Perjuangan Pembatik Kediri di Tengah Pandemi

Seorang pembatik asal Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, Jatim bernama Kasiana tidak putus asa menghadapi pandemi Corona Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 05:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Surabaya- Seorang pembatik asal Kelurahan Dandangan, Kota Kediri, Jatim bernama Kasiana tidak putus asa menghadapi pandemi Corona Covid-19. Perempuan berusia 70 tahun itu tidak hanya menjual kain batik bermotif khas Kediri, melainkan juga menjual bahan membatik.

Bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Kasiana tidak tega jika harus mengurangi jumlah pembatik yang sudah lama bekerja dengannya.

“Saya akhirnya menjual bahan untuk membuat batik sehingga penjualan tetap laris tanpa harus melakukan PHK karyawan,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (24/6/2020).

Beberapa bahan yang dijual, meliputi, malam, canting, hingga kain mori untuk bahan membuat kerajinan batik. Ternyata, warga Kediri banyak yang berminat karena bisa belajar membatik.

Ia juga mengatakan pekerja juga masih banyak yang bekerja di rumahnya. Namun, ia juga tetap menerapkan protokol kesehatan saat para pekerja bekerja, seperti physical distancing.

"Kami juga menerapkan jaga jarak. Biasanya pembatik kan suka mengobrol sambil membatik. Karena corona, para pembatik ada yang mengerjakan di rumah,” ucap Ana, sapaan akrabnya.

Ia mengatakan saat ini pembatik yang bekerja di workshop hanya tiga orang demi mencegah kerumunan. Kendati di rumah, mereka juga tetap produktif dan mendapatkan penghasilan. Untuk motif batik yang diproduksi, Ana mencontohkan, merek Wecono Asri yang bercerita tentang Kota Kediri. Motifnya antara lain Panji Galuh, Jembatan Brawijaya, Kediri Bersemi, dan lain-lain. Palet warna yang dipilih pun berwarna kontras seperti ungu, hijau, dan merah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya