Liputan6.com, Jakarta - Seperti diwartakan sebelumnya, sebuah pesan broadcast undangan yang beredar di aplikasi pesan instan BlackBerry Messenger (BBM) membuat heboh pengguna karena diragukan keasliannya.
Baca Juga
Advertisement
Isi dari pesan itu adalah undangan yang mengajak pengguna untuk bergabung ke BBM Channel. Pesan broadcast juga menjanjikan pengguna akan selalu menerima update terbaru secara otomatis. Bahkan, pengguna ditawari akses BBM cuma-cuma tanpa kuota.
Pihak BBM sudah menyatakan bahwa informasi yang disediakan channel tersebut tidak valid dan berisiko.
"Bagi para pengguna BBM, harap tidak bergabung dan menyebarkan akun saluran (channel) palsu C0035E285, seperti pada gambar di bawah ini. Terima kasih," tweet akun @BBM pada Jumat (20/1/2017).
Bagi para pengguna BBM, harap tidak bergabung dan menyebarkan akun channel palsu C0035E285, seperti pada gambar di bawah ini. Terima kasih. pic.twitter.com/DzT6vN4Xld
— BBM (@BBM) January 20, 2017
Jika kamu sudah terlanjur bergabung ke BBM Channel tersebut, jangan khawatir. Cara terbaik yang harus dilakukan adalah meninggalkan channel tersebut.
Berikut cara untuk meninggalkan BBM Channel palsu:
1. Buka aplikasi BBM
2. Tap menu utama dan pilih Channels
3. Pilih Channels yang kamu ikuti
4. Tap menu di bagian kanan atas
5. Pilih Leave, seketika kamu akan meninggalkan BBM Channel.
Seperti diwartakan sebelumnya, pakar keamanan siber dan kriptografi Pratama Persadha berpendapat bahwa pengguna BBM sebaiknya tidak mudah tergoda dengan iming-iming pesan broadcast palsu.
Apalagi, pengguna BBM tidak tahu channel tersebut valid atau tidak. Ia menegaskan bahwa pihak yang membuat BBM Channel itu adalah orang yang tak bertanggung jawab.
"Konsep BBM dulu kan hanya chatting, sekarang berubah fungsi menjadi media. Enggak usah buka media lain, semua tersentralisasi di BBM. Mau ngapain-ngapain udah ada di BBM semua. Nah, dengan berubah fungsinya BBM, semua orang bebas bisa bikin channel, ini kaya semacam fanpage kalau di Facebook. Tujuan utama dia (orang tak bertanggung jawab) mencari user banyak," ucap Pratama.
Yang patut diwaspadai, ujarnya, channel palsu itu kemarin sudah mencapai lebih dari 4 juta member. Kalau dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab bisa disebarkan malware, trojan, virus, dan lainnya.
"Semua data transaksi internet banking bisa dicuri oleh hacker. Bahkan data pengguna, termasuk nomor telepon, bisa dijual ke perusahaan keuangan. Semua data personal riskan dijual," pungkasnya.
(Jek/Isk)