Bupati Anas Kunjungi Rumah Singgah di Surabaya, Ada Apa?

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berkunjung ke rumah singgah milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang ada di Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Agu 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2019, 16:00 WIB
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas
Demi mendukung pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi daerah, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas turut mendukung pengembangan salah satu BUMD milik Pemprov Jatim, Bank Jatim

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berkunjung ke rumah singgah milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang ada di Surabaya, Jawa Timur. Kunjungan ini untuk memastikan kondisi rumah tersebut nyaman ditempati oleh warga Banyuwangi yang sedang berobat di Kota Metropolitan itu.

Sejak pertengahan 2017, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur membuka layanan rumah singgah di Surabaya untuk warga Banyuwangi yang dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Warga Banyuwangi yang sakit diperbolehkan membawa maksimal dua pendamping yang bisa menginap dan memperoleh fasilitas makan di rumah singgah itu.

"Alhamdullilah kemarin kami cek ke Surabaya, dan perkembangannya bagus. Kamar, tempat ibadah, toilet, semua bersih serta dapur, kulkas, televisi bagus. Ada tenaga perawat khusus, ada petugas bagian konsumsi. Tapi saya lihat perlu diperbanyak pengatur sirkulasi udara. Sudah saya minta ke tim untuk melengkapi,” ujar Azwar, seperti dilansir Antara, Sabtu (3/8/2019).

Dalam setahun, lebih dari 600 pasien warga Banyuwangi beserta pendampingnya memanfaatkan rumah singgah. Rata-rata ada 25 pasien warga Banyuwangi yang memanfaatkan rumah singgah milik Pemkab Banyuwangi yang terletak dekat dengan RSUD dr Soetomo Surabaya.

"Saya juga minta diperbanyak majalah, buku dan penambahan wifi biar warga dan keluarga pendamping tidak bosan di sana,” kata Anas.

Anas menuturkan, rumah singgah didirikan untuk membantu warga yang dirujuk ke Surabaya, biaya pengobatan warga kurang mampu selama ini memang sudah ditanggung lewat berbagai skema. Hal itu mulai dari Kartu Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Daerah.

Akan tetapi, biaya penginapan dan konsumsi keluarga pengantar tidak termasuk dalam skema itu, dan sebelum ada rumah singgah, warga biasanya menyewa kos harian dan losmen.

"Dan itu cukup berat, penginapan di Surabaya bisa sampai Rp 150 ribu per hari. Kalau lebih sehari, bagaimana, seperti tindakan radioterapi yang butuh berhari-hari?Belum lagi biaya makan. Dulu biasanya warga Banyuwangi saweran untuk saling bantu, dengan rumah singgah ini warga bisa lebih nyaman dan tenang, bisa konsentrasi untuk pemulihan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Terus Berbenah

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Anas menambahkan, secara bersamaan dua rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi terus berbenah. Salah satunya RSUD Blambangan yang sudah bertipe B. Ada penyakit yang dulu harus dirujuk ke Surabaya, kini bisa ditangani di Banyuwangi, seperti bedah saraf,pendarahan otak dan hidrosefalus.

"Tapi, memang ada penyakit yang tetap harus dirujuk ke Surabaya, terutama cukup berat. Rumah singgah bisa membantu warga yang dirujuk," ujar dia.

Salah seorang warga yang memanfaatkan rumah singgah, Nur Giwantoro asal Kecamatan Blimbingsari menuturkan, pihaknya harus mendapatkan radioterapi rutin setiap hari selama lebih dari 20 hari.

Di rumah sakit, pasien ini hanya butuh waktu beberapa jam dan sebulan terakhir Giwantoro beserta istrinya tinggal di rumah singgah milik pemkab. Pasien lain yang kini tinggal di rumah singgah adalah Musahri. Ia juga menjalani radioterapi rutin setiap hari.

"Kalau tidak ada rumah singgah ini, saya bingung mau tinggal di mana. Mohon doa semoga saya cepat sembuh," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya