Gubernur Khofifah: Industri Pariwisata Jatim Jadi Magnet Investasi

Pertumbuhan industri pariwisata akan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), pembangunan mengalami percepatan dan putaran ekonomi daerah akan menetes sampai ke bawah.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 03:00 WIB
Sah, Khofifah-Emil Jabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak bersama Gubernur Jambi definitif, Fachrori Umar sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur menyatakan, industri pariwisata di wilayahnya menjadi magnet investasi efektif. Ini sebab memiliki potensi sumber daya alam dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas.

"Ditambah infrastruktur yang juga berkembang pesat," ujar dia usai seminar dan pameran SMK Pariwisata dalam rangka mendukung era millenial 4.0 di Surabaya, Rabu 25 September 2019.

Menurut dia, pertumbuhan industri pariwisata akan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), pembangunan mengalami percepatan dan putaran ekonomi daerah akan menetes sampai ke bawah, dilansir dari Antara.

"Memang tidak bisa serta merta, tapi pelan namun pasti dampaknya sudah dapat dirasakan," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Gubernur Khofifah juga menuturkan, pariwisata menjadi salah satu dari lima sektor prioritas pembangunan Jawa Timur selain infrastruktur, maritim, energi dan pangan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Upaya Pemprov

Asal-usul Nama Jalan Gunungsari Surabaya yang Bakal Diganti Nama Siliwangi
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Sebagai bentuk upaya, kata dia, pemprov terus mendorong pengembangan SMK di bidang pariwisata menyiapkan sumber daya manusia atau lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan relevan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sekarang.

Selain itu, ditambah tren pariwisata era 4.0 merubah perilaku wisatawan yang cenderung lebih mandiri, personal dan mobile sehingga tidak mengandalkan agen perjalanan wisata.

"Mereka lebih menyukai melakukan interaksi dan mencari informasi tentang tempat wisata melalui digital atau aplikasi pariwisata yang menyediakan layanan pemesanan tiket transportasi, hotel sampai dengan pembelian tiket obyek wisata," katanya.

Khofifah mengatakan, salah satu kebijakan pemerintah di sektor pariwisata yang saat ini sedang siap dikembangkan di Provinsi Jatim adalah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.

"Di dalamnya terdapat cluster pariwisata dan cluster digital IT. Artinya, konektivitas secara keilmuan dan jejaring semakin didekatkan," tutur dia.

Tidak itu saja, Pemprov Jatim juga terus mengembangkan kawasan Bromo Tengger Semeru sebagai proyek strategis nasional dan pengembangan kawasan Desa Wisata seperti Desa Wisata Dewi Cemara di Kediri.

Kemudian, lanjut dia, pengembangan kawasan wisata lainnya seperti Kawah Ijen yang memiliki Blue Fire dan Pulau Gili yang di Sumenep sebagai salah satu dari dua tempat di dunia yang memiliki oksigen terbaik.

"Anugerah keindahan alam itu semakin memperkuat pariwisata Jatim sebagai raksasa yang bangkit. Kami juga terus mengembangkan infrastruktur baik jalan maupun akomodasi serta berbagai konektivitas yang memungkinkan wisatawan tinggal lebih lama di sini," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya