Advan Bidik Ponsel G1 Terjual 20.000 per Bulan

Perusahaan optimistis kehadiran Advan G1 bakal meningkatkan pangsa pasar mereka hingga 10 persen tahun 2017.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 18 Feb 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2017, 19:00 WIB
Advan G1
Marketing Director Advan Tjandra Lianto (kanan) di peluncuran Advan G1, Jumat (16/2/2017). (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Advan resmi menghadirkan smartphone 4G Advan G1 setelah perilisannya sempat ditunda pada September 2016. Ponsel seharga Rp 2.299.000 yang diklaim punya fitur layaknya smartphone Rp 8 jutaan ini ditargetkan terjual sebanyak 20.000 unit per bulan.

Soal target, Advan memang tak pernah ragu menyebutkan angka yang ingin dicapai. Produsen ponsel yang punya pabrik di Semarang, Jawa Tengah ini bahkan telah menempati peringkat empat besar ponsel terlaris di Indonesia. Demikian berdasarkan survei IDC yang dipaparkan Marketing Director Advan Tjandra Lianto.

Tjandra ketika ditemui usai peluncuran Advan G1 di Jakarta, Jumat (17/2/2017) kemarin mengungkapkan, jumlah ponsel yang telah dijual Advan sepanjang 2016 mencapai 7,2 juta unit dengan total pangsaĀ 8 persen.

Perusahaan optimistis kehadiran Advan G1 bakal meningkatkan pangsa pasar mereka hingga 10 persen tahun 2017. Sementara jumlah ponsel yang terjual di seluruh Indonesia diharapkan meningkat hingga 7,5 juta-8 juta unit.

Sebenarnya tak cuma Advan G1, perusahaan bakal meluncurkan 4 model smartphone lainnya sepanjang tahun ini dan 5 model tablet.Ā Lantas bagaimana strategi Advan memenuhi target tersebut?

Tjandra mengatakan, salah satu strateginya adalah dengan menghadirkan perangkat ponsel dengan range harga antara Rp 1-3 jutaan.

"Memang produk Advan banyak di harga Rp 1-3 jutaan, itu karena menurut hasil survei IDC pengguna smartphone Indonesia terbesar ada di angka Rp 1-3 jutaan. Ini semuanya diisi oleh brand global. Karenanya, kami terpanggil untuk ikut berkompetisi," kata Tjandra.

Advan sendiri tak berniat menjual produk ke pasar lain selain Indonesia. "Kami fokus ke pasar lokal, kami ingin masyarakat Indonesia bisa menggunakan produk lokal dan mereka bangga dengan produk sendiri. Kami ingin Advan jadi brand kebanggaan Indonesia," katanya.

Saat ini, masyarakat cukup antusias dengan Advan G1. Terbukti, sejak dijual pada Januari 2017, ponsel itu telah terjual sebanyak 8.000 unit. Advan pun makin menggenjot agar produknya terjual sesuai target, mulai Februari 2017.

"Mereka (konsumen) happy karena Advan punya produk yang harganya Rp 2 jutaan. Advan jadi bisa naik kelas dan berkompetisi dengan brand lainnya," kata Tjandra mengimbuhi.

Ia menambahkan, cara Advan mencapai target dan berkompetisi adalah dengan menghadirkan produk yang baik disertai fitur-fitur yang mampu digunakan sesuai target market-nya.

"Selain itu, kami juga berupaya memperkuat jalur distribusi. Kami juga harus rajin melakukan promosi, tak lupa menghadirkan layanan purnajual untuk pengguna Advan," tutur Tjandra menjelaskan.

Kurangi Model Produk

Bila brand lain membawa banyak model smartphone ke Indonesia agar pengguna bisa punya lebih banyak pilihan, tahun ini Advan cuma akan meluncurkan 9 model produk saja. 5 model tablet dan 4 model smartphone. Padahal tahun lalu Advan meluncurkan 11 model produk tablet dan smartphone.

"Memang lebih sedikit dari sebelumnya. Awalnya kami mengeluarkan 35 model, kemudian 24 model, 15 model, 11 model pada tahun lalu, dan tahun ini 9 model produk," kata Tjandra.

Apa alasannya? Menurut Tjandra, Advan lebih mengejar ke kuantitas produksi dibandingkan berapa banyak tipe produk yang diluncurkan.

"Sebab, banyak tipe, makin sulit kami mengontrolnya, kalau ada proteksi harta akan lebih rumit, kemudian masalah juga ada di stoknya. Nah, kalau kita punya sedikit model, lebih mudah maintain-nya," ujar Tjandra.

Bukan itu saja, ia juga mengatakan, lebih sedikit produk, biaya produksi pun bisa lebih ditekan.

(Tin/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya