Â
Liputan6.com, Surabaya - Polrestabes Surabaya memastikan sidang perdana kasus tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya, Senin 16 Januari mendatang berjalan lancar,
"Senin 16 Januari besok itu sidang perdana kasus kanjuruhan, ada lima terdakwa. Tugas kami melakukan pengamanan," ujar Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Toni Kasmiri, Jumat (13/1/2023).
Advertisement
AKBP Toni mengatakan, ada sebanyak 800 personel yang disiagakan. Seluruhnya, tak hanya di PN, tapi tersebar di beberapa titik di Surabaya.
"SOP kita laksanakan 800 personel, kita gelar di PN dan seluruh exit tol jalur masuk di Gresik, Sidoarjo, Tanjung Perak, dan perbatasan Waru. Kita lakukan patroli penyekatan supaya tidak terjadi masif Aremania yang datang," ucapnya.
AKBP Toni berharap, masyarakat dan Aremania serta Bonek untuk mempercayakan pada proses hukum yang berlaku. Ia mengimbau agar tak ada aksi unjuk rasa selama proses sidang digelar.
"Tidak usah aksi unjuk rasa atau provokasi atau terprovokasi. Karena kita jelang piala dunia, jadi sorotan untuk Surabaya. Polrestabes tidak memberi izin aksi unjuk rasa Aremania karena ada penolakan Bonek. Kalau ada unek-unek, silakan disampaikan, jangan unjuk rasa," ujarnya.
Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Gede Agung mengungkapkan, pihaknya memberlakukan pelarangan live streaming pada sidang perdana tragedi Kanjuruhan yang akan digelar Senin 16 Januari mendatang.
"Sidang tersebut akan dilakukan secara online di ruang Cakra dan ada pembatasan pengunjung," ujar Gede di PN Surabaya, Jumat (13/1/2023).
Tidak Boleh Live Streaming
Karena keterbatasan ruang, lanjut Gede, media atau Wartawan diperkenankan melakukan peliputan selama persidangan berlangsung, namun tidak diperbolehkan menyiarkan persidangan secara Live streaming.
"Terkait pelarangan live streaming bahwa hal tersebut adalah permintaan dari majelis dikarenakan untuk menjaga psikologis keluarga korban," ucapnya.
Advertisement