Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif Corona COVID-19 terus meningkat di Jawa Timur jika dilihat dari tambahan jumlah kasus per hari. Dari 6-12 Juli 2020, tambahan kasus positif COVID-19 antara 200-400 lebih dalam sehari.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dr Sutrisno mengakui, kasus positif COVID-19 makin banyak seiring virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 tersebut makin menyebar. Sutrisno menilai, tambahan kasus COVID-19 itu juga karena masyarakat masih belum disipin patuh protokol kesehatan.
"Jawa Timur penduduknya juga padat, mobilitasnya tinggi. Belum bisa social distancing, tidak jaga jarak, tak memakai masker, dan tidak cuci tangan. Dengan pola hidup belum terapkan protokol kesehatan penyebaran itu akan berlanjut,” kata Sutrisno saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (14/7/2020).
Advertisement
Oleh karena itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas, menjaga jarak dan memakai masker ketika di luar rumah. "Ikuti rapid tes dan swab. Jangan menolak kalau ada diselenggarakan rapid test," kata dia.
Baca Juga
Sutrisno mengharapkan ada penegakan hukum jelas saat pandemi COVID-19. Salah satunya ia mencontohkan ketika seseorang keluar pada malam hari dengan alasan tidak jelas dapat sanksi.
"Misalkan keluar malam nongkrong, ngopi, ini juga berbahaya kalau tidak memakai masker, tidak jaga jarak, ini harus dapat perlakuan hukum yang jelas,” ujar Sutrisno.
Dengan kasus positif COVID-19 naik signifikan, Sutrisno menuturkan, pasien dirawat di rumah sakit pun bertambah. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan tenaga medis lantaran kelelahan dengan membeludaknya pasien dan berimbas ke beban kerja. Menurut Sutrisno, hal itu juga mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kesehatan.
"Sekitar 6.000 dirawat di rumah sakit, ini perlu perhatian. Tenaga kesehatan makin kewalahan. Kapasitas rumah sakit belum mencukupi,”kata dia.
Oleh karena itu, ia mendorong agar rumah sakit dapat memperbesar kapasitas dan diikuti dengan sumber daya manusia (SDM).
"Bagi rumah sakit tidak punya ruang isolasi agar punya ruang isolasi. Konsekuensi juga SDM diperbanyak disesuaikan dengan pasien yang akan berlipat-lipat,” kata dia.
"Sistem rumah sakit juga harus diperbaiki dengan memisahkan pasien COVID-19 dan non COVID-19, rumah sakit harus berubah untuk melindungi pasien, tenaga kesehatan dan semuanya," ia menambahkan.
Ia pun mendorong ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan. Ditambah juga dengan tambahan makanan bergizi dan vitamin bagi tenaga kesehatan selama bertugas menangani COVID-19.”Insentif juga diharapkan cair sesuai jadwal dan memperhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sistem 3T Ditingkatkan
Sutrisno menilai, pemerintah provinsi Jawa Timur sudah maksimal menangani COVID-19 tetapi belum maksimal hasilnya. Oleh karena itu, ia juga mendorong agar sistem 3T tetap dilakukan dengan testing diperluas, treatment atau perawatan dibenahi dengan memperbesar kapasitas RS, dan ruang isolasi yang berventilator.
"Tracing harus lebih intensif lagi minimal 25 orang dideteksi dari kontak erat orang positif COVID-19, ini upaya memutus mata rantai penularan COVID-19," kata dia.
Pasien positif COVID-19 bertambah 219 orang di Jawa Timur pada 13 Juli 2020. Dengan demikian total kasus positif COVID-19 mencapai 16.862 orang. Pada 12 Juli 2020, ada tambahan kasus sebanyak 393 sehingga menjadi 16.658 orang. 11 Juli 2020 tercatat tambahan kasus positif COVID-19 mencapai 444 orang sehingga menjadi 16.123 orang.
Pada 10 Juli 2020 ada tambahan pasien positif sebanyak 284 orang menjadi 15.720 orang. 9 Juli 2020 ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 418 orang menjadi 15.466 orang. 8 Juli 2020 tercatat tambahan pasien 399 orang menjadi 14.941 orang.
Pada 7 Juli 2020 ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 308 orang menjadi 14.578 orang. 6 Juli 2020 tercatat tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 260 orang menjadi 14.298 orang.
Advertisement