Review Film Anacondas: Trail of Blood, Tingkah Ular yang Semakin Ganas

Bahaya ular anaconda masih belum bisa dihindari. Bahkan ular semakin ganas dan membuat sarang di dalam laboratorium. Saksikan selengkapnya dengan nonton film Anacondas: Trail Of Blood. Berikut ini sedikit review tentang filmnya.

oleh Isyhari Maheswar diperbarui 03 Jan 2022, 20:40 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 20:40 WIB
Review Film Anaconda: Trail of Blood
Film Anacondas: Trail of Blood dapat disaksikan melalui layanan streaming Vidio. (Dok. Vidio)

Liputan6.com, Jakarta Jika berbicara tentang film bertemakan hewan berbahaya salah satu judul film ini pasti akan jadi pilihannya. Film Anacondas menjadi salah satu film yang sering dijadikan alur film yang menyeramkan. 

Dengan mendengar jenis hewan nya saja sudah terasa seperti film yang bercerita tentang adegan membahayakan manusia yang bisa diserang oleh hewan ini.  Film Anacondas Trail of Blood yang akan kita bahas kali ini merupakan lanjutan atau sekuel dari film sebelumnya.

Berhasil rilis di tahun 2009 berselang satu tahun dari film sebelumnya, film Hollywood yang satu ini masih disutradarai oleh Don E. FauntLeRoy. Bagi Anda yang sudah menonton sekuel sebelumnya pasti masih ingat kekacauan yang terjadi. 

Hal itu disebabkan karena eksperimen ular di Trail Of Blood masih berlanjut. Di tambah lagi, rasa egois dari beberapa pihak kian menambah masalah baru. Penasaran bagaimana cerita selanjutnya? Simak sinopsis singkat dan review film Anacondas: Trail of Blood berikut ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Eksperimen Berbahaya yang Masih Berlanjut

Seperti cerita sebelumnya, alur Anacondas Trail of Blood di sini digunakan sebagai alat penelitian atau eksperimen. Orang kaya atau miliarder yang ingin mengambil  ini masih sama seperti sebelumnya yaitu Murdoch. 

Ia ingin sekali mendapatkan serum yang bisa memperbarui gen. Jika berhasil serum yang berasal dari ular tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya. Untuk itu ia membayar banyak untuk menyewa tentara bayaran agar mendapatkan hal ia inginkan. 

Sebelum Murdoch mengetahui keberadaan serum itu ternyata eksperimen serum itu sudah mengalami kegagalan. Di film sebelumnya adegan berakhir dengan tertangkapnya salah satu anaconda yang kabur. Ternyata ular tersebut dijadikan penelitian selanjutnya yang di prakarsai oleh Peter Reyner. 

Ia mencoba menyuntikan cairan ke tubuh anak ular. Cairan itu berupa Blood Orchid (Anggrek Merah) yang hanya ada di pedalaman kalimantan. 

Kekacauan dimulai kembali, Peter Reyner terbunuh oleh eksperimennya sendiri. Ular yang ia suntikan cairan Blood Orchid malah berubah menjadi besar dan semakin kuat. Ia membunuh semua ilmuwan yang berada di tempat dan kabur ke hutan. 


Tentara Bayaran vs Anacondas

Blood Orchid berhasil diselamatkan oleh salah satu ilmuwan yang bernama Amanda. Sedangkan Murdoch masih menginginkan serum yang digunakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Akhirnya tentara bayaran datang untuk mengambil serum tersebut. Tidak semudah itu. ternyata anaconda telah membuat sarang di tempat penelitian. 

Hal ini menjadi pertarungan antara tentara bayaran dan ular yang membesar dan berbahaya. Tidak ada ampun ular tersebut terus menyerang, sehingga tentara bayaran tersebut harus terbunuh satu persatu. Pertarungan ini berubah yang seharusnya tentara bayaran hanya mengambil serum dari para ilmuwan, namun menjadi harus melawan ular yang berbahaya ini. 

Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah tentara bayaran berhasil menaklukan para ular yang telah berubah? Saksikan film Anacondas: Trail of Blood selengkapnya hanya di Vidio!

Penulis: Layli Maghfirah

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya