Jatim Catat Lonjakan Kasus Baru COVID-19, IDI Surabaya Sebut Perjuangan Belum Selesai

Pasien positif Corona COVID-19 di Jawa Timur bertambah 502 orang pada Kamis, 21 Mei 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2020, 11:02 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 23:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Jawa Timur mencatatkan rekor pasien positif Corona COVID-19 tertinggi yang mencapai 502 pasien pada Kamis, (21/5/2020). Total akumulatif pasien positif Corona COVID-19 mencapai 2.998.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Nasional COVID-19, Achmad Yurianto. "Hari ini jumlah tertinggi kasus penambahan positif COVID-19 dengan Jawa Timur mencatatkan yang tertinggi,” ujar Yurianto, seperti dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Jumlah konfirmasi kasus positif Corona COVID-19 di Jawa Timur diketahui lebih dari separuh total kasus pada hari ini. Diketahui, penambahan kasus pada hari ini mencapai 973 pasien dengan total akumulatif sebanyak 20.162 pasien.

"Ini adalah penambahan jumlah kasus konfirmasi positif tertinggi," tutur dia.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Djazuly Chalidyanto menuturkan, kasus positif Corona COVID-19 yang melonjak di Jawa Timur itu didorong dari rapid test atau tes cepat dan tes swab PCR atau polymerase chain reaction. Ia menilai, hal tersebut wajar karena rapid test dan swab dengan PCR yang masif dilakukan. Tes masif terkait Corona COVID-19 tersebut gencar dilakukan, menurut Djazuly untuk mengantisipasi libur Lebaran. 

"Pengelola lab meningkatkan pemeriksaan jelang Lebaran. Jadi kapasitas tes ditingkatkan, jadi cepat diperiksa. Ini sangat wajar,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (21/5/2020).

Lebih lanjut ia menuturkan, rapid test dan PCR juga gencar dilakukan di Surabaya, Jawa Timur. Dengan demikian ini banyak ditemukan kasus positif Corona COVID-19.  "Di kabupaten dan kota di Jawa Timur masif gelar rapid test, wajar," kata dia.

Meski demikian, ia melihat kalau belum ada kurva epideomologi lantaran tes yang tidak dilakukan secara masif sebelumnya. Hal ini berdampak terhadap hasil data kasus Corona COVID-19. Menurut Djazuly, tes Corona COVID-19 seharusnya ditargetkan dalam satu hari dan dipenuhi target tersebut.  Akan tetapi, saat ini, ia melihat masih ada masalah kecepatan dan screening kasus Corona COVID-19. 

"Pemerintah targetkan satu hari 10 ribu tes, kita akan melihat kondisi dan kurva sebenarnya” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Respons IDI Surabaya

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Sementara itu, Ketua IDI Surabaya, dr Brahmana Askandar menuturkan, kasus Corona COVID-19 setiap hari bertambah. Apalagi pada Kamis, 21 Mei 2020, kasus baru mencapai 502. Brahmana menilai, kondisi tersebut menunjukkan kalau upaya memutus rantai penyebaran Corona COVID-19 ini belum selesai.

"Perjuangan ini belum selesai. Mari kita sama-sama berjuang, tenaga medis tetap semangat untuk berjuang dan merawat pasien dan masyarakat juga berjuang untuk mencegah penularan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Brahmana menilai, lonjakan kasus positif yang terjadi di Jawa Timur mungkin diikuti fasilitas diagnosa makin luas. "Kemudian masih ada transmisi (virus-red) di tengah masyarakat,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah dengan menerapkan jaga jarak fisik, memakai masker ketika di luar rumah, dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya