BNPB Pasang Alat Peringatan Dini di Sejumlah Desa Rawan Erupsi Semeru dan Bromo, Dihibahkan Jadi Aset Daerah

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang alat Early Warning System (EWS) di sejumlah desa rawan bencana erupsi Gunung Semeru dan Gunung Bromo.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 04 Nov 2023, 08:04 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2023, 08:04 WIB
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang (Istimewa)
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang (Istimewa)

Liputan6.com, Lumajang - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang alat peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di sejumlah desa rawan bencana erupsi Gunung Semeru dan Gunung Bromo. Desa tersebut berada di Kabupaten Lumajang, Malang dan Probolinggo.

Pemasangan instrument peringatan dini bencana berupa tower dan sirine itu ada di lima titik di empat desa rawan bencana erupsi gunung  berapi, yakni Gunung Semuru dan Gunung Bromo.

Letaknya antara lain di tiga titik di Kabupaten Lumajang, satu titik di Kabupaten Malang, dan satu titik di Kabupaten Probolinggo.

Dari lima titik itu, empat titik untuk kesiap siagaan menghadapi ancaman erupsi Gunung Semeru dan satu titik untuk erupsi Gunung Bromo.

Adapun lokasi pemasangaan itu di Desa Suputurang, Kecamatan Pronojiwo, dan satu titik di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Sementara satu titik di Kabupaten Malang ditempatkan di Desa Tamansatriyah, Kecamatan Tirtoyudo. Sedangkan satu titik lainya di Kabupaten Probolinggo ditempatkan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.

Direktur Peringatan Dini BNPB Afrizal Rosa mengatakan, pemasangan intrumen peringatan dini itu sebagai bagian upaya peningakatan kesiapsiagaan masyarakat.

“Ini adalah program prioritas nasional kami di direktorat peringatan dini,”kata Afrizal pada Jumat (3/11/2023).

Ari sapaan Afrizal menambahkan, pemasangan EWS ini sebagai bentuk apresiasi BNPB untuk bisa memberikan atau menguatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah. Ia berharap masyarakat bisa menjaga keberlanjutan operasionalnya.

"Diharapkan Pemerintah Kabupaten Lumajang menyiapkan alokasi yang mencukupi. Alat ini bisa dipakai untuk durasi yang cukup lama," tambah Ari.

Instrumen peringatan dini itu nantinya dihibahkan ke daerah. Dan akan menjadi aset daerah untuk dipelihara.

“Alat instrumentasi ini juga bisa digunakan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dan tidak untuk peringatakan dini saja," tambahnya.

Masyarakat Dibekali Pemahaman

Dampak Letusan Gunung Semeru di Desa Kajar Kuning
Warga mengevakuasi ternak dari desanya menyusul erupsi Gunung Semeru di desa Kajar Kuning, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 5 Desember 2022. Gunung Semeru mengalami kenaikan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) sejak 4 Desember 2022 pada pukul 12.00 WIB, sehingga Pusat Vulkanolologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan beberapa rekomendasi agar masyarakat mematuhinya. (AP Photo/Imanuel Yoga)

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, tindak lanjut dari bantuan dan pemasangan EWS berupa sirine itu  masyarakat akan dibekali pemahaman pengetahuan dan pembelajaran  untuk kesiapan bagimana beropersi.

“Dari seluruh komponen masyarakat mulai pemerintah desa, perangkat desa, tim penggerak PKK relawan toko masyarakat,” paparnya.

Patria mengatakan masyarakat harus Bersatu, peduli dan sadar bahwa mereka tinggal di daerah bencana dan mereka perlu belajar tentang bagaimana nanti menyiapkan dalam kondisi normal, kemudian mengativasi mereka dalam kondisi darurat, hingga kemudian segera memulihkan diri dalam kondisi rehabilitasi dan rekontruksi.

“Pada akhirnya yang diharapkan adalah kemandirian dalam menghadapi bencana khususnya anacaman bencana yang ditimbulkan gunung berapi Semeru,”pungkasnya.

.

Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Sejarah Erupsi Gunung Semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya