnya dirilis dalam acara "Musik, Dzikir, dan Puisi" yang digagas Ratih Sang tahun 2007. Sayangnya, rilis lagu itu, waktunya berbarengan dengan momen saat Chrisye meninggal. Jadi gaung dan pemberitaannya kalah oleh momen wafatnya Chrisye.

Beberapa tahun kemudian, Tono mewujudkan ide menampilkan lagi single ini.

 

Menunaikan Janji

Tono Supartono
Tono Supartono. (Istimewa)

"Karena saya ingin menunaikan janji kepada almarhum Debby, agar syiar lagu ini sampai ke generasi muda. Maka single ini saya balut ulang dalam aransemen orkestra, supaya terdengar megah, dengan menggandeng Andi Rianto, yang identik sebagai Music Director Magenta Orchestra," katanya.

Di Magenta Orchestra dan Twillite Orchestra milik Indra U Bakrie, Tono Supartono bertindak sebagai President Director.

Single "Menanti Ajal" diproduksi oleh Magenta sebagai executive producer. Mastering single ini dipercayakan kepada Don Bartley 301 di Australia.

Rilis ulang lagu ini, dilakukan berbarengan dengan konser "Dua sisi  Tribute to Debby Nasution” pada Rabu 12 Desember 2018 di Usmar Ismail Hall,  PPHUI, Kuningan,  Jakarta Selatan.

Konser apresiatif mengenang dan memperkenalkan figure Debby Nasution kepada generasi milenial. Tono juga menjelaskan bahwa konser ini digagas dan dibuat oleh Jamaah Debby Nasution.

Setelah konser 12.12, Tono juga berkeinginan merilis beberapa lagu Debby Nasution yang belum sempat  rilis.

"Meski aransemen sudah dibuat oleh Debby," katanya sambil menyebut judul lagu "Preman" dan "Bilakah".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya