Bakal Jadi Operator 4G, Ini Strategi Smartfren

Di luar kecepatan akses dan cakupan layanan, Smartfren sebagai vendor smartphone melihat harga jual menjadi salah satu pertimbangan konsumen

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Apr 2015, 10:20 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2015, 10:20 WIB
Review : Smartfren Andromax G
Smartfren Andromax G (Liputan6.com)

Liputan6.com, Qingdao - Smartfren pada tahun ini akan meluncurkan layanan 4G Long Term Evolution (LTE). Sadar akan menghadapi persaingan sengit dari operator yang sudah terlebih dahulu meluncurkan layanan serupa, rupanya tak menyurutkan semangat Smartfren.

Head of Brand & Corporate Marketing Communication Smartfren, Roberto Saputro, mengatakan bahwa pengalaman Smartfren selama ini sebagai penyedia layanan seluler dan menjual smartphone, menjadi dua kunci optimisme perusahaan bersaing dengan operator seluler yang telah lebih dahulu meluncurkan layanan 4G LTE.

Kendati telah lama menginjakkan kaki di industri telekomunikasi, Smartfren merasa tetap memerlukan serangkaian strategi untuk perkembangan bisnisnya, termasuk soal 4G LTE.

Di luar kecepatan akses dan cakupan layanan, Smartfren sebagai vendor smartphone melihat harga jual menjadi salah satu pertimbangan utama konsumen dalam membeli produk dan hal ini juga berlaku untuk 4G LTE. Melihat hal tersebut, Smartfren akan menjual smartphone 4G LTE pertamanya di bawah Rp 2 juta.

"Saat ini kebanyakan perangkat LTE dari vendor lain masih mahal, di atas Rp 5 juta. Perangkatnya harus terjangkau, karena selama harganya masih Rp 4-5 juta, orang mungkin tidak akan tertarik," tutur Robert di kantor pusat Haier, Qingdao, Tiongkok.

Selain harga, strategi lain untuk mendorong penetrasi 4G LTE adalah edukasi. Kekuatan utama dari layanan 4G LTE adalah dari sisi performa kecepatan akses internet. Namun sayangnya, konsumen di Indonesia belum menggunakannya dengan maksimal.

"4G bukan sekadar soal lancar menggunakan media sosial, chatting dan browsing saja. Tapi ada konten lain yang bisa sangat diuntungkan dengan layanan ini yaitu menonton video, seperti di Korea yang 70 persen layanannya digunakan untuk konten berbasis video seperti YouTube," jelasnya.

Ditambahkan Senior Advisor Smartfren, Rodolfo P Pantoja, kekuatan untuk mendorong perkembangan 4G LTE adalah perpaduan layanan dan produk yang baik. Hal itulah yang akan dilakukan oleh Smartfren.

"Services (layanan) dan produk harus jalan bersama-sama, saling mendukung. Karena itu kami akan mengoptimalkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendorong 4G, mulai dari cakupan layanan, tarif hingga distribusi produk," ungkap Rodolfo.

(din/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya