Lewat Posyandu Jiwa, ODGJ di Banyuwangi Mendapat Pelatihan Sesuai Bakat dan Kemampuan

Program Posyandu Kesehatan jiwa ini digagas oleh Puskesmas Benculuk, Kecamatan Cluring, dan melibatkan masyarakat sekitar yang tergabung dalam relawan "Kader Jiwa" yang bertugas membantu tim kesehatan jiwa.

oleh Tim Regional diperbarui 28 Jun 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 22:00 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pasien dengan gangguan mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendapat pelatihan sesuai dengan minat dan bakat mereka. Pelatihan tersebut dilakukan melalui Posyandu Jiwa.

Dengan melibatkan relawan dari masyarakat sekitar serta pendampingan dan pengawasan tim kesehatan jiwa dari puskesmas, para pasien ODGJ ini diberdayakan sebagai pelaku seni, penjahit, hingga usaha kuliner.

"Ini program yang sangat baik, selain kesehatan mentalnya dipulihkan, pasien ODGJ juga diberdayakan, sehingga lebih mudah bagi mereka diterima masyarakat," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Cluring, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Kamis (27/6/2024).

Program Posyandu Kesehatan jiwa ini digagas oleh Puskesmas Benculuk, Kecamatan Cluring, dan melibatkan masyarakat sekitar yang tergabung dalam relawan "Kader Jiwa" yang bertugas membantu tim kesehatan jiwa.

Kepala Puskesmas Benculuk Tatiek Setyaningsih mengatakan saat ini ada 10 kader jiwa yang terlibat, dan mereka akan menyampaikan informasi terkait keberadaan dan perkembangan kondisi pasien, lalu menginformasikan kepada tim puskesmas ketika ada suspek ODGJ baru di masyarakat.

"Setelah mendapatkan informasi, tim kami akan meninjau langsung di lapangan. Kami akan melakukan skrining untuk memastikan apakah memang mengalami gangguan mental atau tidak. Skrining juga diperlukan untuk menentukan jenis penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien," ujarnya.

Warga yang dinyatakan mengalami gangguan mental, lanjut Tatiek, akan dilakukan penanganan lanjutan, seperti pemberian obat dan terapi mental oleh tenaga perawat jiwa.

"Dalam terapi kami, selain ada obat yang harus diminum secara rutin, mereka juga kami beri kesibukan sesuai dengan bakat dan minatnya," katanya.

Tatiek menambahkan saat ini tercatat ada 14 pasien ODGJ yang aktif memeriksakan diri ke Posyandu Jiwa di Puskesmas Benculuk, dan tim juga siaga 24 jam jika sewaktu-waktu ada laporan dari warga.

"Selain tim puskesmas, juga melibatkan unsur Forpimka dalam penanganan ini," ujarnya.

Penanganan ODGJ

Diberitakan sebelumnya, penanganan yang baik dan tepat dapat membuat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengalami perbaikan dalam kesehatan mentalnya.

Hal ini diyakini oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan membuatnya memberikan perhatian khusus kepada penanganan orang dengan gangguan jiwa.

Pada Jumat, 14 Juni 2024, 10 ODGJ yang berasal dari beberapa desa di Pandeglang, Banten mendapat layanan kesehatan dan pemberdayaan dari Kemensos. Layanan diberikan di Puskesmas Cadasari dan saat hadir langsung di puskesmas itu, ia menegaskan bahwa ODGJ bukan aib bagi keluarga.

“Mereka perlu dirawat, ditangani dan diobati sehingga bisa sembuh kembali,” ujar Risma mengutip laman resmi Kemensos, Rabu (26/6/2024).

Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya