Liputan6.com, Jakarta - Desainer Leny Rafael mengaku sangat bersyukur bisa bertemu dengan Anton Wibowo, founder sekaligus owner WOU Batik. Pertemuan yang dimulai di sebuah forum bisnis itu ternyata melahirkan kolaborasi.
"Mungkin bisa disebut simbiosis mutualisma. Saya butuh produsen yang bisa produksi ready to wear, dan Mas Anton butuh desainer untuk produk massal. Jadi klop deh," kata Leny Rafael melalui keterangan tertulis, Senin, 10 Oktober 2022.
Dia mengatakan, kolaborasi yang terjalin dengan Anton Wibowo berkaitan dengan produksi fashion dengan bahan berkualitas, corak batik khusus dan desain menarik dengan tema WOU Batik Luxury by Leny Rafael.
Advertisement
“Targetnya pasarnya middle up,” Leny Rafael memaparkan.
Baca Juga
Menyambut Tren Fashion 2023
Menyambut trend fashion 2023 dan Hari Raya Idul Fitri 1444 WOU Batik Luxury by Leny Rafael telah menyiapkan rancangan busana ready to wear terbaiknya.
Corak batik dengan warna pastel dan warna tanah akan mendominasi karya anyar Leny Rafael di tahun depan.
Advertisement
Awal Usaha
Hal senada juga disampaikan Anton Wibowo yang memulai usahanya dari seorang reseller bermodal 200 ribu rupiah. “Awalnya saya seorang reseller batik di Solo. Saya gunakan uang 200 ribu untuk pasang iklan. Alhamdulillah, berkembang pesat hingga saat ini,” ungkap Anton Wibowo.
Anton memulai usahanya sejak tahun 2016. Pengusaha muda ini memulai bisnisnya dengan menjual pakaian Batik Couple berupa gamis dan kebaya untuk segmen menengah kebawah. Dia memasarkan dagangannya melalui media sosial.
Segmen Middle Up
Tahun 2020 dia mulai melirik pangsa pasar menengah dengan brand WOU Batik Premium yang memanfaatkan sumber batik dari Solo dan Sragen. Kini dia akan melebarkan sayap usaha dengan target pasar middle up bersama Leny Rafael.
“Segmen middle low tidak membutuhkan sesuatu yang bagus secara desain dan bahan bakunya. Segmen ini lebih melihat harga murah. Untuk naik ke middle up membutuhkan beberapa faktor, seperti bahan yang bagus dan desain yang tidak umum,” papar Anton.
Menyadari hal itu, Anton harus mengubah strategi bisnisnya. “Kita harus membuat desain-desain baru, sehingga kami butuh seorang desainer yang bisa mengkreasikan busana yang bisa kami produksi secara massal untuk segmen middle up,” jelasnya.
Advertisement