Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras mengakibatkan DAM Sakruya Karangkebon yang merupakan anak Sungai Dinoyo jebol hingga membanjiri permukiman warga, mushala dan lahan pertanian di Desa Suci, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu sore, 26 Januari 2020.
"Hujan deras yang mengguyur Jember menyebabkan meluapnya air sungai yang berdampak pada permukiman warga dan areal persawahan sepanjang aliran sungai Dusun Glengseran dan Gaplek, Desa Suci, Kecamatan Panti," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Jawa Timur.
Menurut dia, rumah warga di RT 01 RW 06 Dusun Glengseran yang terendam banjir setinggi 30 cm tercatat dua rumah dengan tiga kepala keluarga dan di RT 03 RW 12 Dusun Gaplek tercatat satu rumah yang terendam banjir, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
"Selain rumah yang terendam banjir, satu mushalla terendam air dan material sampah, serta sawah seluas 13 hektare terendam banjir. Kami terus melakukan pendataan terhadap korban banjir," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada beberapa kendala dalam mengatasi banjir di Desa Suci, yakni derasnya arus air yang mengakibatkan kesulitan melakukan evakuasi dan jarak antartitik lokasi kejadian berjauhan.
"Kami juga memberikan rekomendasi agar dinas teknis terkait segera melakukan upaya pembronjongan memperbaiki jebolnya DAM Sakroya dan kami juga mendistribusikan bantuan sembako, tikar dan lainnya," katanya di Jember.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Masyarakat Diimbau Waspada
Heru mengimbau masyarakat yang berada di sekitar bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana banjir seiring dengan tingginya curah hujan di Kabupaten Jember.
Sementara itu, BPBD Jember mencatat sebanyak 286 bencana yang didominasi oleh bencana angin kencang dan angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Jember sepanjang 2019 .
Bencana yang terjadi yakni tanah longsor, angin kencang dan angin puting beliung, kebakaran, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, abrasi dan gempa bumi dengan jumlah korban yang terdampak 7.348 kepala keluarga.
Secara rinci, bencana banjir terjadi sebanyak 15 kali, tanah longsor sebanyak 22 kali, angin kencang dan angin puting beliung sebanyak 86 kali, kebakaran 67 kali, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 35 kali, kekeringan sebanyak 39 kali, abrasi sebanyak satu kali, dan gempa bumi sebanyak 21 kali.
Advertisement