Luapan Kekesalan Jenggala di Single Kedua ‘Berburu Citra’

Jenggala, unit rock Kota Bandung memberanikan diri untuk mengeluarkan single kedua.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 04 Mar 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 08:30 WIB
Jenggala
Jenggala, unit rock Kota Bandung memberanikan diri untuk mengeluarkan single kedua. (Foto: Dok. Jenggala)

Liputan6.com, Bandung - Jenggala, unit rock Kota Bandung memberanikan diri untuk mengeluarkan single kedua. Band ini meluncurkan lagu kedua mereka dengan judul 'Berburu Citra'.

Dari segi musikalitas, 'Berburu Citra' menunjukan racikan heavy metal dengan rock yang disajikan sedikit agresif. Sebagai bahan referensi, lagu kedua band Jenggala ini masih memainkan input dari Pantera, Down, Sacred Reich, Faith No More hingga Motorhead.

Distorsi tebal dari sang gitaris, William bersahutan bersama bass yang dimainkan Lukas, yang diikuti pukulan drum bertempo cepat dari Usenk mengiringi nyanyian Pupu yang mengisi kompartemen vokal.

“Sebenernya kita berusaha memberi musik yang simple, yang setidaknya bisa dinikmati semua pemain. Dan ini menjadi rock versi kita, dan silahkan dinikmati. Masih ada heavy, southern dan rock seperti halnya single pertama kita,” kata Lukas, bassis Jenggala dalam siaran pers, Kamis (3/3/2022).

Dari sisi lirik lagu, ‘Berburu Cinta’ menjadi luapan kekesalan di tengah kebimbangan terhadap realita keseharian yang selalu dipenuhi drama pencitraan dari para politisi. Di balik itu, media massa tengah kelimpungan antara kehilangan ruh yang bertarung dengan polemik idealisme sebagai kontrol sosial kontra bisnis potensial di kubangan politik.

Kelakuan para politisi yang menohok tak jarang melukai hati. Seperti ketika virus Covid-19 telah dibuat menjadi musibah, para politisi justru sibuk memasang potret dirinya diiringi slogan-slogan bernuansa rayuan siap berkuasa di periode selanjutnya. Mereka tetap bebal mencuri perhatian dengan mengotori estetika visual jalanan.

“Jelas sangat tidak memiliki nurani. Politisi ini tidak memiliki empati di tengah kesulitan kita karena terdampak pandemi. Justru mereka sibuk dan bersemangat untuk mencintrakan dirinya sebagai bagian dari harapan rakyat. Sungguh memalukan,” tutur Pupu, sang vokalis Jenggala sekaligus penulis lirik lagu ini.

Mendekati pemilu, para politisi yang berburu citra semakin banyak. Tidak ada lagi norma yang menjadi batasan dalam memagari perasaan, nalar dan logika. Semua menggunakan segala cara untuk mencuri suara.

“Saat perhelatan politik mendekat praktek perburuan citra ini semakin kotor, karena menjadi prioritas. Bahkan kesedihan, kesulitan dan musibah rakyat itu menjadi lumbung untuk bersolek. Ketika suara sudah didapat, kursi kekuasaaan sudah diduduki, maka janji akan menguap seiring benefit yang mereka kumpulkan,” ujar Pupu.

Di balik praktek pencitraan ini, cukong-cukong media massa justru ikut terlibat langsung. Untuk menanggung operasional mereka di perahu politik, maka para pekerja media terkena imbasnya. Pemotongan hak bahkan kehilangan pekerjaan otomatis membuntuti.

Sebagai imbasnya, rancangan informasi komersial porsinya semakin banyak dibanding kontrol sosial. Cukup realistis, ketika sebagai industri bisnis tentu media harus tetap hidup. Hal ini jelas menambah daftar dilematis mengenai peran dan fungsi media saat ini.

“Ini menjadi cukup dilematis ketika perhelatan politik berlangsung. Tapi yang paling menyesakan adalah ketika cukong-cukong media ini justru ikut dalam kubangan politik sehingga menekan oprasional media untuk biaya politiknya. Praktis, ini akan berimbas pada pekerja media di kasta paling bawah,” kata Pupu menambahkan.

'Berburu Citra' menjadi nomor kedua yang dikeluarkan oleh Jenggala, yang saat ini sedang menyiapkan debut full album. Sebelumnya, single ‘Menantang Jarak’ sudah lebih dulu diluncurkan, dan sudah tersedia di berbagai platform digital.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bandung

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya