Liputan6.com, Jakarta - Dalam kasus peretasan Sony Pictures, Amerika Serikat (AS) secara sepihak dengan sangat yakin menuduh Korea Utara (Korut) sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Melalui FBI, pemerintah AS mengklaim telah memiliki sederet bukti kuat yang mengarahkan Korut sebagai tertuduh. Namun sayang, hingga kini bukti-bukti tersebut tak pernah secara konkret diperlihatkan ke hadapan publik.
Menurut laporan The New York Times, telah terkuak sebuah fakta baru yang dapat mengungkapkan kenapa AS dapat dengan begitu cepat menuduh Korut sebagai dalang penyerangan Sony Pictures.
Menurut bocoran dokumen National Security Agency (NSA) yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, disebutkan bahwa sebenarnya AS telah lama memata-matai aktivitas online Korut. Tepatnya sejak tahun 2010 silam, di mana NSA menggelar operasi khusus untuk menyusup ke sistem jaringan internet negeri Komunis yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.
Usaha AS untuk masuk ke dalam sistem jaringan internet Korut tentunya tidak mudah. Dijelaskan terdapat campur tangan Korea Selatan serta sejumlah negara sekutu lainnya dalam operasi NSA itu.
Korut tak bersalah!
Menanggapi tuduhan AS, pihak Korut telah berkali-kali secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak terlibat kasus peretasan Sony Pictures. Sanggahan Korut itu baru-baru ini juga didukung oleh pelopor produsen anti virus kenamaan, John McAfee.
Berbicara pada IB Times UK, McAfee mengklaim bahwa dirinya telah mengetahui siapa pelaku peretasan Sony Pictures yang sebenarnya. Dan menurut McAfee, Korut bukanlah pihak yang harus bertanggung jawab.
Lebih lanjut pria 69 tahun berkebangsaan Skotlandia itu bahkan mengaku telah beberapa kali melakukan komunikasi dengan pelaku sebenarnya.
"Saya bisa menjamin mereka (FBI) salah. Ini ada hubungannya dengan kelompok hacker -- namanya tidak akan saya sebutkan -- yang mengatasnamakan kebebasan publik dan menolak pembatasan di industri musik dan film," papar McAfee.
(dhi/dew)
AS Sudah Mata-matai Aktivitas Online Korut Sejak 2010
Terdapat campur tangan Korea Selatan serta sejumlah negara sekutu lainnya dalam operasi NSA itu.
diperbarui 19 Jan 2015, 16:20 WIBDiterbitkan 19 Jan 2015, 16:20 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Mode Pesawat: Manfaat dan Penggunaan yang Optimal
Top 3 Islami: Lupa Surah Pendek Langsung Rukuk atau Ganti Surat? Yang Berhak atas Uang Suami Hanya Istri-Anak? Simak Buya Yahya dan UAH
Pelantikan Kepala Daerah Diundur, PKS: Apa Tidak Berdampak Kepada Kinerja Presiden?
TDA Luxury Toys Siap Bangun Diler Terbesar di Asia Tenggara
Polisi Tangkap dan Tahan Oknum Anggota DPRD Depok Tersangka Asusila Anak Dibawah Umur
Serangan Siber Melonjak, Industri Kripto Rugi Rp 1,2 Triliun di Januari 2025
5 Pelatih Terkenal yang Gagal di Liga Arab Saudi: Legenda Liverpool Terbaru
Sekaya Apa Kamu Jika 10 Tahun Lalu Beli Bitcoin USD 1.000?
Telusuri Keindahan Pantai Legon Pari, Surga Tersembunyi di Lebak Banten
3 Resep Nasi Goreng Telur Asin yang Cocok Jadi Menu Makan Keluarga
1 Februari 2003: Pesawat Ulang-alik Columbia Hancur, 7 Astronot Tewas
Ini Nilai Hartamu jika Beli Saham Apple pada 1, 5, 10 dan 40 Tahun Lalu