Liputan6.com, Singapura - Kekurangan tenaga profesional dalam bidang analis data mendorong Cloudera memprakarsai sebuah inisiatif bernama BASE yang merupakan kependekan dari Big Analytics Skills Enablement. Inisiatif ini hadir untuk mendorong pertumbuhan ahli analis dalam big data yangt terbilang merupakan ilmu baru.Â
Senior Director of Marketing Clouder APAC Daniel CF Ng mengatakan, program ini memiliki tujuh komponen utama. Pertama, perusahaan telah menyiapkan program bernama Cloudera Academic Partnership (CAP) yang menjadi basis program pembelajaran ini.
"Lewat tahap ini, kami ingin membantu sejumlah universitas yang ingin mulai memasukkan analisis data sebagai bagian dari pembelajaran," tutur Daniel saat ditemui tim Tekno Liputan6.com di gelaran Strata+Hadoop World 2016 di Singapura, beberapa waktu lalu.Â
Advertisement
Baca Juga
Melalui CAP proses pembelajaran mengenai big data diharapkan juga dapat diadopsi lebih cepat oleh universitas. Sebab, Cloudera akan membantu penyediaan materi pembelajaran termasuk untuk mahasiswa, pengajar, dan profesional yang tertarik.
Namun universitas yang menjadi target dalam program ini merupakan insitusi non-profit. Alasannya, agar tak ada konflik dengan rekanan Cloudera lain, sehingga fungsi CAP ini dapat benar-benar dimanfaatkan untuk kebutuhan akademis.
Komponen kedua adalah magang (internship). Perusahaan yang didirikan pada 2008 itu akan membantu sejumlah pelajar yang ingin mengetahui praktik analis data secara langsung dari pengetahuan yang didapat selama pembelajan.
Dengan demikian, mereka mendapat pengalaman melakukan analisis data langsung dalam praktik kerja. Bahkan, bukan tidak mungkin sejumlah pelajar tersebut dapat bekerja di tempatnya magang setelah lulus apabila dirasa sesuai.
Ketiga, Cloudera memiliki komponen lain yang disebut sebagai executive search firm. Komponen ini melibatkan beberapa rekanan Cloudera agar sejumlah lulusan tersebut bisa mendapatkan pekerjaan sebagai admin atau analis data.
Sementara itu bagi pelajar yang ingin mempelajari data analis secara lebih lanjut, Cloudera memiliki komponen keempat yang diberi nama training partner. Untuk tahap ini, para pelajar akan diarahkan untuk tak sekadar menjadi analis data tapi ilmuwan data (data scientist).
Mereka akan diarahkan untuk mengikuti proses sertifikasi yang diselenggarakan Cloudera. Proses sertifikasi ini juga dipastikan sangat ketat, karena hanya sekitar 40 persen yang berhasil mendapatkan sertifikat dari keseluruhan proses.
Peran Komunitas
Cloudera juga menggandeng sejumlah komunitas (komponen kelima) untuk mempercepat adopsi teknologi big data maupun analis data oleh lebih banyak pihak. Karena itu, beberapa kali Cloudera mengunjungi sejumlah komunitas untuk berbagi pengalaman.Â
"Salah satunya juga kami melakukan ini di Indonesia lewat Cloudera Science Week yang sempat diselenggarakan di Yogyakarta," tutur pria asal Malaysia tersebut.
Dengan demikian, akan semakin banyak semakin banyak komunitas yang mengenal teknologi ini. Di samping itu, pemerintah (komponen keenam) juga menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan ahli analis data.
Menurut Daniel, pemerintah memegang tiga peranan penting dalam hal ini, yakni kebijakan, program, serta intensif yang diberikan.Â
Ia mengatakan, pemerintah memberi andil yang cukup besar dalam perkembangan ini. Sejumlah kebijakan, program maupun intensif yang dikeluarkan disebut dapat mendorong pemanfaatan big data secara lebih luas.Â
Komponen ketujuh, yang tak kalah penting adalah industri. Fungsi dari pemanfaatan teknologi ini sebenarnya dapat digunakan pada beragam bisnis dan juga industri.
"Pemanfaatan teknologi ini begitu luas, mulai dari perbankan, pemerintah, manufaktur, kesehatan, dan sejumlah industri lain sebenarnnya dapat melakukan hal ini," tuturnya.
Karenanya, penting untuk memanfaatkan ahli analis data sesuai kebutuhan masing-masing bisnis. Tak hanya itu, Cloudera juga sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan lain agar platform ini dapat digunakan pada Usaha Kecil dan Menengah, termasuk startup.Â
Harapannya, seluruh komponen itu dapat dipergunakan untuk pemanfaatan big data yang lebih besar, tak hanya untuk industri tapi juga pemerintah. Sebab, data-data tersebut dapat membantu inovasi dan efisiensi bagi pihak yang menggunakannya.Â
Sebagai informasi, BASE sendiri telah diluncurkan Cloudera pada 12 April 2016 di Singapura dan 13 April 2016 di Malaysia. Sementara untuk di Indonesia, Cloudera belum bisa mengungkapkan universitas yang akan bekerja sama dalam program inisiatif ini.Â
(Dam/Isk)
Advertisement