Liputan6.com, Jakarta - Merintis dan menjalankan sebuah usaha untuk sukses tentu bukan perkara mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Termasuk dalam menjalankan bisnis di industri game.
Startup studio game, Artoncode, mengakui bahwa tidak mudah untuk bisa bertahan di industri game. Terlebih lagi, persaingan tidak hanya berasal dari Tanah Air, tapi juga luar negeri. Â
Diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Artoncode, Indra Gunawan, persaingan di industri game sangat berat. Salah satunyanya karena industri itu sendiri belum terlalu besar di Indonesia.
Saat game bersiap dipasarkan, kata Indra, maka mereka harus siap untuk bersaing dengan produk-produk dari berbagai negara lain. "Begitu game ada di App Store atau Google Play, kita pasti akan bersaing dengan game-game lain dari berbagai negara," tutur Indra saat berkunjung bersama Managing Director Artoncode, Anton Budiono, di kantor Liputan6.Â
Masalah lainnya adalah mendapatkan bakat-bakat yang ingin bekerja di perusahaan game Indonesia. Tak bisa dipungkiri, ada bakat-bakat bagus yang lebih memilih bekerja di luar negeri. Selain itu, ekosistem juga harus terus diperkuat atau saling berbagi ilmu dengan banyak pihak, terutama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman.
Tantangan yang juga tak kalah penting yaitu masalah dana. Menurut Indra, sangat jarang ada investor lokal yang ingin berinvestasi di industri game. "Resikonya bagi investor memang tinggi di industri ini. Karena itu kami selalu berusaha membuat game yang benar-benar bagus, agar juga layak bersaing dengan developer lain," jelasnya.
Artoncode sendiri baru saja berhasil menggandeng perusahaan media, Emtek Group, untuk menjadi investor. Sayangnya, startup yang berdiri sejak 2012 ini enggan merinci jumlah investasinya.
Sebelum Emtek menjadi investor, dana yang dibutuhkan Artoncode selama ini mengalir dari kantong para pendiri startup tersebut. "Di luar nilai investasi, kami saat ini memang sedang mencari mitra strategis," kata Indra.
Pendanaan memang menjadi hal penting dalam membuat produk. Terlebih lagi, dana yang dibutuhkan untuk membuat game tidak bisa dipatok secara pasti karena tergantung dari kompleksitas game tersebut. Genre game juga turut mempengaruhi.
Semakin profesional tenaga yang digunakan, hasilnya akan semakin baik. Sehingga biasanya, dana yang dibutuhkan semakin banyak.
Terlepas dari tantangan dalam industri game, Indra mengatakan bahwa sebuah perusahaan harus memiliki konsep bisnis yang akan dijalankan. "Membuat studio game itu biasanya berawal dari kegemaran, tapi seharusnya juga ada perspektif bisnisnya. Sehingga bisa mencapai target yang diinginkan," ungkapnya.
Tantangan Artoncode Bersaing di Industri Game
Startup studio game, Artoncode, mengakui bahwa tidak mudah untuk bisa bertahan di industri game.
diperbarui 16 Mei 2014, 15:47 WIBDiterbitkan 16 Mei 2014, 15:47 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Tiba di Indonesia Usai Kunjungan ke Mesir, Langsung Gelar Rapat Keamanan Nataru
Tips Susah BAB: Cara Efektif Mengatasi Sembelit
Asus Bagi-Bagi ROG T-Shirt hingga ROG Sneakers Eksklusif Gratis, Ini Syaratnya
350 Quote Pertemanan yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna
Berbahan Rumput Laut dan Stevia, Mahasiswa Unair Ciptakan Permen Jelly Ramah Diabetes
6 Potret Kursi Putar Nyeleneh Ini Bikin Tepuk Jidat, Jadi Enggak Nyaman Duduk
Wanita India Gugat Suami karena Lebih Peduli dengan Kucing Peliharaan
Ada Campur Tangan 'Setan' di Balik Putusan Pailit Sritex, Siapa Dia?
Cari Pengganti Robert Lewandowski, Barcelona Incar Striker Inter Milan
Cara Antigagal Merebus Telur Agar Hasilnya Mulus dan Sempurna
Perkembangan Terkini Kasus Natasha Wilona, Polisi Segera Bentuk Tim Penyelidik dan Minta Klarifikasi
Cek Fakta: Satir Presiden Prabowo Minta Semua TV Putar Musik Reggae untuk Tumbuhkan Cinta Tanah Air