Jatim Catat Defisit Perdagangan USD 107,53 Juta hingga Mei 2020

kspor Jawa Timur Mei 2020 mencapai USD 1,25 miliar atau turun 8,25 persen dibandingkan April 2020. Nilai itu dibandingkan Mei 2019 merosot sebesar 30,82 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 19:00 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur alami defisit perdagangan pada Mei 2020. Tercatat defisit perdagangan sepanjang Mei 2020 di Jawa Timur mencapai USD  9,18 juta.

Sedangkan selama Januari-Mei 2020, neraca perdagangan Jawa Timur juga mengalami defisit sebesar USD 107,53 juta.

Mengutip laman BPS Jawa Timur, Senin (15/6/2020), ekspor Jawa Timur Mei 2020 mencapai USD 1,25 miliar atau turun 8,25 persen dibandingkan April 2020. Nilai itu dibandingkan Mei 2019 merosot sebesar 30,82 persen.

Ekspor nonmigas Mei 2020 mencapai USD 1,24 miliar atau turun 9,53 persen dibandingkan April 2020. Nilai itu dibandingkan Mei 2019 turun sebesar 28,24 persen.

Ekspor migas Mei  2020 mencapai USD 18,09 juta atau naik 2.662,75 persen dibandingkan April 2020. Nilai itu turun jika dibandingkan Mei 2019 sebesar 80,03 persen.

Golongan barang utama ekspor nonmigas Mei 2020 adalah perhiasan atau permata (HS71) senilai USD 278,07 juta, disusul tembaga (HS74) dengan nilai USD 110,18 juta serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) senilai USD 101,62 juta.

Dilihat menurut sektor, pada Mei 2020, ekspor Jawa Timur masih didominasi oleh sektor industri dengan nilai ekspor USD 1,15 miliar atau dengan peranan sebesar 92,42 persen dari total ekspor pada Mei 2020. Disusul ekspor pertanian mencapai USD 76,02 juta atau menyumbang peranan 6,07 persen.

Sedangkan ekspor sektor migas mempunyai peranan 1,44 persen atau senilai USD 18,09 juta dan ekspor pertambangan senilai USD 0,79 juta dengan kontribusi 0,06 persen.

Untuk negara tujuan utama ekspor nonmigas antara lain Tiongkok pada Mei 2020, disusul Jepang dan Swiss. Selama Mei, ekspor nonmigas ke Tiongkok mencapai USD 218,17 juta. Sedangkan ekspor ke Jepang dan Swiss masing-masing sebesar USD 156,72 juta dan USD 152,64 juta.

Sedangkan kontribusi kawasan negara ASEAN sebesar 15,54 persen pada Mei 2020. Singapura menjadi negara utama dengan peranan 4,3 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur. Diikuti Malaysia dengan peranan 4,15 persen.

Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2020, ekspor yang keluar Jawa Timur sebesar USD 8,39 miliar atau turun 0,15 persen dibandingkan Januari-Mei 2019 sebesar USD 8,4 miliar.

Komoditas ekspor terbesar selama Januari-Mei 2020 antara lain emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan yang berkontribusi ekspor 16 persen atau sebesar USD 1,34 miliar.

Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian katoda dengan peranan 5,82 persen atau sebesar USD 488,22 juta.

Peringkat ketiga yaitu komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,94 persen atau senilai USD 414,85 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perkembangan Impor

20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Untuk perkembangan impor, Jawa Timur catatkan impor turun 30,21 persen dibandingkan April 2020 menjadi USD 1,26 miliar pada Mei 2020. Angka ini merosot 38,70 persen dibandingkan Mei 2019. Hal itu didorong dari penurunan kinerja impor nonmigas maupun kinerja impor migas Jawa Timur.

Impor nonmigas Mei 2020 mencapai USD 1,11 miliar atau turun 32,40 persen dibandingkan April 2020. Nilai impor nonmigas tersebut turun 32,50 persen dibandingkan Mei 2019. Impor nonmigas menyumbang 87,86 persen total impor Mei 2020 ke Jawa Timur. Dibandingkan Mei 2019, nilai impor nonmigas merosot 32,50 persen.

Impor migas Mei 2020 sebesar USD 153,45 juta atau merosot 8,89 persen dibandingkan April 2020. Impor migas menyumbang 12,14 persen dari total impor Mei 2020. Dibandingkan Mei 2019, nilai itu turun 63,19 persen.

Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2020, impor yang masuk ke Jawa Timur sebesar USD 8,5 miliar atau turun 13,54 persen dibandingkan Januari-Mei 2019 sebesar USD 9,83 miliar.

Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Mei 2020 dari Tiongkok USD 1,87 miliar (26,81 persen). Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD 591,03 juta (8,44 persen), dan impor dari Thailand sebesar USD 374,33 juta atau 5,35 persen.

Impor nonmigas dari ASEAN sebesar USD 1,07 miliar (15,28 persen), sementara impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 606,68 juta atau 8,66 persen.

Komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya, menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Mei 2020 dengan nilai sebesar USD 6 9,66 juta atau turun sebesar 29,18 persen dibanding bulan sebelumnya dan komoditas tersebut dominan diimpor dari Brazil sebesar USD  46,94 juta.

Peringkat kedua ditempati oleh komoditas gula tebu lainnya dengan nilai impor sebesar USD  53,30 juta atau turun sebesar 17,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

 Komoditas gula tebu lainnya tersebut dominan diimpor dari Thailand sebesar USD 34,22 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas bawang putih lainnya dengan nilai sebesar USD  45,30 juta atau naik sebesar 15,73 persen. Komoditasiniseluruhnya didatangkan dari Tiongkok yaitu dengan nilai imporsebesar USD 45,30 juta.

Selama Januari-Mei 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur menjadi komoditas impor yang dominan dengan peranan 5,93 persen senilai USD 504,09 juta.

Disusul komoditas kondensat dengan peranan sebesar 4,48 persen atau nilai impor USD 381,14 juta. Komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 4,32 persen dengan nilai impor USD 366,88 juta.

Impor Berdasarkan Penggunaan Barang

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk penggunaan barang, pada Mei 2020, impor Jawa Timur masih didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan nilai USD 959,72 juta yang memberikan kontribusi sebesar 75,94 persen.

Sementara itu, impor barang-barang konsumsi merupakan golongan barang urutan berikutnya, dengan nilai sebesar USD 190,22 juta atau dengan peranan sebesar 15,05 persen. Selanjutnya barang-barang modal merupakan kelompok impor terkecil, dengan peranan sebesar 9,01 persen atau dengan nilai sebesar USD 113,82 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya