Kahi Minta Maaf soal Unggahan di Pantai Bali Saat Wabah Corona Covid-19

Liputan6.com, Seoul - Beberapa waktu lalu, Kahi sempat menjadi sasaran kemarahan warganet karena sejumlah foto yang ia unggah di media sosial. Yakni, foto saat ia dan kedua anaknya bermain sebuah pantai di Bali.

Unggahan tersebut ternyata membuat Kahi menerima banyak hujatan dari warganet. Ia dituding membahayakan anak-anaknya di tengah wabah virus Corona COVID-19.

Segala kritik ini ternyata membuat hati Kahi sedih. Ia bahkan sempat menutup Instagram miliknya menjadi privat.

Kahi kini membuka gembok Instagram miliknya. Unggahannya bersama anak-anaknya di pantai itu juga telah dihapus.

"Aku tidak bisa berpikir jernih jadi aku menutup akunku menjadi privat untuk sementara waktu," tuturnya dalam unggahan Instagram pada Senin (23/3/2020) kemarin.

Ia juga meminta maaf atas kalimat yang ia sampaikan dalam unggahannya.

"Mohon maafkan kata-kataku yang tidak dewasa. Aku meminta maaf kepada semua yang kecewa kepadaku. Aku masih kekanak-kanakan dan memiliki kekurangan," tutur mantan anggota After School ini.

Pada 24 Maret, ia kembali menuangkan perasaannya melihat artikel yang menyudutkan dirinya.

"Melihat artikel yang menggunakan foto yang diambil bersama anak-anakku...ha...aku merasa hatiku terkoyak. Aku merasa mau gila," kata dia.

Dalam unggahan Kahi di Pantai Bali yang telah dihapus ini, ia menyatakan bahwa dunia kini telah dirundung kesulitan. Ia merasa orang-orang kangen dengan udara segar dan sinar mentari di tengah upaya isolasi diri, termasuk dirinya.

Akhirnya Kahi mengunjungi pantai yang berjarak dekat dengan kediamannya, sampai ia sebut sebagai "halaman rumah".

"Aku pergi keluar saat tak ada orang dan matahari sedang hangat. Secara misterius, anak-anakku yang sebelumnya batuk dan hidungnya meler, jadi berhenti," kata Kahi, seperti diwartakan Allkpop.

Ia menganggap pilek ringan yang diderita buah hatinya tersebut sembuh karena kekuatan alam.

Kahi juga merasakan situasi di Indonesia makin tak menentu.

"Kami akan kembali ke Korea secepatnya. Tempat ini menjadi semakin berbahaya, dan sulit untuk dites dan apabila kami sakit, kamu tidak bisa meninggalkan negara ini. Jadi kami mengambil keputusan sebelum semua bertambah sulit," tuturnya.