Pemulihan Ekosistem Gunung Bromo yang Kebakaran Butuh 5 Tahun

Hendro menjelaskan, dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada Agustus dan September 2023 tersebut, ada tiga mekanisme yang akan diterapkan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 22 Sep 2023, 07:17 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 06:00 WIB
Penyebab Puluhan Hektar Hutan di Gunung Bromo Terbakar
Petugas dan relawan berupaya memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Bromo (BB TNBTS)

Liputan6.com, Surabaya - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa proses pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan membutuhkan waktu hingga lima tahun.

Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko mengatakan, pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di kawasan tersebut tumbuh optimal.

"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun," kata Hendro saat meninjau Blok Savana Lembah Watangan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/9/2023), dilansir dari Antara.

Hendro menjelaskan, dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada Agustus dan September 2023 tersebut, ada tiga mekanisme yang akan diterapkan.

Menurutnya, mekanisme pertama adalah pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kemudian, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali serta restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.

"Pemulihan ekosistem, itu ada tiga mekanismenya, alam, rehabilitasi, restorasi. Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," katanya.

Ia menambahkan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp5,4 miliar akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Dari yang tadi (taksiran kerugian), pemulihan sekitar Rp3,5 miliar," katanya.

Sebelumnya, pada 6-18 September 2023, kawasan wisata Gunung Bromo harus ditutup total akibat kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran tersebut terjadi pada 6 September 2023, karena ulah pengunjung yang menggunakan suar untuk pengambilan gambar.

 

504 Hektare Area Rusak

Petugas melakukan pemadaman api di Bukit Teletubbies yang kebakaran. (Foto: BBTN Bromo Tengger Semeru)
Petugas melakukan pemadaman api di Bukit Teletubbies yang kebakaran. (Foto: BBTN Bromo Tengger Semeru)

Akibat sejumlah rangkaian peristiwa kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada Agustus hingga September 2023, areal seluas 504 hektare dilaporkan mengalami kerusakan. Mayoritas area yang rusak merupakan kawasan savana.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp4,85 miliar.

Infografis Letusan Gunung Bromo
Infografis Letusan Gunung Bromo (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya