Evan Spiegel Bantah Snapchat Bakal Ditutup

CEO Snap, Evan Spiegel, membantah layanan Snapchat akan ditutup pada bulan ini.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Nov 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 10:30 WIB
Pendiri Snapchat, Bobby Murphy dan Evan Spiegel, serta Presiden NYSE Group, Thomas Farley
Pendiri Snapchat, Bobby Murphy dan Evan Spiegel, serta Presiden NYSE Group, Thomas Farley (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Snap, Evan Spiegel, membantah layanan Snapchat akan ditutup pada bulan ini. Hoax mengenai penutupan Snapchat ini sempat viral di internet.

Dilansir Business Insider, Selasa (7/11/2017), hoax tersebut berasal dari situs web berita prank bernama Channel 45 News dan berhasil menipu banyak orang. Kemunculan informasi bohong itu akhirnya membuat Spiegel buka suara.

Melalui akun Twitter miliknya, Spiegel mengatakan bahwa berita soal penutupan Snapchat adalah bohong. Hoax ini sekaligus berhasil membawa Spiegel kembali ke Twitter setelah absen selama dua tahun.

Selain Spiegel, akun resmi Snapchat di Twitter, @snapchatsupport, juga menyampaikan bantahannya. "Kami tidak tutup. #fakenews," tulis @snapchatsupport.

Adapun hoax yang beredar menyebutkan Snapchat akan tutup pada 14 November 2017. Aplikasi itu dikatakan tidak lagi bisa ditemukan di semua toko aplikasi pada tanggal tersebut.

Channel 45 News menyebutkan alasan penutupan Snapchat terkait permasalahan hak cipta dan berbagai isu legal dengan Facebook, Instagram dan Musical.ly.

"Pada 14 November 2017, semua aplikasi Snapchat akan dihapus dari semua perangkat dan toko aplikasi. Disclaimer, semua data dan media yang ada di dalam aplikasi juga akan dihapus bersamaan dengan aplikasi," demikian isi hoax yang ditulis Channel 45 News.

Penjualan diduga menurun

Terlepas dari hoax penutupan layanannya, Snap pada bulan lalu dilaporkan tengah menghadapi masalah karena penjualan kacamata pintar Spectacles, terus mengalami penurunan. Animo Spectacles di Negeri Paman Sam tidak bertahan lama.

Snap dilaporkan tengah kelimpungan karena penurunan penjualan tersebut. Lebih dari ratusan ribu Spectacles tidak terjual dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan ketertarikan pasar terhadap kacamata tersebut tidak lagi sebesar tahun lalu.

Di sisi lain, pihak Snap membantah laporan tersebut dan menegaskan komitmen untuk menjual Spectacles hingga akhir 2017. Spiegel pada awal 2017 mengatakan, Spectacles telah terjual lebih dari 150.000 unit. Namun, tidak diketahui jumlah unit yang dikapalkan ke seluruh dunia.

Snap sendiri memang tengah berupaya menggeber divisi perangkat kerasnya. Selain Spectacles, perusahaan juga sedang menggarap drone. Untuk merealisasikan ambisinya itu, Snap mengakuisisi startup pembesut drone bernama Ctrl Me.

Snap adalah perusahaan media sosial dan tekologi asal Amerika Serikat (AS) yang didirikan pada 16 September 2011 oleh Spiegel dan Bobby Murphy.

Perusahaan awalnya memiliki nama Snapchat Inc, tapi diubah menjadi Snap Inc pada 24 November 2016 untuk memasukkan produk Spectacles di bawah satu nama induk usaha. Snap Inc resmi melantai di bursa dengan simbol SNAP pada awal Maret 2017.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya