Review Film Don’t Breathe 2: Kawanan Berandalan Satroni Rumah Pria Buta, 1 Tewas Terpanggang

Ditangani sutradara yang sama, Rodo Sayagues, Don't Breathe 2 menyajikan ketegangan yang intens dan mencoba menjadi pahlawan "super."

oleh Wayan Diananto diperbarui 16 Okt 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2021, 16:00 WIB
Don't Breathe 2.
Poster film Don’t Breathe 2. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Norman Nordstrom (Stephen Lang) syok berat mendapati anjingnya, Shadow, terkapar bersimbah darah di hutan. Sadar ada yang tak beres dengan lingkungan sekitar, veteran tantara AS ini balik ke rumah.

Malam itu, anak angkatnya, Phoenix (Madelyn Grace) mati-matian sembunyi dari tiga berandalan yang mengincarnya, yakni Duke (Rocci Williams), Jim Bob (Adam Young), dan Jared (Bobby Schofield).

Ketiganya utusan Raylan (Brendan Sexton III), pria mencurigakan yang ditemui Phoenix di toilet umum, saat pergi ke kota menjual barang. Dari sinilah cerita Don’t Breathe 2 bermula. Inilah review film sekuel Don’t Breathe.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Rumah Dibakar!

Don't Breathe 2.
Norman Nordstrom dalam Don't Breathe 2 diperankan Stephen Lang. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Phoenix berhasil diculik. Kediaman Norman bahkan dibakar. Raylan yang merupakan suami Josephine (Fiona O’Shaughnessy) membawa Phoenix ke sebuah hotel. Di sanalah, rencana mengerikan dieksekusi.

Norman yang berhasil selamat dari kobaran api tak tinggal diam. Dengan bantuan anjing pelacak Raylan yang berhasil diselamatkan, Norman berupaya menyusuri jejak kepergian Phoenix dan para berandalan.

 

Berubah Menjadi Monster

Don't Breathe 2.
Karakter Phoenix dalam Don't Breathe 2 diperankan Madelyn Grace. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Don’t Breathe 2 diproduksi dengan sejumlah alasan kuat. Salah satunya, apalagi kalau bukan kesuksesan Don’t Breathe (2016) yang mengeruk 157 juta dolar AS (atau sekitar 2,2 triliun rupiah). Padahal, biaya produksi tak sampai 10 juta dolar AS.

Selain itu, akhir film Don’t Breathe memang tak memuaskan semua pihak. Norman yang di akhir film digambarkan sebagai pemerkosa membuat sebagian penonton terperenyak. Apapun motivasinya, karakter yang semula mengundang simpati publik berubah menjadi monster.

 

Aktor Intelektual

Don’t Breathe 2.
Salah satu adegan dalam Don’t Breathe 2. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Tampaknya, sekuel dibuat juga untuk menerangi jalan sang tokoh utama. Ada yang lebih buruk daripada yang buruk, dan itu dijawab lewat kehadiran sejumlah villain. Don’t Breathe 2 hadir tanpa basa-basi.

Pada 30 menit pertama, tergambar jelas siapa ancaman yang patut diantisipasi penonton. Ada dokter penyelundup organ namun percayalah dalam genre thriller yang sarat kemungkinan, selalu ada plot twist dan aktor intelektual di balik semua ini.

 

Pergerakan Cerita Cepat

Don’t Breathe 2.
Salah satu adegan dalam Don’t Breathe 2. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Pergerakan cerita yang cepat, disertai sejumlah keterangan ringkas, membuat Don’t Breathe 2 terasa lugas, mudah dipahami, dengan ketegangan yang dijaga sedemikian rupa. Tak banyak tokoh namun semua memainkan peran penting.

Tak ada tokoh yang numpang lewat termasuk Raul (Christian Zagia) yang seolah enggak ngapa-ngapain. Jelang babak akhir, justru dia memanusiakan tokoh utama. Manusia dengan panca indra komplet saja jelas tak bisa jadi one man show saat terlibat kejahatan seberat ini. Apalagi, Norman.

 

Hati Dalam Film Ini

Don’t Breathe 2.
Aksi Stephen Lang dalam Don’t Breathe 2. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Raul-lah yang menurut kami menjadi hati film ini. Performa paling menonjol tetap ada di tangan Stephen Lang. Kehadirannya memperlihatkan ketajaman aura dan kepekaan merespons apa yang bergilir di sekitar.

Chemistry-nya dengan Madelyn Grace kuat sekaligus berjarak, menyalakan sinyal ganjil yang membuat penonton terkunci dalam hubungan keduanya. Akting Madelyn dengan mudah memenangkan hati penonton. Ia mempresentasikan pemberontakan, ketidakstabilan, keberanian sekaligus ketakutan.

 

Tak Memuaskan Semua Pihak

Don’t Breathe 2.
Salah satu adegan dalam Don’t Breathe 2. (Foto: Dok. Sony Pictures Releasing/ IMDb)

Don’t Breathe 2 lagi-lagi tak bisa memuaskan semua pihak. Norman menyangga beban terlalu berat meski sejumlah tokoh lewat interaksi yang intens maupun tidak, mencoba membuat karakter utama terasa masuk akal.

Tetap saja jilid terdahulu lebih masuk akal dan bernilai meski terkesan rumahan. Don’t Breathe setia pada genre thriller. Sekuelnya menjajal menjadi kisah kepahlawanan yang mengkhianati semangat thriller itu sendiri.

Bagi yang berharap ini sebagai thriller 100 persen, bisa jadi kecewa karena nuansa heroic dan drama kriminal lebih menonjol. Suka atau tidak suka, inilah hasil akhir Don’t Breathe 2. Jujur, kami salah satu yang menyukai Don’t Breathe 2 dan menganggapnya tidak lebih buruk dari yang pertama. Terasa lebih punya hati dan menjadi kesempatan kedua bagi karakter utamanya. Bagaimana dengan Anda?

 

 

Pemain: Stephen Lang, Brendan Sexton III, Madelyn Grace, Adam Young, Bobby Schofield, Rocci Williams, Christian Zagia, Fiona O’Shaughnessya

Produser: Rob Tapert, Sam Raimi, Fede Alvarez

Penulis: Fede Alvarez, Rodo Sayagues

Sutradara: Rodo Sayague

Produksi: Screen Gems,

Durasi: 1 jam, 38 menit

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya