Hati-Hati, Indonesia Berpotensi Tinggi Terserang Ransomware

Indonesia berada di urutan ke-13 sebagai target yang paling banyak mendapat serangan ransomware.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Jul 2016, 07:44 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 07:44 WIB
Hacker
Ilustrasi hacker (thehackernews.co)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia ternyata berpotensi terkena ransomware. Hal ini terungkap dari hasil survei mengenai ransomware yang dilakukan Symantex pada Januari 2015 hingga April 2016.

Dijelaskan oleh Director Asia Consumer Business Norton by Symantec, Choon Hong Chee, Indonesia berada di urutan ke-13 yang paling banyak mendapat serangan ransomware.

"Menurut hasil survei Symantec terhadap ransomware, Indonesia berada di urutan ke-13 sebagai negara yang paling banyak terserang ransomware. Rata-rata jumlah serangan ransomware di Indonesia sebanyak 14 serangan per hari," kata Chee saat ditemui di acara media briefing Symantec di Jakarta, Kamis (21/7/2016) kemarin.

Sementara, beberapa negara lain yang juga rentan terhadap serangan ransomware di antaranya adalah Amerika Serikat, Italia, Belanda, Jerman, Inggris, Kanada, Belgia, India, dan Australia.

 Hasil survei juga menemukan bahwa angka infeksi ransomware terus meningkat tiap tahun dengan ditemukannya 100 kelompok ransomware. Adapun sektor bisnis yang diserang ransomware adalah sektor jasa dengan prosentase 38 persen di seluruh dunia.

Sektor kedua yang paling banyak diserang adalah manufaktur 17 persen, sektor keuangan, asuransi, dan properti sebesar 10 persen dan administrasi publik sebesar 10 persen.

"Serangan terhadap perusahaan berpotensi menginfeksi ribuan komputer sehingga menyebabkan gangguan operasional dan kerugian besar," ujar Chee.

Sementara itu, korban ransomware tak hanya dari organisasi tetapi terbanyak justru berasal dari adalah kalangan konsumen dengan total serangan 57 persen. Ransomware pun di masa yang akan datang juga bisa menyerang komputer pribadi, berbagai platform smartphone, serta perangkat wearable.

Untuk itu, Chee menyarankan agar selalu menggunakan password yang rumit dan tak mudah ditebak. Selain itu, ia juga mengatakan, pengguna internet agar tidak asal mengeklik sebuah link atau tautan.

Terpenting, ia juga menyarankan agar pengguna memproteksi diri dengan antivirus, waspada akan tiap hal yang mencurigakan, serta mengamankan data-data pribadi. 

(Tin/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya