Transformasi Identitas Fandom K-Pop, dari Balon Warna-warni hingga Light Stick Berteknologi Canggih

Light stick menjadi simbol identitas visual yang kuat di setiap konser K-Pop.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 14 Jan 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 18:00 WIB
Konser key SHINee di Jakarta
Konser key SHINee di Jakarta (Foto: Zulfa Ayu Sundari/ Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Saat menyaksikan konser sang idola, penggemar K-Pop selalu membawa atribut salah satunya adalah light stick yang menjadi ciri khas setiap grup. Lebih dari sekedar atribut, light stick juga menjadi simbol solidaritas penggemar yang dirancang khusus untuk mencerminkan identitas dan gaya unik dari artis atau grup tertentu.

Namun tahukah Anda, sebelum light stick populer, setiap fandom memakai balon dengan warna berbeda-beda untuk menunjukkan identitasnya. Di tahun 1990-an hingga awal 2000-an, setiap grup memiliki warna balon khas.

Yaitu, H.O.T dengan balon putih, Sechs Kies dengan balon kuning, G.O.D dengan balon biru langit, dan Shinhwa dengan balon oranye hingga TVXQ dengan balon merah.

Namun, dengan bertambahnya grup baru, warna fandom berkembang menjadi lebih spesifik, seperti Pearl Aqua Green milik SHINee, Pastel Coral milik Red Velvet, dan Pearl Metal Gold milik Infinite.

Revolusi Light Stick

Konser SMTOWN di Jakarta
Revolusi Light Stick. (Foto: Zulfa Ayu Sundari/ Liputan6.com)... Selengkapnya

Dikutip dari situs Korea Herald pada Selasa (14/1/2025), revolusi light stick dimulai pada tahun 2008 ketika artis solo Se7en memperkenalkan light stick berbentuk angka "7." Inovasi ini segera diikuti oleh Big Bang dengan "Bang Bong," sebuah light stick berbentuk mahkota kuning yang memulai era baru dalam pengalaman konser K-pop.

Sejak saat itu, light stick menjadi simbol identitas visual yang kuat di setiap konser. Inovasi semakin berkembang pada tahun 2016 ketika SM Entertainment meluncurkan light stick EXO yang dapat dikontrol dari jarak jauh.

Teknologi Sensor Gerak

Melalui aplikasi ponsel, penggemar dapat memasukkan informasi kursi mereka, memungkinkan light stick mereka menyala serempak dengan efek cahaya dan suara di konser. Tidak berhenti di situ, grup ATEEZ memperkenalkan teknologi sensor gerak pada tahun 2022.

Dengan teknologi ini, warna dan kecepatan cahaya LED berubah sesuai dengan gerakan penggemar saat mengayunkan light stick. Inovasi ini menambahkan elemen interaktif, memberikan perasaan bahwa penggemar adalah bagian dari koreografi konser.

Pendapatan Industri Hiburan

Bicara lebih jauh, light stick juga sumber pendapatan yang signifikan bagi industri hiburan. Dengan harga sekitar 50.000 won atau setara dengan Rp569 ribu, light stick menjadi barang yang sering dianggap mahal, terutama bagi penggemar muda.

Namun, bagi banyak penggemar, membeli light stick adalah keharusan apalagi saat menghadiri konser sang idola.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya