NASA: Ukuran Matahari Lebih Besar dari yang Diperkirakan

Dua astronom NASA mengamati ukuran Matahari ternyata lebih besar dari yang diperkirakan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 01 Agu 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 06:30 WIB
Ilustrasi badai Matahari
Ilustrasi badai Matahari (NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein).

Liputan6.com, California - Kita semua tahu ukuran Matahari tentu besar. Namun, studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan mengungkap ukuran matahari justru lebih besar dari yang diperkirakan.

Adalah Xavier Jubier dan Ernie Wright, astronom NASA yang meneliti ukuran Matahari dengan sekumpulan data di Solar Dynamics Observatory (SD). Mereka menyadari hal tersebut saat mengamati gerhana Matahari yang berlangsung di Amerika Serikat (AS).

Baik Jubier dan Wright mengaku, proses pengukuran Matahari bukan perkara mudah. Apalagi, ukurannya berubah-ubah seiring dengan pergantian suhu panas yang tak tentu.

"Mengukur Matahari dengan penggaris ternyata lebih sulit dari yang kami pikir, karena ia benar-benar besar dari yang diperkirakan," ungkap Wright.

Pun demikian, Jubier dan Wright tidak dapat mengestimasikan secara detail berapa ukuran Matahari yang sebenarnya. Mereka hanya merujuk pada ukuran terakhir yang ditetapkan International Astronomical Union, yang pada saat itu memperkirakan matahari memiliki radius 432.280 mil (695.700 kilometer).

Ukuran Matahari pertama kali diumumkan oleh seorang astronom Jerman bernama Arthur Auwers pada 1891. Kala itu, ia menggunakan metode photosphere dengan mengamati ukuran Matahari secara langsung. Bedanya, waktu itu ukuran Matahari memiliki radius 432,470 mil (696,000 kilometer).

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

NASA dan Misi Menggapai Matahari

NASA sendiri berencana ingin meneliti Matahari lebih dekat. Sebagai langkah awal, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut meluncurkan pesawat luar angkasa yang akan menuju atmosfer matahari. Misi tersebut diberi nama Solar Probe Plus atau SPP.

Menurut laporan, SPP adalah misi penelitian NASA dalam rangka memberikan wawasan tentang perilaku bintang-bintang dan informasi seputar cuaca luar angkasa. Pesawat SPP akan diluncurkan pada pertengahan 2018.

Adapun pesawat luar angkasa yang akan membawa misi ini dirancang untuk terbang dalam jarak empat juta mil dari matahari. Jarak tersebut hampir tujuh kali lebih dekat ke matahari daripada pesawat sebelumnya.

"Solar Probe Plus akan menukik hingga 4 juta mil dari permukaan matahari dan akan menghadapi panas dan radiasi yang tidak dialami pesawat antariksa sebelumnya," demikian pernyataan NASA.

Sebelumnya, NASA akan meluncurkan robot ke matahari untuk menganalisis aktivitasnya yang dianggap berbahaya dan dapat membahayakan kehidupan manusia di Bumi. Namun, NASA justru akan mengirimkan pesawat luar angkasa untuk meneliti cuaca luar angkasa dan bagaimana bintang-bintang bekerja

"Misi ini akan memberikan wawasan tentang Matahari dan Bumi. Data ini akan menjadi kunci untuk memahami, dan mungkin, meramalkan cuaca luar angkasa," jelas NASA.

Menurut informasi, pesawat SPP terbuat dari perisai komposit karbon setebal 4,5 inci, yang akan melindungi seluruh peralatan teknologi yang ditempatkan di dalamnya. Pada titik terdekat dengan matahari, pesawat akan bergerak dengan kecepatan 450.000 mil per jam.

(Jek)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya