Selamatkan Pulau Rambut, Marisa Sartika Gandeng Green Edelweiss

Jika tak diselamatkan, kehidupan lingkungan di pulau Rambut akan terganggu.

oleh Aditia Saputra diperbarui 24 Des 2013, 08:30 WIB
Diterbitkan 24 Des 2013, 08:30 WIB
putri-lingkungan-131223c.jpg
Bersama dengan Green Edelweiss Foundation (GEF) sebuah lembaga nirlaba Indonesia dan PT ANTAM Tbk, Putri Lingkungan Hidup Indonesia 2013, Marisa Sartika harus rela berbasah-basahan untuk melakukan kegiatan konservasi pohon mangrove di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Kepulauan seribu Propinsi DKI Jakarta, Sabtu (21/12/2013) lalu.

Ini dilakukan seiring dengan makin besarnya peningkatan pengaruh pemanasan global (global warming) yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim dan berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan manusia dan seluruh mahluk hidup.  Pemilihan  Pulau Rambut sendiri karena memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi sehingga perlu adanya perhatian yang cukup serius dengan memperbaiki fungsinya melalui reforestrasi pohon mangrove.

Dengan tema ‘Mewujudkan Bumi Hijau’ mereka berkomitmen untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan manusia secara berkelanjutan dan terintegrasi, salah satunya adalah melalui penanaman 50.000 pohon mangrove yang dilakukan oleh generasi hijau yang terdiri dari berbagai kalangan pelajar dari Sekolah Dasar sampai mahasiswa.

"Program ini sudah pernah dilaksanakan pada tahun 2011 lalu dengan kegiatan sosialisasi, kampanye  dan aksi nyata dengan penanaman pohon mangrove dan aksi bersih pantai dan di tahun 2013 ini GEF lebih serius untuk melestarikan kembali Pulau Rambut yang mulai kotor dan punahnya  pohon mangrove baik di tepi pantai maupun di daerah darat berlumpur. Untuk itu, GEF bermitra dengan ANTAM membuat program penanaman mangrove sebanyak 50.000 pohon dengan melibatkan berbagai unsur seperti mahasiswa, komunitas, penggiat lingkungan dan public figure," kata Direktur Eksekutif Green Edelweiss Foundation, Ayi Subing di Jakarta, Sabtu (21/12/2013).

Selain penanaman, GEF dan ANTAM juga akan melakukan pemeliharaan pohon mangrove sampai berusia 1 tahun.  Di mana usia 1 tahun adalah usia pohon mangrove yang sudah cukup matang, mandiri untuk tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.

"Semoga dengan penanaman ini dapat mengembalikan kondisi Pulau Rambut sebagai Suaka Margasatwa tempat tumbuh dan berkembangnya flora dan fauna dengan berbagai spesies yang akan menambah kekayaan dan keanekaragaman hayati yang kita miliki," tambah Ayi.

Lebih lanjut,  Ayi subing mengatakan pohon mangrove juga mampu menyerap karbon yang cukup besar serta mampu memberikan kehidupan baru bagi hewan laut seperti ikan, udang dan kepiting yang dapat membantu masyarakat disekitarnya akan kebutuhan makanan disamping manfaat lainya. (Adt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya