Lebih dari 30 Agensi K-Pop Gulung Tikar Diterjang Pandemi Corona Covid-19

Segala cara dilakukan agensi K-Pop kecil untuk bertahan selama pandemi Corona Covid-19.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 18 Sep 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Segala cara dilakukan agensi K-Pop kecil untuk bertahan selama pandemi Corona Covid-19 (Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay)

Liputan6.com, Seoul - Pandemi Corona Covid-19 tak hanya berimbas kepada dunia medis semata. Dunia bisnis dan ekonomi pun terkena dampaknya, termasuk dalam industri K-Pop.

Dilansir dari Koreaboo, Jumat (18/9/2020), Channel A melaporkan imbas hantaman pandemi kepada sejumlah agensi K-Pop. Dampaknya tak main-main, sejumlah agensi baru atau berukuran kecil ambruk karena pandemi.

Setidaknya ada 34 agensi K-Pop yang gulung tikar sejak Maret 2020. Sisanya, merumahkan sebagian atau seluruh karyawannya demi memangkas ongkos operasional.

[bacajuga:Baca Juga](4346981 4272056 )

Susah untuk Bertahan

[Fimela] Stage Photography
Ilustrasi fotografi konser | unsplash.com/@johnmarkarnold

Salah satunya adalah DR Music Entertainment. Wakil dari perusahaan ini, menyatakan setidaknya butuh 20 juta sampai 30 juta won per bulan untuk operasional perusahaan. Bila dikonversikan, angkanya tak kurang dari Rp 253 juta - 380 juta.

"Aku bisa katakan 99 persen agensi kecil seperti kami terancam bangkrut. Susah untuk bertahan setiap harinya," tutur perwakilan dari agensi ini.

Demi Berhemat

Ilustrasi keuangan
Ilustrasi keuangan. (Foto: Unsplash)

CEO dari agensi lain, bahkan mengaku sampai harus turun langsung mengurusi artisnya demi menghemat ongkos.

"Aku dulu punya jajaran manajer dan stylist, tapi sekarang semua kulakukan sendiri. Aku berusaha sebisa mungkin menekan ongkos. Aku bahkan kehilangan kantorku, aku hanya mampu menyediakan satu ruang latihan," tuturnya.

Debut Mundur

DR Music Entertainment rencananya akan mendebutkan girl group bernama Black Swan pada awal tahun ini.

"Kami telah mempersiapkan diri selama 1,5 tahun...tapi dengan adanya Covid-19, kami menunda debut. Sekarang kami tak bisa melakukan hal lain...selain menunggu sambil berlatih," tutur Yeongheun, salah satu anggota Black Swan.

Dengan ditiadakannya acara maupun festival musik, para anggota otomatis mengalami kesulitan finansial. Termasuk mereka yang menjadi tumpuan perekonomian keluarga.

Hanya Bisa Menyanyi dan Menari

Bagai buah simalakama, para idola ini juga banyak yang tak memiliki keahlian di bidang lain.

"Kami tak bisa berhenti sekarang karena inilah seluruh karier kami. Kami tak tahu bagaimana melakukan yang lain. Kami harus berhasil di bidang ini, karena pada dasarnya kami tak punya hal lain, kami hanya tahu bagaimana caranya menari dan menyanyi," tutur Hyemi, dari grup yang sama.

Bantuan Pemerintah

Satu hal yang menjadi sorotan, adalah bantuan pemerintah yang dinilai tak didistribusikan secara merata. Pihak agensi merasa bahwa dana bantuan dari pemerintah Korea Selatan, lebih banyak dialirkan untuk teater dan pertunjukan seni.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya